4. Kid with Popularity

1K 148 3
                                    

Elena Whitney Diggory.

Sesuai dugaan Cedric, putri masa depannya sangat menarik perhatian. Walaupun gadis itu diam tak melakukan apapun, semua sorot mata akan mengarah kepadanya.

Elena adalah gadis ceria, ramah, energik, dan suka berbaur dengan orang lain. Mengenai sifat dan sikap yang menurun padanya, Cedric tak perlu menyangsikannya. Ia tahu jelas bahwa semua berasal darinya.

Masalahnya hanya satu, sudah lebih dari lima orang pemuda yang tiba-tiba menghampirinya untuk meminta bantuan agar ia bersedia membantu pemuda-pemuda tersebut mendekati Elena. Tentunya, sebagai seorang ayah yang khawatir pada putrinya, Cedric tak bisa membiarkan hal itu begitu saja. Ia diam-diam mengawasi para pemuda tersebut termasuk Elena dengan alasan Cedric adalah sepupu jauh Elena.

Untuk sementara itu adalah alasan yang tepat agar orang-orang tak bertanya mengapa Cedric bisa begitu akrab dengan Elena, si murid baru.

Saat ini Cedric baru saja mengiyakan permintaan seseorang yang berasal dari asrama Ravenclaw. Pemuda itu meminta Cedric untuk menyerahkan sekotak coklat agar Elena mau menerimanya. Tapi, Cedric tak sebodoh itu. Cedric tetap menerima pemberian si pemuda Ravenclaw dan ia meminta bantuan Felix untuk mencicip satu butir coklat. Benar dugaannya, bak orang gila, Felix kini menatap atap kamarnya dan menggumamkan nama pemuda Ravenclaw tersebut berkali-kali.

Itu adalah efek dari ramuan amortentia. Seketika tubuh Cedric merinding. Apakah putrinya akan baik-baik saja?

Cedric menepuk dahinya dan ia akan bertanggung jawab atas kecelakaan yang dialami Felix saat ini.

Pada akhirnya Cedric meminta beberapa anak yang lain untuk mengantar Felix ke sayap kastil. Sementara itu, melihat paniknya suasana asrama Hufflepuff, dahi Elena berkerut. Ia sedang berada di ruang rekreasi dengan Susan Bones. Mereka baru saja mengerjakan tugas herbologi dan tiba-tiba kegaduhan akan Felix terdengar.

"Apa yang terjadi dengannya?" Elena berceletuk, berhenti menatap buku herbologinya.

Susan Bones mengangkat bahunya. "Entah, kurasa ada yang mengalami kecelakaan. " Jawab Susan dengan santai, gadis itu menjawab demikian karna beberapa anak berkata akan membawa Felix ke sayap kastil.

Tak lama, Cedric tiba di ruang rekreasi dengan langkah buru-buru. Pemuda tampan itu membakar sekotak coklat di perapian. Elena yang melihat tingkah ayahnya sedikit heran, tapi ia tak mungkin memanggil Cedric dengan sebutan ayah di depan Susan.

Seakan sadar bahwa Cedric sedang diperhatikan, Cedric menoleh dan mendapati putrinya mengerutkan dahi dari jauh. Pemuda itu tak banyak bicara dan melangkah mendekati Elena dan memegang kedua bahunya erat. "Elena, mulai sekarang jangan pernah terima hadiah apapun dari orang lain!"

Susan yang mendengar suara Cedric meninggi, gadis itu turut mengerutkan kening. Apa Cedric baru saja memarahi sepupunya? Apa itu karena kepopuleran Elena mengalahkan kepopuleran Cedric?

Elena yang bingung, memandang wajah ayahnya. "Ada apa? Apa ada yang terjadi--"

"Intinya... jangan pernah terima hadiah apapun dari orang lain. Mengerti?"

Ketegasan Cedric tak pernah bisa ia bantah, di masa depan pun begitu. Ketika ayahnya mengatakan sesuatu yang tegas, Elena tak akan berani membantah. "Oh, okay," jawabnya kikuk. "Dad." Berbisik.

***

Jika kepopuleran Elena membuat orang-orang terpana, maka berbeda dengan yang dialami David dan Scorpius. Dua pemuda baru di asrama Slytherin itu juga menarik perhatian. Bila David dikenal sebagai pemuda yang tampan, maka Scorpius dikenal sebagai kerabat jauh Malfoy yang kaya.

Time Turner ✓Where stories live. Discover now