24

160 14 1
                                    


Langkah kakiku terasa berat, mengingat ini hari terakhirku kuliah semester ini, yang berarti sepuluh hari lagi aku akan menghadap UAS, aku sendiri tidak yakin dengan pencapaianku semester ini, aku rasa aku terlalu sibuk dengan masalah kesehatanku, dan Kevin, yang aku harap akan selesai dalam waktu satu bulan kedepan, biarpun harus berakhir Kevin tidak terpenjara, setidaknya ini cukup untuk membuatnya belajar, dan cukup untuk diriku memulai untuk berbesar hati. Tentang orang tuaku? Terakhir kali ibuku menelfonku mungkin sekitar seminggu yang lalu, entah ibuku merasa bersalah atau malah setuju dengan ayahku, menukarku dengan uang pemberian Brian. Aku masih tidak bisa biasa saja mengingat kejadian seminggu lalu, kekecewaanku mungkin mereda, namun masih ada perasaan yang mengganjal oada diriku, aku ingin marah pada ayahku, tapi disisi lain aku juga tahu, jika kemarahanku aku sampaikan hanya akan menghabiskan energiku untuk sesuatu yang sia-sia.

"Put, mau langsuk balik?" Aku berbalik mendengar pertanyaan Riana, aku menggeleng, karena aku tidak yakin aku harus pulang atau pergi ketempat lain, aku bebas untuk dua minggu kedepan, karena Brian sudah memberitahuku akan sibuk dengan pekerjaannya, yang tentu mengharuskannya pergi keluar kota, atau mungkin luar negri? Entah, tapi aku ingat jelas Brian menyiapkan berbagai dokumen yang akan digunakannya untuk urusan pekerjaannya, termasuk passport.

"Jalan-jalan yuk, biar gak puyeng nih! Bentar lagi uas!" Ajak Riana, aku menggumam pelan, masih tidak yakin, namun tiba-tiba Riana memasang ekspresi kaget saat dirinya fokus dengan handphone di tangannya.

"Kenapa si Ri?" Tanyaku,

"Kak Jey ngajakin ngumpul ntar malem! Dia mau launch single, wah... wajib ikut ya put ya!!!" Jawabnya semangat, aku memutar ulang memoriku, terakhir kali yang kuingat Jey masih kesulitan dengan musiknya, dan sekarang tiba-tiba ingin launch lagu? Aku tidak mengira progress Jey akan secepat ini.

Handphoneku berdenting, menunjukkan nama Jey disana, di ikuti dengan pesan,

From. Jey

Hi Put! Ntar malem ikut ngumpul ya, aku mau launch lagu, also, youre somehow the one who give me inspiration, so please come ok?

Aku tersenyum membaca pesannya, dan langsung aku balas dengan kata Ok, di iringi dengen deretan emoticon senyum.

Sementara itu Riana memberiku tatapan melas, membuatku kebingungan,

"Kenapa lagi Ri?" Tanyaku,

"Aku kan gabisa makeup, ntar malem makeupin aku ya? Please!!" Riana memohon sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, membuat ekspresinya semakin memelas, aku mengangguk, dan tawa bahagia Riana pun pecah.

"Okey! Ntar siap-siap di apartmu aja ya! Aku ketempatmu jam 8, okey?" Tanyanya, dan aku mengangguk lagi,

"Yaudah, kalo gitu, aku mau balik duluan ya...!" Ucapnya, sambil berjalan meninggalkanku,

"Lah, kok langsung?" Tanyaku berteriak,

"Mau ngecek masih punya baju buat night out enggak!" Jawabnya berteriak, aku hanya tersenyum melihat tingkah Riana, sementara aku senriri sadar, aku bingung harus memakai baju apa, karena Jey tidak memberitahuku acara nanti malam akan diadakan dimana.

———————

Aku keluar dari kamarmandi tepat pukul 6 sore, aku cek handphoneku yang tergeletak menyedihkan di kasur, masih tidak ada panggilan atau pesan dari Brian, meskipun aku sudah menelfon, dan mengiriminya pesan sebelum aku mandi tadi, mungkin masih sibuk dengan pekerjaannya. Aku kembali menaruh handphoneku di kasur, lalu kusibukkan diriku dengan deretan skincare dan, lotion yang ku oleskan ke tubuhku, uniknya saat aku selesai melakukan semuanya, panggilan face time dari Brian membuat handphoneku berdering, yang langsung aku angkat dengan semangat, aku mengatur posisiku senyaman mungkin di kasurku.

Dream : Be with HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang