13. Sunflower

85 25 0
                                    

Vote

Happy reading :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading :)

.

.

.

"Sena, kemarin lo ke mana? Kok nggak masuk? Drop lagi, ya?"

Pertanyaan bertubi-tubi datang dari mulut Juan. Berisik sekali sampai-sampai Sena menyumpal telinganya menggunakan jari telunjuk.

"Kebiasaan. Kalo gue ngomong jangan ditutup telinganya," sungut Juan sebal.

Sena tak mempedulikan Juan, memilih untuk duduk di bangkunya. Berharap bisa tenang, Sena malah didatangi oleh satu orang. Alexa.

Ingat? Dia pernah muncul di chapter delapan. Orang yang membantu Sena untuk mengobati luka yang disebabkan lemparan bola basket.

Nah, sekarang orang itu berada tepat di depan Sena.

"Kenapa kemarin nggak masuk?"

Sena mendengus kesal. Pertanyaan yang sama diajukan kembali oleh orang yang berbeda. Tadi Juan, sekarang Alexa.

"Kemarin gue sakit." Akhirnya, mau tak mau Sena menjawab pertanyaan itu. Terpaksa. Dari pada tidak menjawab dan malah membuat Alexa menanyakan dirinya terus-terusan.

Dasar. Manusia jaman sekarang terlalu banyak penasaran.

Sena hanya bisa menghela napas lega setelah Alexa pergi dari hadapannya. Sebenarnya, Sena belum sepenuhnya pulih. Imunitasnya belum membaik. Tubuhnya masih sedikit lemas. Namun, Sena tetap memaksakan diri untuk beraktivitas seperti biasa. Padahal Sunoo sudah menyuruhnya untuk beristirahat di rumah hari ini. Keras kepala memang.

Semoga saja hari ini ia tak pingsan.

☼☼☼

Hari sudah sore. Tentu mereka sudah pulang dari sekolah.

Sena yang baru saja pulang langsung tertidur pulas karena kelelahan. Sementara, Sunoo mengerjakan PR kimia. Sunoo mendudukkan dirinya di kursi, lalu membuka bukunya. Matanya mulai membaca pertanyaan pertama.

"Susah banget sih! Dasar kimia! Gue sampe heran, kenapa bisa kembaran gue suka sama kimia?" keluh Sunoo setelah membaca salah satu pertanyaan di buku.

Karena sudah kelewat pusing, Sunoo menutup bukunya. Kepalanya bersandar pada sandaran kursi, membiarkan imajinasi membawanya untuk menenangkan pikiran.

Sunoo baru ingat jika semalam ia menemukan secarik kertas di jendela kamar rawat Sena. Dirinya langsung beranjak mencari kertas itu. Seingatnya, Sunoo menyimpannya di saku celananya yang ia pakai kemarin. Untung saja belum ia masukkan ke mesin cuci.

Auto Superhero || Sunoo (END)Where stories live. Discover now