17

3.4K 42 1
                                    

Jantung Alice berdegup kencang. Wajahnya memerah ketika James menanyakan itu. "N-next," jawabnya lirih.

James mendekatkan telinganya. "Hm?"

Alice sedikit membuang wajahnya. Mukanya berwarna merah padam dan terasa panas. James tersenyum miring. "As wish you honey." Dengan cepat James menyambar bibir Alice dan menciumnya kasar.

Alice tersentak dan berusaha menyesuaikan James. Namun ia kewalahan. Alice memukul dan mendorong dada James pelan.

James melirik Alice. Ia lepaskan ciuman mereka dengan napas Alice yang terengah-engah. Alice melenguh pelan ketika James mencium lehernya sensual dan membuat banyak kissmark di sana.

"Nghh Jamess,"

Desahan itu membuat James semakin gencar mencari titik sensitif Alice. Ia meniup telinga Alice lalu mengulumnya. Alice memejamkan matanya. Berusaha menikmati setiap gerakan yang dilakukan James.

James membuka perlahan baju Alice. Gadis itu menatap James sayu ketika laki-laki itu memainkan payudaranya. James dengan rakus memasukkan payudara Alice ke mulutnya. Mengemutnya bagaikan bayi.

Alice tentu saja merasa geli. Ia menjambak rambut James pelan. Laki-laki itu membuat tanda di dada Alice.

Alice menjerit pelan ketika James hendak membuka celananya. James menaikkan wajahnya, menatap Alice bingung. Alice menggeleng, pertanda menolak perlakukan James lebih lanjut. "Aku gak bisa." ucapnya lirih.

"Kenapa?" tanya James.

"Aku belum siap," cicitnya.

"Tapi tadi kamu minta lanjut."

Alice menggeleng pelan. "Aku takut,"

James menghela napas pelan. Ia mengelus kepala Alice lembut, lalu memeluk tubuh mungilnya. "Baiklah. Aku juga tidak akan memaksamu."

* * * *

"Shh fuck you." Liong mengerang dalam kenikmatan. Tidak, ia tidak sedang meniduri Velly. Yang ia setubuhi sekarang adalah adik kelasnya.

Dia sangat cantik. Bahkan ketika Liong memasukkan penisnya, ternyata ia masih perawan. Dan Liong adalah pria pertama yang menggagahinya.

"Ahh Kak Liongg," Gadis itu meringis kesakitan. Ia juga merasakan kenikmatan ketika penis Liong menghantam vaginanya berkali-kali.

"Shit, kamu sempit sekali sayang." Liong memegangi pinggul gadis itu sambil terus menggenjotnya dengan brutal. Gadis itu meremas bantal dengan kuat.

"Ahh ahhh Kak Liong, aku mau pipishh," ucapnya.

Liong menggigit kecil daun telinga gadis itu. "Together babe,"

Liong menghentakkan penisnya kuat ketika cum di dalam vagina gadis itu. Gadis itu merasakan cairan hangat yang mengalir di vaginanya. Tetapi ia tiba-tiba tersadar sesuatu.

"Kak Liong tidak pakai pengaman?" tanyanya pelan.

"Tidak," jawabnya acuh. "Buat apa." Liong kembali memakai celananya dna melangkahkan kaki hendak keluar dari ruangan.

Gadis itu berteriak. "Kak Liong kenapa tidak pakai pengaman?! Kalau aku hamil gimana!!"

Liong menatap tajam adik kelasnya itu. "Siapa peduli." Lalu ia pun pergi meninggalkan gadis itu sendirian di ruangan.

"Ck dasar. Jadi jalang aja bangga." desisnya.

Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang ia kenal. Matanya terpaku melihatnya. Bibirnya hendak bergerak memanggil namanya, tetapi ia urungkan niatnya ketika melihatnya bersama lelaki lain.

"Sialan."

Liong duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Seorang perempuan berkuncir dua datang menghampirinya. "Ha-halo, kamu Liong kan??" tanyanya gugup.

Liong tersenyum manis. "Iya. Ada apa?" Ia melihat gadis itu menjerit pelan ketika menatapnya.

"E-eum, itu. Aku mau minta nomor handphone," Gadis itu menyerahkan handphone nya. "Boleh tidak?" tanyanya.

Liong tersenyum lalu mengambil handphone gadis itu dan menuliskan nomornya di sana. "Itu nomorku. Chat saja jika kamu mau." ucapnya seraya mengembalikan handphone gadis itu.

Gadis itu tersenyum sumringah. Ia meloncat senang. "Terima kasih." ucapnya.

Liong mengangguk pelan. Ia tersenyum miring lalu melirik gadis itu. "Lumayan juga."

"Ah, itu …." Liong memanggil gadis itu.

"Ya??"

"Apa kamu ada waktu setelah pulang sekolah? Aku ingin berbicara denganmu sebentar."

"Te-tentu saja! Kita mau ketemuan di mana?" jawabnya cepat.

"Hm," Liong berpikir sejenak. "Gudang sudah, kelas sudah, di mana lagi ya."

"Datanglah ke rumahku. Aku akan menunjukkan lokasi rumahku." ucap Liong.

Gadis itu mengangguk semangat. "Baiklah. Sampai nanti yaa. Dahh." Gadis itu melambaikan tangannya.

Liong ikut melambaikan tangan. "Ck, murahan." desisnya.

MY SWEET HEART (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang