Partner

2.5K 150 7
                                    



"Silahkan Tuan.."

Yang diajak bicara hanya mengangguk sekenanya. Ia lantas mengambil gelas kopinya untuk di teguk. Satu gelas es americano tanpa gula agaknya mampu membuat pikirannya tenang walau sesaat.

Jaemin melirik jam tangan rolex yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Dengan kaki yang mengetuk lantai marmer gelisah, ia berkali-kali melihat ponsel.

"Sialan Lee Haechan, angkat teleponku sekarang." Gumamnya.

Si manis surai cokelat itu tak henti-hentinya mengumpat. Dengan raut wajah tegang dan perasaan kesal yang mendominasi, ia tetap menghubungi si rekan kerja walau dirinya sendiri tau jika besar kemungkinan Haechan tidak akan mengangkatnya.

"Tuan, acaranya akan dimulai lima menit lagi. Apa anda sudah siap?"

Sebuah interupsi mengganggu Jaemin, membuat dirinya seketika terkesiap sesaat. Orang ini.. kenapa ia tak bisa membaca situasi!

"O—oh, baik."

Segera wanita yang menginterupsi Jaemin tadi menggandeng dirinya untuk berpindah duduk di ruangan lain. Ada banyak orang serta lampu-lampu tinggi berjejeran. Di tempat dirinya duduk ada satu orang wanita lagi yang berseragam rapi—seorang master of ceremony.

"Nah Tuan Jaemin, saya dengar anda sudah mulai sibuk dengan bisnis anda. Boleh kami tau kegiatan apa itu?" Tanya lawan bicaranya ramah.

Jaemin sempat mengerjap beberapa saat—mencoba beradaptasi dengan tempatnya berada mengingat ada banyak kamera dan set lampu. Jika ini bukan tuntutan, tentu pria manis itu akan kabur begitu saja.

"Aku.. hanya meneruskan butik yang sudah ku rintis sejak kuliah." Balas Jaemin dengan senyum yang dipaksakan.

"Saya dengar anda juga sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk tidur. Benarkah?"

Si manis Na mengangguk dan tersenyum lagi. "Bisa dibilang seperti itu."

"Apa mengurus bisnis dan pernikahan dalam waktu bersamaan membuat waktu anda tersita banyak?"

Uhuk!

Jaemin terbatuk sebentar—pria manis ini bahkan tersedak ludahnya sendiri. Pertanyaan dari wanita di depannya ini sangat tiba-tiba.

"Y—ya.."

Sang MC tertawa melihat reaksi lucu Jaemin. "Memang sulit membagi waktu antara bisnis dan urusan pribadi. Tapi kami semua yakin anda bisa menyelesaikan semuanya—

—terlebih lagi pasti Tuan Muda Jeno membantu. Saya pribadi kagum karena anda bisa menjalankan dua hal yang membuat kepala pening." Canda MC.

Sebuah pengalihan issue dimana bisnis menjadi alasan utama kesibukan Jaemin selama ini. Karena dirinya yang terus menolak untuk diwawancarai, atau diundang dalam program tv. Ada alasan lain mengapa dirinya tidak berkenan.

Yang pertama, ia adalah tunangan pewaris utama Lee—yang namanya dikenal oleh masyarakat sebagai keluarga aristokrat. Jaemin mendapat exposure karena itu. Dan mau tak mau, cepat atau lambat, namanya akan dikenal juga.

Ingat, pria manis itu tak terlalu suka hal yang mencolok kecuali permata dan perhiasan.

Kedua, profesi dirinya adalah pencuri! Tampil di depan umum tanpa rencana adalah tindakan yang gegabah. Siapapun bisa mengira bahwa ia adalah Nana the thief jika mereka jeli.


Dan tentu, ini sangat membahayakannya..


Saat ini ia tengah bersantai di unit apartemen, menyaksikan tontonan membosankan yang entah kenapa tetap ia lihat.

𝓟𝓻𝓮𝓽𝓽𝔂 𝓣𝓱𝓲𝓮𝓯  | Nomin 🔞 FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang