0.2

75 17 1
                                    

Chp 0.2
The Beginning

"Can you take me to this hotel?" Yuna atau yang kini berubah namanya menjadi Hussey menunjukkan alamat hotel pada supir taksi yang ia tumpangi sekarang.

"Sure."

Mobil berjalan membelah jalanan kota Berlin. Ah ia sudah mendarat beberapa menit yang lalu, ia juga menyempatkan singgah untuk mengganjal perutnya sementara sembari menunggu taksi yang ia pesan datang.

Yuna merasakan euphoria itu. Selama 16 jam didalam pesawat sungguh sangat menyiksa namun menyenangkan juga disaat yang bersamaan. Kota eropa, Yuna dari dulu sangat ingin kesini hingga akhirnya semuanya terwujud sekarang. Sungguh ia benar-benar berterima kasih pada Chaeryeong.

Ia seperti merasa masuk ke dalam dunia dongeng. Semua bangunan disini sangat elegan, juga gaya khas eropa sekali dan itu sangat menyenangkan juga menarik baginya.

Ah dia menjadi penasaran, apa yang terjadi di Seoul sekarang? Tentunya orang tuanya pasti akan panik saat tidak dapat menemukan anak semata wayangnya yang pergi tiba-tiba tanpa meninggalkan jejak apapun.

Lalu Jisung, apa yang terjadi pada lelaki itu dan apa yang akan ia perbuat?

Yuna menggelengkan kepalanya pelan menghilangkan semua pikiran itu, yang terpenting sekarang adalah kebebasannya.

Ia sudah lama tidak merasakan kebebasan yang seperti ini. Memang semakin kita dewasa semakin banyak juga beban yang pikul bahkan mencari kesenangan sendiri saja susah.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya taksi yang ditumpanginya berhenti di alamat yang ia berikan tadi, yap hotel. Hotel itu sangat berkelas dan yang pasti hanya orang berduit tebal yang mampu bermalam disana.

Yuna turun dari taksi dengan kopernya yang dibantu oleh sang supir turunkan, ia lagi-lagi kagum dengan nuasa kota serta negara ini.

Memilih menyudahkan aksi kagumnya, Yuna melangkahkan kakinya memasuki hotel tersebut dengan koper yang ia seret.

Ia masuk ke lobby dan langsung saja ke meja resepsionis untuk melakukan check in pada kamar yang sudah Chaeryeong reservasi.

"Atas nama siapa?" Tanya sang resepsionis, matanya terpaku pada layar komputer, tangannya-pun sibuk oleh mouse yang mondar-mandir itu.

"Hussey Shim."

"Ah baik, mohon tunggu sebentar."

Perempuan itu, sang resepsionis memeriksa komputernya akan kamar yang sudah di pesan oleh Yuna.

Awalnya dia agak sedikit bingung karena merasa ganjil, namun setelahnya ia langsung menyerahkan cardlock yang sudah terdapat nomor kamar pada Yuna.

Yuna menerimanya dengan senang hati, tak lupa juga ia berucap berterima kasih kepada sang resepsionis. Sang Porter hotel menghampiri dan membantu Yuna dengan membawakan barangnya.

Tadinya Yuna menolak tetapi mengingat itu pekerjaan karwayan hotel di bagian ini, membuatnya membiarkan.

Mereka berdua memasuki lift yang kebetulan sedang kosong. Sang Porter dengan sigap memencet tombol yang menunjukkan nomor 22.

ROYAL ESCAPEWhere stories live. Discover now