(八) Facility

54 14 17
                                    

ZERO meletakkan sebuah botol mini berisi larutan alkohol di meja depan sofa yang sedang diduduki Wu Jiayue dan Xiao Na. Ia mengetahui bahwa bekas tinta samar di wajah dua manusia itu tidak bisa dihilangkan dengan air biasa. Terlebih, orang bodoh mana yang tidak membersihkan wajah mereka setelah dicoret-coret?

"Pakailah ini." Zero mendorong botol bening itu mendekat ke mereka.

Xiao Na mengerutkan kening seolah bertanya, Apa itu?

"Tenang, mamaku mengirimnya dari Beijing tempo hari. Alkoholnya aman dipakai untuk kulit wajah."

Sudut bibir Xiao Na tertarik ke atas. Zero memang penyelamat! Wu Jiayue sialan, tidak memikirkan dua kali saat ingin mencoret-coret wajahnya dengan spidol permanen. Karma, wajah laki-laki itu juga sama berbekas karena aksi balas dendam Xiao Na.

🎮❤🎮

Wajah Xiao Na sudah berkilau seperti biasanya ketika berjalan ke ruang latihan. Zero yang berdiri di belakang Wu Jiayue beralih ke perempuan itu. "Xiao Na, kau bisa menggunakan perangkat Wu Jiayue." Zero menunjukkan sebuah meja kepada Xiao Na sebelum perempuan itu sempat bertanya. "Di sini."

Menjawab kebingungan Xiao Na, Manajer Yang yang baru masuk ke ruangan latihan berkata, "Tapi kau belum bisa ikut latihan untuk sementara waktu, layar komputernya pecah gara-gara ulah si bayi." Ekor mata Manajer Yang melirik sinis ke arah Zero yang cengar-cengir.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Xiao Na pelan. Ia kemudian berpikir untuk membersihkan kamarnya dahulu, agar dapat menempatinya malam nanti. Xiao Na melambaikan bendera putih kalau disuruh tidur di sofa ruang istirahat lagi. Ia harus menghindari manusia yang bernama Wu Jiayue atau tidak akan ada tidur nyenyak untuk dirinya.

Xiao Na pun mengayunkan langkahnya menuju lantai dua. Baru akan menekan tombol membuka pintu kamar, suara bel terdengar menggema. Xiao Na tidak benar-benar peduli dan memilih masuk ke kamar tersebut.

Kali ini, tidak ada debu-debu halus yang menyapa indra penciumannya. Xiao Na menekan sakelar yang menyalakan pencahayaan kekuningan, merasa mulai cemas.

Bibir Xiao Na menganga melihat sekeliling ruangan. Usahanya kemarin ternyata memang sia-sia! Kalau saja ia memilih masuk ke kamar ini kemarin, dirinya tidak akan perlu bersusah payah membersihkan dan pasti mendapatkan tidur yang berkualitas semalam. Ruangan ini ditata begitu khas perempuan didominasi warna merah muda yang walaupun bukan warna kesukaan Xiao Na.

Setelah menata baju-baju dari kopernya ke lemari putih yang tersedia, Xiao Na turun kembali ke lantai pertama.

"Teman-Teman!" panggil Xiao Na dengan volume keras.

A Fu, Ghost, dan Wu Jiayue terselamatkan karena sedang bermain dan dilengkapi headset. Manajer Yang sampai membelalak dan berbalik menatap Xiao Na dengan ekspresi terkejut. Sedangkan Zero, laki-laki itu sedang terbatuk-batuk panjang dan memuntahkan sebutir permen berwarna merah yang tidak sengaja ia telan ke lantai.

Napas Zero masih tersengal-sengal setelah acara tersedak yang tidak menyenangkan.

"Ada apa?" tanya Manajer Yang yang masih di ambang-ambang keterkejutan.

Xiao Na tiba-tiba membungkuk sembilan puluh derajat, membuat pria itu makin bingung.

"Terima kasih!" Suara lantang Xiao Na sekali lagi mengejutkan Manajer Yang dan Zero yang belum sepenuhnya menetralkan detak jantung.

"Terima kasih untuk apa?" tanya Manajer Yang.

Tangan Manajer Yang dan Zero sudah siap-siap tutup telinga, tetapi Xiao Na akhirnya menurunkan volume suaranya. "Terima kasih sudah membantu menata kamar tidur untuk menyambut kedatanganku!"

Manajer Yang menautkan alis tebalnya. "Kau baru melihat kamarmu sekarang atau ... bagaimana?" Sebab, bukankah momennya agak kurang tepat? Manajer Yang berpikir Xiao Na bisa berterima kasih kemarin jika perempuan itu mau.

Anggukan Xiao Na membuat Manajer Yang lagi-lagi bertanya, "Wu Jiayue tidak memberitahumu semalam?"

Pertanyaan barusan dibalas Xiao Na dengan gelengan kepala.

Manajer Yang ikut menggeleng-geleng. Ia menghampiri si ketua tim dan mengetuk pelipis laki-laki itu.

Wu Jiayue langsung melayangkan protes begitu kata 'defeated' muncul di layar komputer. "Aduh, Zero! Apa, sih! Tembakanku jadi meleset gara-gara ulah kau!" Ia menuduh tanpa melihat-lihat siapa pelaku sebenarnya.

Kesadaran Zero masih bergantung setengah di awan-awan karena tersedak tadi. Lehernya berputar pelan ke arah Wu Jiayue yang memakinya. Bibir mungilnya lantas bergerak. "Aku ... masih ... hidup?" []

***
🖱Senin, 18 April 2022🖱

METALOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang