~29~

84.9K 14.9K 2.6K
                                    


Astaghfirullah, mau istighfar dulu:)

Ok lanjut,,

~Pertempuran antara Venomous dan Deadly~

~H a p p y R e a d i n g~

Kediaman Hanstanta, tepatnya di kamar si bungsu Zila. Ada seorang gadis yang berdiri di balkon kamar tersebut dengan terus menatap lurus ke depan.

   Gadis yang memakai dress selutut berwarna putih itu terus menatap ke arah pintu gerbang. Tanpa menghiraukan angin malam yang berhembus dingin mengenai kulit putihnya.

"Zora? Gue cariin dari tadi, ternyata disini,"

   Gadis dengan perban yang ada didahinya itu menoleh pada Zila yang datang menghampirinya.

"Kak Zey nggak bakalan pulang malam ini," Jelas sekali ekspresi murung diwajah berpipi tembem Zora mendengar perkataan Zila barusan. Sedangkan Zila tersenyum geli melihatnya.

"Mereka lagi tawuran kan?" Tanya Zora pelan.

"Kenapa? Lo khawatir? Khawatir sama Kak Zey?" Zila tertawa.

"Tenang aja, dia nggak bakalan mati. Seharusnya lo khawatirin kakak lo si Bara bego itu. Venomous itu beringas, monster semua isinya." Zila ikut memandang lurus ke depan.

"Kapan aku bisa pulang?"

"Lo sementara di sini dulu, anggota Deadly itu lagi ngincar lo."

   Zora melirik Zila, ia dibawah oleh Zeynar ke kediaman Hanstanta sore tadi. Sempat bingung tapi dia hanya menurut karena Bara juga menyuruhnya untuk mengikuti Zeynar. Entah kenapa dia sekarang memikirkan kakaknya itu.

"Ayo masuk! Disini dingin. Gue bakal bantu lo ganti perban sekalian kita nonton drakor, mau kan?"

   Zora tersenyum tipis lalu mengangguk. Keduanya masuk ke dalam kamar Zila.

-----

"Beraninya lo nyentuh dia!!" Geram Reza. Mukanya terlihat memerah karena marah. Perkataan Zeynar terus terngiang dikepalanya. Badannya gemetar menatap dengan aura permusuhan dengan Zeynar.

   Dia menarik kerah baju Zeynar dan memojokkan pemuda itu ke dinding kamar Zora. Tangannya dengan cepat ditahan oleh Zeynar ketika dia akan menghajar pemuda itu.

   Reza menggeram marah, rasanya sangat gila jika perkataan Zeynar tadi benar adanya. Emosinya memuncak dan memaksakan tangannya yang ditahan oleh Zeynar untuk menghajar pemuda itu.

   Zeynar terkekeh, dia menendang perut Reza dengan lututnya dan menampar pria itu dengan sangat keras. Reza mundur beberapa langkah. Sudut bibirnya yang belum sembuh kini kembali mengeluarkan darah.

   Tidak sampai di situ, dengan gerakan memutar Zeynar menendang wajah Reza sampai pemuda itu tersungkur ke lantai.

   Zeynar berjongkok di depan Reza dan menarik kerah baju pemuda itu. "Sejujurnya, lo bukan tandingan gue."

   Reza terbatuk kecil, wajahnya dipenuhi lebam. Ia membalas tatapan tajam Zeynar.

"Sejak awal dia milik gue, lo nggak berhak buat milikin dia, apalagi nyentuh dia." Geramnya.

   Zeynar berdecak, ia berdiri dan menyeret Reza dengan menarik kerah bajunya untuk keluar dari kamar Zora. Reza berusaha memberontak tapi tenaganya sudah terkuras habis. Lukanya belum sembuh dan tendangan dari Zeynar tadi benar-benar membuatnya langsung tumbang.

"Zora, Claazora. Aarrghh, cuman perempuan itu yang buat gue gila."

  Reza diseret menuju tangga. Sedangkan Zeynar tersenyum seperti psikopat yang baru saja mendapatkan mangsanya.

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)Where stories live. Discover now