H 2

47.7K 3.1K 280
                                    


Happy Reading
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

Sepanjang perjalan menuju cafe, Kevia nampak santai dan biasa saja. Mia serta yang lainnya sudah tiba di cafe tersebut, sedangkan Kevia, ada beberapa hal yang harus dia urus dengan fakultasnya.

Jarak cafe dan kampusnya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 10-15 menit jika tidak ada kemacetan. Saat Kevia akan sampai di cafe tersebut, mobil yang dia kendarai tiba-tiba mati begitu saja.

"Sial!" kesalnya. "kenapa lagi, sih, nih mobil!" lanjutnya kesal.

Kevia segera turun dari mobilnya untuk melakukan pengecekan pada mobilnya. Kevia mencoba untuk membuka cap mobil depannya dan membiarkannya begitu saja.

Kevia yang kesal karena tidak mengerti segala sesuatu selak beluk mobil segera menghubungi seseorang yang jauh disana.

Panggilan terhubung setelah Kevia melakukan panggilan selama 3x

"Kamu dimana?" tanya Kevia

"Aku lagi nongkrong sama teman-teman. Kenapa, honey?" tanyanya

"Oh, teman-teman sampah mu?" sarkas Kevia

"Mulai deh, ada apa sayang?" tanyanya lembut.

"Mobil ku mogok, kesini dong. Lagian pasti gak jauh kan kamu nongkrongnya." pinta Kevia.

"Udah cek indikator bensin?"

"Udah, masih banyak." ucap Kevia santai.

"Coba kamu cek air-" ucapnya terpotong.

"Air? Air ap-" ucap Kevia menghentikan perkataannya, saat melihat mobil milik sang kekasih lewat berlawaan arah dengan posisi Kevia saat ini.

Deg

Kevia bisa melihat dengan jelas, Rezaq bersama dengan seorang perempuan yang Kevia kenal.

"Sayang? Hallo? Honey?" ucap Rezaq

"Have fun, ya, sama dia, zaq." ucap Kevia santai, lalu mematikan panggilannya secara sepihak

Kevia mengabaikan panggilan Rezaq yang terus mencoba menghubunginya. Bahkan setelah panggilan ke 10 pun, tidak hentinya Rezaq terus menghubungi Kevia.

Perlahan Kevia jongkong di dekat mobilnya, dengan posisi mata lurus menatap aspal yang ada di hadapannya. Sesak, entah mengapa hatinya terasa sesak, walau sudah sering melihat hal itu.

Kevia menghela nafas berat, lalu tersenyum. "Gue bukan perempuan lemah, gue bisa melakukan semuanya sendiri, mandiri. Sejak awal, gue juga melakukan semuanya sendiri. Semangat!" gumamnya pada diri sendiri.

Perlahan Kevia kembali berdiri, Kevia baru saja ingat pada Mai dan Nerissa. Dengan cepat Kevia mencoba menghubungi salah satu dari mereka. Sudah tiga kali Kevia menghubungi Mai dan Nerissa, namun panggilannya tidak di jawab oleh mereka.

"Ojek online." gumamnya.

Saat Kevia tengah berkutat dengan handphonenya, dan baru saja dia akan memesan ojek online. Handphone miliknya seketika mati begitu saja.

Kevia menghela nafas berat, lalu kembali menatap sekitar. Tidak ada taksi maupun angkutan yang berlalu lalang di sekitarnya. Kevia dengan cepat menutup cap mobilnya dan segera mengambil tas miliknya.

"Mobil gak guna, besok gue buang lo!" kesalnya menatap mobil miliknya.

Kevia terpaksa berjalan kaki menuju cafe tersebut. Namun saat Kevia belum sampai dan jarak cafe lumayan masih jauh dari posisinya saat ini, tiba-tiba seseorang membunyikan klakson mobilnya.

Happy [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang