Pt.2

344 60 36
                                    

Seorang lelaki tua menatap sendu salju yang sejak tadi berjatuhan, menatap beberapa maid yang sejak tadi berusaha membersihkannya. Dirasanya seseorang berada di belakangnya, memeluknya dengan erat sambil mengecup puncak kepalanya. Anak itu semakin mengeratkan pelukannya saat mendengar isakan yang berasal dari pamannya itu.

"Paman, ayo kembali ke kamar"

Kursi rodanya bergerak seirama dengan langkah kaki anak lelaki di belakangnya, hingga terhenti saat lelaki lain berdiri di hadapannya. Diperhatikannya lelaki itu yang menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan kursi roda miliknya, sambil mengusap-usap lututnya seperti memintanya mengatakan sesuatu. Ia tahu ucapannya sudah tak begitu lancar, tapi ia tahu putranya ini pasti mengerti.

"Di--luar dingin, nam-joon ke--dingin-an"

Anak lelakinya memeluknya dengan erat, membisikkan kata penenang agar dirinya tenang. Kehangatan yang menurutnya tak pantas ia dapatkan setelah apa yang telah ia perbuat pada putra bungsunya.

"Ma-af" ucapnya terbata,

Yoongi menggeleng lekas menggenggam jemari ayahnya yang mulai dingin, "Appa tidak perlu khawatir, joonie sudah tenang disana. Joonie juga sudah memaafkan appa"

Yoongi menghela nafas sesaat saat memandang sang ayah yang kembali menitikan air mata, ia tahu duka dan penyesalan itu tidak pernah hilang. Tangannya dengan pelan menyeka air mata sang ayah "sudah ya, ini sudah malam, kita tidur sekarang"

Yoongi mengkode taehyung untuk mengunci kursi roda, lekas menggendong sang ayah untuk berpindah ke kamar utama. Berbicara tentang sang ayah, ayah terkena stroke sejak setahun yang lalu, tepatnya beberapa hari setelah mendengar kepergian sang adik. Ayah terus saja dihantui rasa bersalah hingga satu setengah tahun berlalu ayah tidak berhasil bangkit. Ayah nya bahkan kesulitan berbicara, kalaupun ingin ia hanya ingin membicarakan namjoon. Ayah berpikir namjoon nya akan kembali, walau itu tak akan mungkin terjadi. Yoongi sebisa mungkin memulihkan kondisi sang ayah, setidaknya ia ingin ayah nya bangkit dari rasa penyesalannya.

"Se--patu" ucap namseok terbata.

Yoongi melirik sebuah sepatu roda merah yang ada di atas meja kerja sang ayah, membuatnya menarik senyum sendu. "Iya appa, sepatu namjoon masih disana. Sepatunya sudah bersih sekarang, aku sudah mencuci nya tadi. Sekarang appa tidur ya. Yoongi temani disini" tangan lembut yoongi mengusap bahu sang ayah hingga ayahnya terlelap tenang.

Yoongi kembali mengalihkan perhatiannya pada sepatu roda yang selalu ada di meja ayah selama ini, sepatu roda merah milik namjoon kecil. Mereka hanya memiliki kenangan indah saat namjoon kecil, dan dengan bodohnya mereka menyiakan namjoon diwaktu besar hingga Tuhan benar-benar memberi mereka tamparan keras. Yoongi beranjak setelah memastikan ayahnya telah tidur, lekas duduk di depan meja milik ayah sambil memandangi sebuah potret usang milik keluarga nya.

"Hai joonie, masih boleh kah aku mendapat kesempatan kedua?"







.
.
.








TBC

Haiiiiiii...

Balik lagi sama Veve disiniii...

Siapa setuju trust me Pt.2 ??????

Cek ombak..
Comment yaaaaa

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang