04; Fajar dan Si calon

5.2K 528 36
                                    











——naw.pov










Begitu disetujui oleh Teo ajakan seorang jaguar, duda anak tiga itu langsung menggiring Teo ke rumahnya tepatnya ke bangku teras yang berada di rumahnya untuk sarapan dan mengobrol bersama.

"Jadi baru kemarin kamu pulang dek?" pertanyaan itu dibalas anggukan oleh yang lebih muda, panggilan dek? Sejak ia bergabung di klub sepak bola memang si duda atau seniornya ini memanggilnya dek juga saat ia masuk Pramuka dia juga dipanggil dek oleh jaguar padahal pembimbing Pramuka lainnya memanggilnya dengan namanya. Terserah toh gak perlu di pikirkan tidak penting juga.

"Kenapa cafenya bangkrut?" Pertanyaan jaguar sontak membuat Teo tertawa, "Amit-amit lah cak, aku pulang karena dua tahun kan gak pulang gegara virus itu, terakhir tiga tahun lalu itu cuman sekali dan sebentar banget jadi yaudah pulang" Teo sedikit berbohong kebenarannya kan kalian tahu.

"Oalah, bagus itu. Yang lama juga disini, saya gak tahu tiga tahun lalu kamu pulang.." ujar jaguar. 'ya urusannya sama elu apa.. aduh sabar calon adik ipar ini yoo' batin Teo.

"Hahaha iya cak, emang mau sedikit lama disini. Tiga tahun lalu cuman tiga hari saya disini, maunya dua minggu tapi ada tamu penting mendadak banget jadi harus balik" sahut Teo. Jaguar mengangguk paham sembari memasukan bubur ke dalam mulutnya sama halnya dengan Teo.

"Jadi mau berapa lama disini?" tanya Jaguar, pertanyaan itu membuat Teo bimbang awalnya ia ingin kama disini dan menantikan adiknya menikah dengan duda anak tiga ini namun bungsu jaguar saja masih umur 4 bulan tidak mungkin terjadi kan tidak sesuai alur seingatnya adiknya pun menikah sudah mengajar di SD.

"Satu bulanan lebih mungkin? Kalo lama-lama nanti malah jenuh, sekalian mau ramadhanan sama lebaran disini sekali-kali soalnya kan tiga tahun udah gak pernah puasa sama lebaran bareng keluarga kangen suasananya" ujar Teo. ia baru ingat kalau puasa sudah hampir dekat.

"Kenapa gak dua bulan? sekalian genduren ketupat disini" ujar jaguar, genduren ketupat itu acara orang Jawa timuran setelah hari raya. acara berdoa bersama sembari memakan ketupat bersama-sama.

"Ya mungkin, kalau Sarah nikah si bakal lebih lama disini.." kode itu mah kode, kan si jaguar udah naksir Sarah dari jaman Sarah SMA!-pekik batin Teo.

Teo merasa gemas, padahal jaguar itu sudah kesusahan merawat anak-anaknya setelah istrinya meninggalkannya begitu saja. Namun pria ini memilih menunggu terus menunggu Sarah, hingga waktu yang tepat dan melamarnya. Ya mungkin sekarang saja Sarah mau dengan dia, tinggal jujur saja soal perasaanya mungkin si keras kepala itu akan luluh.







"Kamu sendiri gak pengen nikah dek?" tanya Jaguar tiba-tiba, memang ya gak adek gak kakak sama saja pertanyaannya-batin Teo.

"Mau buat rumah dulu cak, gak mungkin istriku tak biarin desak-desakan sama adik-adik dan orang tuaku" ujar Teo, sedikit berbohong karena Teo dan Natheo sama berpikiran tidak akan menikah hingga dirinya memiliki uang yang turah-turah.

"Kalau calon mu udah punya rumah gimana? masih mau mundur-mundur?" tanya Jaguar, sepertinya pertanyaan ini sedikit serius Teo rasa karena jaguar menghentikan acara makannya.

"Gak masalah mau aja, selagi mertua baik dan mau menerima aku numpang di rumah anaknya nanti" ujar Teo. Jaguar sedikit tersenyum mendengar jawaban itu, membuat Teo mengeryit heran. Ada apa dengan calon adik iparnya ini?.




"Ayah!!!" Panggilan untuk jaguar terdengar dari dalam kedua orang yang sedari tadi asik bercengkrama itu menoleh ke arah suara, oh ternyata si Marvin yang masih memakai piyamanya berjalan mendekat ke arah jaguar.

Suami Mas Jaguar | JaeyongWhere stories live. Discover now