Chapter 23 {Jealous}

7.4K 931 41
                                    

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.





.
.

"Kau kemana saja, kalian berdua ketoilet lama sekali, sampai kami sudah selasai" ucap Namjoon
"Tugas kami juga sudah selesai nanti akan kukirimkan kegrup" ucap Jimin sambil membereskan laptop dan bukunya kedalam tas, kalau Yoongi tak membawa apapun, dia sama sekali tak berniat kerja kelompok
"Kami pulang duluan" pamit Jimin dan Yoongi menurut saja, ia tak mau banyak bicara buang-buang energi
"Mereka jadi sangat dekat" heran Jungkook melihat Jimin dan Yoongi keluar dari apartemen
"Ya ku fikir hany aku yang merasa seperti itu" timpal Seokjin
"Aku juga ingin pulang, kau mau ikut ?" tawar Namjoon pada Seokjin
"Tidak, aku masih ada perlu dengan Jungkook" ucap Seokjin
"Baiklah, bye" pamit Namjoon dan juga pergi dari sana.

"Eh Koo, sepupumu mana ?" Lagi-lagi Seokjin menanyakannya
"Ada kok"
"Panggil dong, aku ingin bicara dengannya, plis" mohon Seokjin membuat Jungkook tak enak hati
"Ya baiklah, tunggu disini" ucap Jungkook menuju kamar untuk menemui Taehyung.

"Ada apa ?" tanya Taehyung pura-pura tak tau pada hal ia jelas-jelas tau
"Temui Seokjin, dia ingin bertemu denganmu" jawab Jungkook
"Memang boleh ? Tidak apa-apa ?" Tanya Taehyung lagi, Jungkook sedikit ragu, tetapi ia sudah terlanjur berbohong bahwa Taehyung adalah sepupunya, apa yang harus ia katakan pada Seokjin yang selama ini baik padanya ? Ia tak ingin Seokjin kecewa karenanya
"Temui dia saja, jangan buat dia kecewa, dia seseorang yang aku miliki satu-satunya didunia ini" sendu Jungkook dan Taehyung tak habis fikir

'Manusia itu konyol sekali, kadang suka melukai diri sendiri dan mencari penyakit demi  menjaga perasaan orang lain'

.

Taehyung berjalan menuju Seokjin yang menunggunya disofa ruang tamu
"Hay" sapa Taehyung membuat Seokjin tersenyum karena Taehyung tak secuek awal ia bertemu, Taehyung duduk di sebelahnya
"Jungkook bilang kau ingin bertemu denganku ?" tanya Taehyung dan Seokjin mengangguk
"Ya aku ingin bertemu denganmu, tidak apa-apa kan ?" tanya Seokjin
"Ya tidak apa-apa" senyum Taehyung, pada hal Taehyung tersenyum karena menyadari Jungkook diam-diam mengintipnya, memang istirnya itu suka cari penyakit sendiri, baik sih baik tapi bagi Taehyung ini berlebihan, ia harus mengajari istrinya itu agar lebih baik dalam mengambil tindakan lain kali. Bila Jungkook yang selalu lugu tidak belajar dari kesalahan, maka ia akan terus terjebak dalam penderitaan dari orang lain.

Jungkook cemberut, kenapa juga Taehyung duduk terlalu dekat dengan Seokjin
"Umm bolehkah aku minta ID mu ? Mungkin diwaktu luang kita bisa saling mengirim pesan" pinta Seokjin malu-malu
"Tentu saja, mana handphone mu" Seokjin memberikan handphonenya pada Taehyung hingga Taehyung mengetik ID nya disana
"Terima kasih" senang Seokjin
"Aku harus pulang dulu, ini sudah sangat malam" pamitnya
"Ya kau benar, tidak baik untuk pulang terlalu malam", Seokjin sudah berdiri namun langkahnya terhenti dan kembali melihat Taehyung
"Tapi teman-temanku sudah pulang semua, apa kau bisa mengantarku pulang ?" pinta Seokjin, Taehyung berfikir sejenak
"Oke, tunggu. Aku akan mengambil kunci mobil" Taehyung berjalan mengambil kunci mobilnya yang ia letakkan didekat Tv, ia tersenyum lucu melihat wajah masam Jungkook dari balik pintu kamar mereka.

'Manusia itu harus belajar dari kesalahan, apa yang kadang dianggap baik, belum tentu baik pada orang lain.  Kadang pula pada akhirnya hal itu bisa sangat menyakiti.

Manusia harus belajar bahwa kebohongan sekecil apapun kadang memiliki dampak yang besar, dan akan membuat kebohongan lainnya.

Karena dunia yang sebenarnya itu terlalu keras dan terlalu jahat untuk silugu'

Taehyung mengajak Seokjin untuk keluar dari apartemen dan mengantarnya pulang, Jungkook ingin menghentikan Taehyung tetapi ia tak seberani itu. Seokjin sahabat baiknya bahkan seperti suadara sedangkan Taehyung suaminya. Seokjin tak salah apapun, malahan ia yang salah karena telah berbohong padanya. Kalau dari awal Seokjin tau bahwa Taehyung suaminya, Seokjin tak akan berharap lebih.

.
.

Taehyung masuk kembali kedalam kamar apartemen setelah selasai mengantar Seokjin dan menemukan Jungkook berbaring ditempat tidur dengan wajah cemberut
"Perintah agar Seokjin tidak kecewa, sudah terlaksana" lapor Taehyung seolah mengejek Jungkook, namun Jungkook yang kesal menunggunginya membuat Taehyung tertawa pelan
"Kau kenapa ? Kau yang menyuruhku dan kau yang marah ? Maumu apa ?" tanya Taehyung
"Jangan bicara padaku! Aku kesal melihat wajahmu!" kesal Jungkook
"Hei" tetapi Taehyung berusaha memeluknya
"Lepas!" Kesal Jungkook tetapi Taehyung terus membujuknya malam ini. Ia tau Jungkook tak bisa marah berlebihan padanya.


.
.

"Jadi bisakah kau lepas ikatan ditanganku ini dengan tanganmu ?" Protes Yoongi saat Jimin dengan seenak jidatnya malah ikut masuk dalam apartemennya dan duduk diatas tempat tidurnya tanpa ada rasa berdosa sama sekali, tak heran sih karena Jimin memang iblis. Tau apa dia soal dosa
"Tidak, mulai sekarang kita akan selalu sama-sama" cuek Jimin
"He! Aturan dari mana itu ? Kita bahkan beda alam"
"Yang beda lebih menantang" jawab Jimin
"Ngomong-ngomong kau bisa meminum darah dari pendonor darah ya" ucap Jimin melihat banyak kantong darah ditampat sampah dalam kamar Yoongi
"Aku memintanya dirumah sakit, aku tak mengigit manusia"
"Ya aku tau, kau membelinya dari pihak rumah sakit" timpal Jimin.

"Eh aku boleh tanya ?" tanya Yoongi karena penasaran
"Aku baru tau ada iblis yang bisa saling bekerja sama ? Bukankah iblis itu sangat kejam dan jahat ? Kenapa kau dan pangeran iblis itu terlihat agak berbeda ? Kalian tak kejam-kejam seperti yang aku ketahui tentang iblis" tanya Yoongi membuat Jimin tertawa merasa lucu
"Memangnya iblis diotakmu seperti apa ? Aku saja tak tau mengapa manusia menamai sosok seperti kami iblis hanya karena kami penunggu neraka dan berasal dari kegelapan, karena bagiku iblis yang sesungguhnya itu ada dalam neraka, seperti Lucifer, Azazel, Leviathan, atau iblis Ifrit yang akan kembali bangkit dari dalam neraka" jelas Jimin
"Kau bukan bagian dari mereka ?" kaget Yoongi
"Yaa! Maaf tapi sosok sepertiku tak sejelek mereka"
"Aku serius!!" Yoongi malah menguncang-guncangkan tubuh Jimin hingga ia sulit bicara.

"Beda ya bedalah, mereka jauh lebih kejam, jahat karena itu mereka terkurung dalam neraka. Mungkin mereka iblis kolot jaman purba. Kalau bangsaku mungkin manusia menyebutnya iblis karena selalu menghasut manusia agar menyembah kami dan kami akan mengabulkan permintaan mereka tetapi itu berarti mereka berhianat  dan tak percaya pada Tuhannya dan telah berdosa" jelas Jimin
"Apa kalian kuat ? Apa bagsamu kuat ?" tanya Yoongi
"Tentu saja, buktinya iblis seperti mereka tak bisa keluar dari neraka, tetapi satu iblis berusaha keluar dari sana, dan mungkin akan melawan raja kegelapan, ya ayahku dan Taehyung, dari pada aku dibawah perintah iblis sejelek itu, aku lebih Sudi membantu ayahku ataupun Taehyung melawannya dengan semua kekuatan yang aku punya, selain itu aku sudah terlanjur mencintai dunia manusia ini, bila satu iblis seperti itu bangkit, bukankah dunia manusia dalam ancam ?" Jimin melihat langit yang terhias bintang dari jendela kamar Yoongi.

.
.
.
.

Tbc

Berikan vote 🙏🏻

Prince Of Darkness {Tae_Kook}Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora