18. Sunflower

1.5K 160 78
                                    

"Seru juga ya bareng mereka, baru pertama kali ketemu kayak udah langsung bisa klop gitu."

Caleb mengulir layar ponsel milik nya secara bergantian, melihat-lihat hasil foto yang tadi diambil saat di bandara. Dirinya dan juga Agara sekarang sedang dalam perjalanan untuk segera pulang, karena tadi laki-laki itu tiba-tiba menunda sementara meeting bersama manajemen yang sudah dijadwalkan dari jauh-jauh hari hanya karena mendengar Caleb ingin ke bandara dengan alasan 'ikut menemani Gianna' untuk mengantar salah satu temannya

Tanpa diajak dan basa-basi, Agara langsung memilih ingin ikut. Ia tidak peduli jika keberadaan tanpa undangannya menganggu atau tidak, yang Agara tau, Caleb—laki-laki itu tidak boleh pergi menemui Gianna sendiri saja.

"Sayang banget ya, gak bisa ketemu lengkap lagi, si Nania nya malah pergi." suara Caleb kembali terdengar.

Agara yang tengah sibuk mengemudi, diam-diam mencuri pandang kearah ponsel yang masih dipegang oleh Caleb, ikut melihat foto-foto yang berganti dari foto satu ke foto lainnya.

"Segitu doang Le?"

Mendengar orang disebelahnya berbicara, Caleb menoleh. "Apaan?"

"Itu fotonya, kok cuma dikit, perasaan tadi banyak deh."

Kedua alis Caleb menekuk, nampak bingung.

"Kok lo tau?" tanyanya, sebelum pada akhirnya ia menyibir paham. "Yeee kalau lagi nyetir yang bener dong bos, gak usah ngelirik-lirik kearah lain."

"Gak sengaja aja tadi ikut ngeliat."

"Halah." respon Caleb malas. "Iya, cuma segitu doang, foto-fotonya Gianna, Lula sama Nania nya udah gue kirim ke mereka, jadi sisa foto yang gak ada muka gue, gue hapusin."

"Lo hapus?"

"Iya, kenapa emangnya?"

Agara menelan ludah, sebelum kembali membuka mulut. "Foto gue sama Gianna, masih ada kan?"

"Ya gue hapus lah, kan gak ada muka gue nya, ngapain nyimpen foto yang gak ada gue?" lontar Caleb santai.

"Belum lo kirim ke gue atau Gianna?"

"Belum, kenapa?"

Agara menghela napas, dalam hati merasa ingin sekali menurunkan sahabatnya itu dari mobil miliknya, sekarang juga.

"Gue kira lo gak mau fotonya, lagian tadi cuma iseng doang kan lo minta foto berdua? gak ada niat kan? yaudah, gak masalah dong kalau dihapus, daripada menuhin memori gue."

"Eh lele, itu foto sebiji gak akan langsung menuhin kapasitas penyimpanan lo, tinggal kirim doang padahal."

"Oh—lo suka?"

Agara menoleh, satu alisnya terangkat. "Apa nya?"

"Ya foto nya lah, emang lo ngiranya apa?"

"Hah?" Agara tiba-tiba menjadi salah tingkah.

"Hah hoh hah hoh, udah deh, jangan belagak geblek" Caleb menggerutu, kepala nya berputar, menoleh kearah laki-laki disebelahnya. "Straight to the point aja deh, gue tanya sekali lagi, lo suka apa gak sama Gianna?"

Ditanya seperti itu serta membuat Agara menegang di tempat, kedua tangannya berpegang erat pada stir mobil. Pasalnya, apa yang ia rasakan berbeda saat Caleb mengajukan pertanyaan itu untuk pertama kalinya pekan lalu. Kemarin, jantungnya tidak sampai berdegup kencang seperti saat ini.

Jujur, selama sepekan ini ia sadar seperti ada sesuatu yang mengganjal, ada perasaan asing yang ia rasakan. Ditengah kesibukan pekerjaannya, entah bagaimana Gianna—perempuan itu bisa tiba-tiba hadir begitu saja didalam pikirannya, terlebih saat dirinya sudah ditinggal sendirian, setelah seharian sibuk dengan urusan pekerjaan, sedetik saja ia tidak melakukan apa-apa, maka bayangan wajah dari perempuan itu langsung mendominasi.

Secret RelationshipМесто, где живут истории. Откройте их для себя