TUJUH

595 72 15
                                    

𝐇𝐢! 𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐜𝐚𝐥𝐥 𝐦𝐞 𝐏𝐢𝐤𝐚𝐚

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 ⭐ 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚! 𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮❤

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆!

Galaksi memutar bola matanya malas, baru saja beberapa menit lalu ia melepas penat dibangku kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galaksi memutar bola matanya malas, baru saja beberapa menit lalu ia melepas penat dibangku kantin. Namun, ada saja gangguan dari sang Ketua Osis galak yang selalu mengajaknya beradu argumen.

"Lo mau ikutin aturan sekolah atau gue laporin guru?" cewek dengan rambut digerai sepunggung dan Jas Osis biru tua yang ia kenakan itu berstatus menjadi Ketua Osis memang sangatlah disiplin dalam hal berpenampilan.

"Hidup lo tuh ribet banget si, suka-suka gue lah mau pake seragam kayak gimana, baju-baju gue, yang make gue, kenapa masalah buat lo?" jawab Galaksi dengan nada sewot.

"Ini udah jadi aturan sekolah, dan itu emang bukan hak gue, tapi itu kewajiban buat gue untuk negur siswa-siswi yang nggak mau ikutin aturan sekolah." tutur Zevanya kesal kerena ini bukan yang pertama kalinya. Bahkan, dari awal dia kenal Galaksi dan beberapa anggotanya mereka tidak pernah memakai atribut seragam yang baik dan benar.

"Gue gak peduli sama aturan sekolah, mendingan lo simpen tenaga lo buat kegiatan lain, karena percuma aja lo ceramahin gue, sampai kapan pun gue gak bakal dengerin lo, NGERTI?! Sekarang lo pergi." ketus Galaksi dengan penekanan disetiap katanya.

"Udah gue duga." lirih Avi menghela nafas gusar.

Sedangkan netra jiya tak lepas mengarah pada pemandangan cowok itu, ya Gerhana. Tapi yang ditatap hanya memasang wajah tanpa ekspresi dan memalingkan wajahnya kesembarang arah. Melihat itu, Seulas terukir senyuman dibibir Jiya.

"Lo bisa gak sih buat gak hidup sesuka-suka hati lo?! Disekolah ini juga punya peraturan, kalo lo sekolah disini, lo harus ikutin peraturan disekolah ini, tapi kalo lo gak mau, lebih baik lo gausah ada disini!" Suara yang cukup jelas menusuk ke indra pendengaran dan sukses menarik perhatian seisi kantin.

Galaksi memutar bola matanya malas. "Peraturan ada, untuk dilanggar," jawab Galaksi dengan nada angkuhnya.

"Peraturan ada, untuk ditaati!" tangkas Zevanya tak mau kalah dan semakin menatap tajam Galaksi.

"Males!"

"Kakel tengil, lo!" ucap Zeva final. Sehabis itu tak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulut keduanya. Zeva berjalan menuju bangku kosong untuk ia tempati dengan sahabatnya dikatin itu. Sisi lain dari Zeva, dia mudah emosi tapi ini wajar, Galaksi sudah kelewat batas, sudah cukup selama ini Zevanya berdiam diri dan menerima teguran karena tidak bisa membimbing siswa nakal yang membentuk sebuah geng ini.   

"Dasar nenek lampir." sarkas Galaksi dengan tatapan sinis.

"Berisik banget lo, bang. Setiap hari, ada aja yang kalian ributin. Heran gue." kata Azora yang sedari tadi hanya menyimak pertengkaran mereka disamping Galaksi.

GALAKSI GERHANA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang