Rebirth Turn

107-108

Chapter 107: things in the car

Ketika Su Mo berjalan ke sisinya, Lu Yan mengendurkan tubuhnya dan bersandar padanya. Faktanya, Lu Yan tidak terlalu mabuk, meskipun kepalanya sakit, kesadarannya masih sangat jelas. Tetapi dia tahu bahwa lebih baik berpura-pura mabuk saat ini. Dia hanya menekan seluruh orang di sisi lain, kepalanya bersandar ke lehernya, satu tangan menggantung ke bawah, tangan lainnya melingkari pinggang sisi lain, dan di bawah penutup posturnya, jari-jarinya tampak sedikit sensitif terhadap sisi lain. Digaruk dengan lembut di pinggang.

Karena kontak dekat, Lu Yan dapat dengan jelas merasakan bahwa tubuh Su Mo membeku, dan langkah kakinya menjadi sedikit tidak wajar. Meskipun dia tidak bisa melihat ekspresinya, Lu Yan merasa sedikit gatal di hatinya selama dia memikirkannya mencoba berpura-pura tidak terjadi apa-apa, dan gerakan tangannya menjadi semakin tidak terkendali.

Popularitas Lu Yan yang baik dan citra baik yang selalu dia bangun memainkan peran lagi saat ini. Meskipun banyak orang memperhatikan bahwa dia baru saja menarik dengan Xiao Xuyan, kebanyakan orang berpikir bahwa Xiao Xuyan terjerat dengan Lu Yan karena mabuk, atau itu adalah dua Semua orang mabuk dan tidak sengaja berkumpul. Singkatnya, setelah proposal profil tinggi Lu Yan, citra pria baik yang penuh kasih sayang dan berdedikasi telah terbentuk, dan tidak ada yang percaya bahwa Lu Yan akan mengambil inisiatif untuk berhubungan dengan orang lain pada saat seperti itu.

Semua orang menunjukkan perhatian yang besar terhadap kemabukan Lu Yan. Ketika Su Mo membantunya berjalan melewati kerumunan, mereka semua menunjukkan "bagaimana kabarnya", "apakah kamu baik-baik saja" dan "apakah kamu ingin membantu". Saya percaya bahwa jika Lu Yan tidak dibantu oleh Presiden Su, yang selalu acuh tak acuh terhadap orang asing, sekelompok orang akan bergegas membantu.

Hanya setelah dia jauh dari keramaian, Su Mo meraih tangan Lu Yan yang membuat masalah di pinggangnya. Pinggang awalnya adalah salah satu tempat paling sensitifnya, dan sentuhan Lu Yan adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dia tolak, ditambah pihak lain semakin intensif dan sesekali menjilat dan bernapas di sisi lehernya. Arus listrik dari tempat yang disentuhnya mengalir melalui tubuhnya, dan Su Mo sangat lembut sehingga dia hampir tidak bisa berjalan. Jika bukan karena pengendalian dirinya, yang selalu lebih tinggi dari orang biasa, aku khawatir dia akan kehilangan kesabaran saat itu juga.

Tawa rendah Lu Yan terdengar di sisi lehernya, dan ketika dia terlalu dekat, dia bisa dengan jelas merasakan getaran dadanya: "Ada apa, kamu marah, kan?" Di belakang telinga, itu menjadi lebih gatal. .

Su Mo mengerutkan bibirnya, tidak berbicara, dan diam-diam memimpin orang-orang sampai ke tempat parkir. Setelah beberapa suara "didi" yang teredam, pintu mobil terbuka, dan Su Mo membuka pintu kopilot dan memasukkan Lu Yan ke dalam. Ketika dia berdiri tegak, pergelangan tangannya dicengkeram, dan Su Mo melepaskan diri dengan sedikit kekuatan. Lu Yan tidak kesal, menyipitkan matanya, dan hanya menatapnya dengan seringai.

Su Mo membalikkan bagian depan mobil dan duduk di kursi pengemudi, memegang kemudi dengan kedua tangan, tetapi tidak berniat untuk memulai. Setelah beberapa saat, dia menoleh untuk melihat Lu Yan, dengan senyum di matanya tetapi tidak tersenyum, dan kalimat pertama yang dia katakan adalah: "Bagaimana rasanya diakui oleh seorang bocah lelaki yang cantik?"

Senyum di sudut mulut Lu Yan semakin dalam, dan nadanya seringan bisikan: "Apakah kamu cemburu?"

Su Mo menurunkan matanya dan terdiam beberapa saat, lalu mengangkat matanya dan berkata, "Sedikit."

Mabuk meningkat, Lu Yan bersandar di sandaran sedikit dengan lemah, tetapi matanya tidak berkurang dengan senyum, dan dengan sedikit menggoda, dia dengan sengaja berkata dengan acuh tak acuh, "Rasanya cukup enak."

Ekspresi Su Mo masih acuh tak acuh, seolah dia tidak peduli, dan menjawab dengan seteguk, "Benarkah?" Tiba-tiba, tubuhnya berbalik ke samping, dia menekan bahu Lu Yan, dan menciumnya sekaligus.