3. A Crazy Offer

1.9K 168 34
                                    

Benda bernama stylus pen itu bergerak menyempurnakan tiap garis dari sketsa yang sudah dibuat lebih dulu. Pandangan mata Gianna sedari tadi tak lepas dari benda pipih yang ia pegang. Setelah kembali kerumah dengan diantar oleh Lula, Gianna langsung mandi dan berganti pakaian kemudian turun untuk mengisi perutnya yang sudah meronta kelaparan sejak pagi. Gadis itu memutuskan untuk tidak kembali ke kamar dan memilih berbaring diatas ayunan gantung rotan yang terpasang di gazebo samping kolam renang rumahnya.

Gianna memandangi hasil karya yang baru saja ia selesaikan, sebuah desain ballgown dress dengan warna gradasi red violet ombre itu terpampang pada layar iPad. Jika orang lain mungkin akan merasa senang setelah menyelesaikan pekerjaannya, maka tidak untuk gadis itu, ia menghela nafas panjang, bibirnya mengerucut. Pasalnya, Gianna melakukan hobby mendesain pakaian itu agar menghilangkan pikirannya sejenak dari ponsel miliknya yang masih berada di tangan orang yang bahkan belum ia kenal secara resmi. Selesainya gambar yang dikerjakan membuat dirinya kembali teringat akan masalah menyebalkan yang sedang ia alami saat ini. Itulah sebab, kenapa dirinya kembali menjadi kesal.

"Mungkinkah kumiliki, cinta seperti ini lagi, jangan biarkan aku kehilangan diri...mu."

Suara itu membuat Gianna bangun dari duduknya yang sebelumnya menyandar pada ayunan. Gadis itu menoleh kebelakang, mendapati seorang wanita yang baru satu bulan lalu memasuki usia tiga puluh tahun berjalan kearahnya, senyumnya terlihat sumringah.

"Coba dengarkanlah sumpahku janji suci, dari hati... aku cinta kamu." wanita itu kembali bersuara, sembari menunjuk kearah Gianna, menyanyikan sebuah lagu yang terdengar asing untuk gadis yang masih duduk diposisinya, menatap kearah wanita di hadapannya itu dengan wajah datar.

"Jangan dengar kata mereka, yang tak ingin kita satu...yakinkan aku milikmu, aku milikmuuuu."

Selesai menyanyikan lirik terakhir dengan penuh penghayatan, wanita yang rambutnya di ikat ekor kuda itu mengerling kearah gadis yang masih menampakan wajah tanpa ekspresi didepannya.

"Hai, sweety." wanita itu menyapa dengan hangat.

"Tante Arla habis dari kencan buta, ya?. Om-om kece mana lagi sekarang yang jadi rekomendasi dari Papa?."

"Kencan buta?."

Gianna mengangguk, seketika berubah antusias. "Ayo tan, cerita ke Gia, gimana orangnya?, gimana personality calon om nya Gia yang sudah berhasil menembus benteng pertahanan hatinya seorang Arla Dewita Nolan?."

"Apasih anak kecil, siapa juga yang habis dari kencan buta?."

"Loh, itu tadi tante nyanyi-nyanyi kayak yang lagi in the mood for love. Seneng karena habis kencan buta kan?."

"Idih, ya gak lah." wanita bernama Arla tersebut mengernyit, merasa jika ia tidak akan melakukan hal se-norak itu. "Masa kamu gak tau sih?, itu kan lagu yang masuk top charts di berbagai platform musik beberapa minggu ini."

Gianna menggeleng, membuat wanita didepannya berdecak malas.

"Ituloh Gi, single terbarunya Agara Rigel. Salah satu single yang nanti bakal ada di album ketiganya. Serius kamu kok gak tau?, ini lagu diputar dimana-mana loh padahal, payah nih kamu gak update."

Mendengar nama yang disebut oleh tante-nya itu seketika membuat mood nya berubah. Kenapa hari pertama yang harusnya menjadi hari 'tenang' untuknya karena kemarin baru saja selesai ujian akhir tiba-tiba berubah gundah gulana hanya karena satu nama yang sebelumnya tidak begitu ia kenal. Dirinya mungkin pernah mendengar lagu-lagu dari laki-laki itu, terlebih sahabat-sahabatnya Lula dan Gianna juga sering tiba-tiba membahas tentang Agara jika tak sengaja lagu miliknya terputar di tape saat mereka berada di mobil. Tapi, Gianna tidak pernah fokus mendengarkan, tidak pernah ingin tau siapa itu Agara, yang ia tau Agara salah satu artis, dan informasi itu saja sudah cukup untuknya. Gianna tidak menyangka jika nama Agara Rigel begitu dikenal oleh orang-orang, termasuk tante-nya yang bisa dibilang cukup gaul karena mengikuti berita up to date anak muda yang lagi happening.

Secret RelationshipWhere stories live. Discover now