1. Resah

280 25 17
                                    

     "Masih ingin bermain bersama mereka, hm?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Masih ingin bermain bersama mereka, hm?"

    Anak yang tengah ditanyai oleh sang ibu di depannya hanya diam tak berkutik. Tak ingin menjawab, bahkan menatap wajah ibunya sekalipun.

    Sang ibu mengerlingkan mata. "Oh! Tandanya kamu tak mau menuruti perkataan ibu. Ya sudah, kamu pergilah main bersama mereka lagi. Ibu tak mau jika kamu terluka lagi, ibu harus mengobati mu lagi, oke?"

     "I, ibu! Ini bukan salah mereka. Ne-Nesia mengaku salah, tapi mereka— Ne-Nesia tadi... Tadi Nesia yang—"

     "Terserah kamu saja kalau begitu. Yang penting ibu sudah memperingatkan mu berkali-kali tentang ini. Silahkan, jika kamu tetap ingin terbully. Dan ibu saat ini belum bisa memaafkan mu tentang apa yang terjadi dengan adik  mu." Setelah berkata demikian, ibu pun pergi sembari menghantam pintu kamar, meninggalkan anak berjiwa -merah putih- termangu dikamar nya.

*****

     "Indo!" Seorang pemuda yang berjalan di belakang anak yang di panggil 'Indo'  -yang lebih tepatnya bernama 'Indonesia'- meneriaki namanya. Pemuda bercorak merah putih dengan plak donker ber-cap bulan dan bintang tersenyum melambaikan tangan.

     "Kenapa tak menyahut? Sedari tadi aku memanggilmu, lho!"Protes anak itu, Malaysia.

      "Maaf, aku tak dengar,"jawab Indonesia sembari mengulas senyum tipis.

     Malaysia menaikkan sebelah alisnya bingung. "Ada apa? Ibumu... Masih marah karena 'tawuran' beberapa waktu lalu?"tanyanya.

     Indonesia menatap tanah didepannya dengan tatapan tidak suka. Lalu menghela nafas. "Sudah ketebak, 'kan? Mal, kumohon jangan bahas itu dulu, ya? Aku sedang tak enak hati,"pinta Indonesia. Berharap Malaysia tak tersinggung dengan perkataan nya.

     "Maaf mengganggu suasana hatimu, tapi kalau nanti suasananya membaik, kamu harus cerita, oke?"Malaysia menepuk pundak Indonesia menyemangati.

     Indonesia tersenyum, lalu menumpuk tangannya diatas tangan Malaysia dipundaknya. "Insya Allah."

     "Mal, Malaysia! Ayo segera masuk ke kelas, sebentar lagi Pak Greenland masuk!"Teriak seseorang di pintu kelas yang tak jauh dari sana, Canada.

     "Iya!"Balas Malaysia. "Indo, aku duluan, ya?"Malaysia beranjak dari tempatnya, lalu berlari sembari melambaikan tangan. Indonesia tersenyum menanggapi.

     *****

     "Indo, kapan kamu merdeka?"

[✔️] CountryHumans : disappearance Timor LesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang