part 10

2.2K 103 11
                                    

Jangan lupa vote & komen!!!

Happy reading

Tengah malam, Sandrina terbangun karena kontraksi. Dia langsung menungging untuk meredakan  sakitnya

ratu yang mendengar Sandrina merintih, dia langsung mengucek matanya dan mendapatkan Sandrina yang telah menungging

" Rat tolong Masukkan jari eluhhh...." minta Sandrina ditengah kontraksi yang menyerangnya

Setelah itu ratu mengsterilkan tangannya. ratu memasukkan jarinya ke bibir vagina Sandrina. Ratu merasakan benda keras yang tak lama lagi akan lahir

Dengan sigap ratu langsung membangunkan sahabatnya yang lain untuk membantu sandrina

Setelah itu ratu langsung menyuruh sandrina untuk mengejan

Sandrina mengatur napasnya, penantian selama 42 minggu ini akan berakhir.

"Eeeeennnngggggghhhhhh!" Sandrina mulai mengejan, dia meremas guling yang menyangga tubuhnya dan anaknya

"Eeeeennnnnnnggggggghhhhhh!" Anaknya semakin kebawah, Sandrina meraba-raba bibir vaginanya yang masih sama

Sedangkan sahabatnya yang lain pada melihat sandrina dengan ekspresi yang kasihan sama Sandrina dan ada juga yang menyemangati Sandrina

Sandrina berpindah posisi, dia terlentang dengan menekuk paha dan membukannya lebar-lebar. Sandrina setengah duduk dengan bersandar ke bantal yang telah disusun oleh saskia.

Sandrina kembali mengejan, rasa sakit dan nyeri bercampur menjadi satu. Vio mengusap-usap jari kaki Sandrina yang dingin

"Eeeeennnnnnggggggghhhhhhh!" akhirnya kepala bayinya muncul, itupun hanya sedikit. Sandrina mengambil napas membuat kepala bayi kembali bersembunyi.

Ketika kepalanya aga keluar sahabatnya langsung menyemangati tetapi kepalanya masuk kembali

"Eeeennnnnngggggggghhhhhhh!" Ratu mendorong perut atasnya, dan Sandrina merasakan bahwa kepala anaknya sangat besar. Kepala bayi mulai muncul dan kembali bersembunyi karena Sandrina
mengambil napas.

Sandrina sudah ga sanggup untuk mengeluarkan kepala bayinya akhirnya sandrina menghadap langit-langit, dia menggelengkan kepala karena merasa tak sanggup untuk mendorong kepala anak pertamanya. Sandrina terisak, bulir putih turun membasahi sudut matannya.

"Elu pasti bisa sand anak elu akan senang mempunyai ibu yang kuat kaya elu sand," Ujar saskia berbisik di telinga Sandrina yang membuat Sandrina tersenyum tipis

"Aaakkkkhhhh!" Sandrina diserang kontraksi, dia menarik napasnya dan mengejan.

"Eeeeennnnnnnggggggggghhhhhhhh!" kepala bayinya muncul, sekarang dia tertahan karena sudah tertahan dan tak sembunyi lagi.

"Aaaarrrrggggghhhh!" Sandrina berteriak, kepala bayinya mencapai bulatan maksimum. Jika tidak hati-hati dia akan berurusan dengan jarum dan benang

Ratu yang melihat kepala anaknya dari sahabatnya, ratu salut sama Sandrina lubang Sandrina yang sempit bisa mengeluarkan bayinya yang besar itu.   Para sahabatnya siap menangkap anak dari sahabatnya itu

"Eeeeennnnnnnggggggghhhhhhh!" wajah Sandrina memerah. Perlahan kepala bayi memperlihatkan mata dan bibirnya

Sandrina kembali mengejan sambil menekan perutnya. Tubuh Sandrina bergetar karena saking kuatnya ejangan agar kepala anaknya lahir dengan sempurna

Sandrina langsung menghempaskan kepalanya ke bantal, keringat membasahi peluh. Akhirnya, kepala anaknya menggantung sempurna di selangkangannya

Ratu tampak senang karena Sandrina berhasil mengeluarkan kepala anaknya, dan ratu langsung membersihkan wajah anak dari sahabatnya itu dari lendir dan darah. Ratu langsung mengelus kepala anaknya sahabatnya yang masih di liang lahir.

Dan sahabatnya yang lain pun ikut tersenyum melihatnya

"Good job, sand." Puji sahabatnya

Sandrina bisa melihat betapa bahagianya sahabatnya sekarang karena dia berhasil mengeluarkan kepala anaknya

Perutnya mulai berkontraksi, Sandrina menarik napas panjang dan mengejan sekali lagi.

"Eeeennnnnggggggghhhhhhh!!!" Sandrina merasakan pundak bayi yang perlahan keluar

"Sedikit Lagiiiiihhhhh! Aaaaakkkkhhhhhh!!!" desah Sandrina

Perlahan Bayinya terdorong. Ratu sigap menangkap bayi kecilnya yang berhasil dilahirkan Sandrina.

Sandrina langsung mendekap bayi kecilnya yg nan berat di tangannya.

Ratu merasa ada yang mengganjal, ratu langsung membersihkan sisa darah yang ada di tubuh bayinya dengan handuk kering.

Sandrina kaget, melihat bayinya membiru, lemas, dan tak menangis. Dia menggoyang-goyangkan, menepuk pantat, dan juga menepuk punggung. Nihil, bayi mungil itu semakin biru dan lemas.

"Baby, wake up!" Ujar Sandrina sembari menggoyang goyangkan badan bayi nya

Ratu dan sahabatnya yang lain pun ikut terkaget melihat bayi sahabatnya sudah biru

Sandrina tampak kacau sekarang, bulir putih semakin deras di pipinya.

"Baby, please! Wake up!"

Bulir putih menetes membasahi perut anaknya, Sandrina menangis tersendu-sendu. Selain tubuhnya hatinya juga ikut sakit melihat anaknya yang telah dia perjuangan untuk melihat dunia tapi meninggalkan nya begitu saja

Tiba-tiba

BRAK

"Pak Rey" Ujar sahabatnya yang kaget tiba-tiba pak Rey datang

See you next chapter

Bersambung

Mama Muda {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang