- Pacaran?

381 88 5
                                    

"ADUH, deg-degan banget,"

"Tai. Pas kuliah paling semangat lo bolos, giliran bagi IP geter juga." balas Jendra sewot.

"Elah Jen, lo gak liat nih di bahu gue ada beban harapan keluarga? Urang teh anak kesatu di keluarga urang, Jen. Maneh gak akan pernah tau rasanya." balas Putra, membela diri. "Berapa target IP lo semester ini?"

"3.50, nego dikit 3.49 dah."

"Anjing merasa pinter lo nargetin segitu? Gue diatas 3 aja kayaknya udah alhamdulilah."

"Bismillah sih gue dapet segitu, kan gue rajin masuk. Gue juga pinter kalo dibandingin sama elu."

"Mau minta apaan lo ke emak-bapak lo tiba-tiba nargetin dapet IP segitu?"

"Rubicon."

"Orang gila." sahut Putra cepat seraya memalingkan pandangannya dari Jendra.

Seseorang dari dalam ruangan administrasi tiba-tiba saja keluar, memberitahu bahwa pengambilan nilai Indeks Prestasi semester genap sudah bisa dilaksanakan. Jendra langsung bangkit dan meninggalkan Putra yang masih duduk di tempatnya dengan wajah panik.

"Jen, anjrit bentar kenapa sih, buru-buru amat?" protes Putra yang kemudian ikut bangkit, menyusuli Jendra yang berada di depannya.

"Gue buru-buru. Abis ngambil nilai gue langsung cabut."

"Balik Bogor?"

"Enggak, anterin cewek gue ke stasiun."

"Gaya anjing cewek, jadian aja blom."

"Berisik jomblo, gak suka aja." balas Jendra tidak mau kalah.

Jendra memutuskan untuk mengambil nilainya lebih dulu, ketika Putra justru memilih untuk menunggu di depan ruang administrasi. Putra tidak mau mengambil nilai miliknya jika ia belum melihat nilai milik Jendra. Padahal, Jendra sebenarnya juga tidak terlalu percaya diri dengan nilainya semester ini.

Jendra keluar dari ruang administrasi lima menit kemudian, dengan membawa sebuah map di tangannya. Seperti perjanjiannya dengan Putra sebelum memasuki ruangan tadi, Jendra kini berdiri di hadapan Putra yang tengah menunggunya dengan antusias.

"Berapa?" tanya Putra penasaran.

"Belum gue buka anjir, sabar."

"Cepet buka, nilai gue pasti dibawah lo."

Tanpa basa-basi, Jendra membuka map yang ada di genggamannya dan membaca rentetan nilai yang tertera pada selembar kertas di dalam map. Ketika netra Jendra sampai di angka paling bawah tabel nilai, Jendra sontak kembali menutup mapnya dan menatap Putra tidak percaya.

"Anjing."

"Fak????"

"Kok bisa nyet dapet segitu?" tanya Putra heran.

"Gak tau?" balas Jendra yang turut keheranan.

Ketika Jendra tengah memikirkan mengapa nilainya dengan Putra, sebuah getaran yang berasal dari ponselnya membuat Jendra kembali tersadar.

Jasmin : Jen, aku duluan aja yaa ke stasiun
Jasmin : Takut ketinggalan kereta

Jendra : Eh ini aku udah, otw tunggu bentar

Jasmin : Oh udah?
Jasmin : Yaudah aku tunggu di depan kost

"Gue balik." ucap Jendra sambil memasukan map ke dalam tas dengan tergesa.

"Jen lo kaga kepo sama nilai gue dulu nih?"

"Chat aja, gue harus anterin Jasmin."

"Yaudah, tiati."

[PROSES REVISI] JanganWhere stories live. Discover now