7.Bingung

4.4K 852 150
                                    

Semenjak kejadian di kantin Nasya sama sekali tidak bisa di hubungi. Saat di chat hanya di baca, bahkan saat di telepon langsung di matikan. Syam benar-benar di buat bingung oleh tingkah Nasya yang tiba-tiba berubah.

'Kenapa gue secemas ini? Padahal gue baru kenal dia baru-baru ini. Kenapa gue kayak ngrasa kehilangan,' batin Syam.

"Fokus banget sama ponsel, hayo Syam lagi ngapain lo." Seperti biasa Jey selalu mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat orang salah paham.

Chiko terbahak. "Pak wakil tuh lagi nganu."

Altair berdecak pelan. "Heh kalau ngomong di jaga, inget dosa!"

"Demi oreo, didikan Ajwa nih." Evin menunjuk Altair dengan perasaan bangga.

"Cie si bos makin sholeh, mentang-mentang udah nganu sama bu bos," ledek Chiko.

"Udah woi jangan nganu-nganu mulu. Bikin orang negatif thinking aja!" semprot Evin.

"Jey yang ngajarin." Chiko tertawa sambil menunjuk Jey.

Jey melotot tidak terima, bisa-bisanya dirinya di tuduh mengajari hal yang tidak baik. Padahal aslinya, tentu saja Jey adalah pakar kesesatan. Chiko dan Jey jika di satukan pasti akan ada saja tingkat biadab yang kedua orang itu lakukan.

Altair mengamati Syam, jika di lihat-lihat Syam terlihat sedikit aneh. Tidak biasanya Syam selalu fokus pada ponselnya, Syam itu sulit di pahami. Raut wajah tenang yang selalu di tunjukkan oleh Syam membuat orang lain tidak tahu apa yang sedang terjadi kepada Syam.

"Lo pada tahu," ujar Syam yang membuat para sahabatnya menatapnya.

"Apa?" Altair terlihat penasaran.

"Kalian tahu temennya Ajwa kan? dia itu aneh," ucap Syam.

Jey mencoba untuk berpikir. "Temennya Ajwa? Si Adam?"

Altair melotot. "Heh jangan sebut nama itu!"

Chiko tertawa. "Masih sensi aja bos sama babang Adam."

Syam tampak menghela nafasnya. "Bukan Adam, tapi Nasya."

Evin mengunyah oreo nya sambil mengangguk. "Aneh kenapa? Dia jadi superman kah?"

"Bukan gitu, semenjak dia pamit ke toilet kemaren dia kayak ngejauh gitu," jelas Syam.

Chiko tampak berpikir, sesekali cowok itu menyeruput es tehnya kemudian kembali berpikir. Jika di lihat-lihat kemarin Nasya seperti terlihat sedang cemburu. Kemarin Chiko tidak sengaja melihat Nasya yang diam-diam menatap Syam dan Friska.

"Pasti Nasya cemburu tuh." Chiko menggebrak meja.

"Sok tahu lo!" semprot Altair.

"Bukan sok tahu bos, lo nya aja yang nggak tahu. Jomblo dari lahir sih lo, sekali nggak jomblo langsung kawin," balas Chiko.

Jey tersenyum sambil merangkul Chiko. "Btw, lo juga jomblo dari lahir bro. Nggak sadar banget elah!"

Chiko menyengir lebar. "Gue kalau nasehatin orang tuh suka nggak sadar diri. Perasaan gue punya bini deh ... Di alam mimpi wkwkwk."

"Emang iya Nasya cemburu? Tapi kenapa?" tanya Syam.

"Demi oreo, itu dia suka sama lo. Gitu aja kagak ngerti," balas Evin.

Syam terdiam sejenak. "Masa?"

"Hadeh, pinter dikit lah pak wakil. Rugi mah kalau mau jadi dokter tapi nggak ngerti bahasa hati." Chiko menggeleng tak habis pikir.

***

Syam berdiri di luar perpustakaan, cowok itu tadi sempat mengikuti Nasya. Hingga sampailah Syam di perpustakaan, namun hati Syam ragu untuk masuk ke dalam perpustakaan untuk menemui Nasya.

Syam StoryWhere stories live. Discover now