Answer

15 1 0
                                    

"Kenapa Lo suka gue?".

Mashiho menatap Nara Lamat, entah mengapa kali ini dia tertarik untuk mengetahui perasaan gadis ini kepadanya. Padahal dulunya ia tak pernah ingin tau tentang apapun yang bersangkut dengan gadis itu.

"Karena menurut aku, kakak seperti rumah".

Jawab Nara pelan namun terdengar begitu antusias.

Rumah? Yang benar saja.

"Kalau kakak? Kenapa Kakak gak suka sama aku?".

Nara memberanikan diri untuk bertanya. Dan ia hanya mendapat senyuman remeh dari Mashiho.

"Kenapa? Ya karena hati gue enggak buat Lo".

Mashiho mengatakannya dengan santai, namun sangat berefek kepada Nara. Ia merasakan dadanya berdesir sakit. Namun ia hanya memperhatikan senyum manis.

"Gapapa kok, aku bakal berjuang buat dapetin hati kak Mashi".

Mashiho tertawa pelan mendengarnya. Lalu ia membuang mukanya kearah lain.

"Coba aja, kita lihat seberapa sanggup Lo berjuang".

Mashiho baru saja selesai latihan basket sore ini, ia berjalan ke arah loker untuk mengambil handuk dan baju ganti. Ia melihat botol kecil yang terletak diatas handuknya. Tak heran lagi, Mashiho bisa menebak siapa yang menaruh di lokernya.

"Vitamin C?".

Mashiho memiringkan kepalanya,
"Bukannya Nara tau segala hal tentang gue ya? kok dia kasih vitamin C?".

Ia menggelengkan kepala yang telah bodoh menyimpulkan kalau itu dari Nara. Tapi kalau bukan Nara, siapa lagi?

Mashiho menaruh kembali vitamin C itu kedalam lokernya, ia tidak membuang, dan tidak juga meminumnya karena Mashiho mempunyai alergi terhadap vitamin C.

Setelah dari ruang ganti, Mashiho menuju parkiran dan ia melihat target tersangka vitamin C-nya sedang duduk bersama Jihoon. Mashiho sering melihat mereka berdua, karena Jihoon lah satu satunya sahabat Mashiho yang mendukung aksi pdkt Nara.

"Eh itu kak Mashi, kak Mashii...!"
As always, Nara melambaikan tangannya kearah Mashiho yang hanya dibalas dengan dilirik singkat oleh sang Mashiho. Jihoon pun turut memanggil Mashiho.

"Shiho, sini dulu dahh".

Mashiho hanya melihat Jihoon sebentar lalu beralih ke mobilnya.

"Woyy, sok budeg lu kurcaci".

Tangan Mashiho berhenti di pintu mobil saat mendengar kata kurcaci dari sahabatnya.

'jihoon sialan awas aja lo'.

Mashiho berbalik dan berjalan kearah Nara dan Jihoon, dari jarak yang masih jauh aja Mashiho bisa melihat raut girang dari Nara.

"Apa".

"Wisss judes amat lu".

"Cepetan".

"Sans bro",
Jihoon mendorong bahu Nara pelan sambil mengisyaratkan untuk menghampiri Mashiho.
"Nih, Adek gemesh Lo mau bicara katanya".

Lalu Jihoon pergi dari situ seolah memberi waktu untuk mereka berdua. Mashiho beralih menatap Nara yang sudah keduluan salting.

"Mau ngomong apa?".

"Mmm, itu.. Sabtu depan aku ultah kak".

"Jadi?".

Nara memilin ujung bajunya, ia terlihat gugup sekali sekarang.

Heart Breaker || MashihoWo Geschichten leben. Entdecke jetzt