17

322 59 141
                                    

Chapter 17: "Stalker"──・──・・✧ ・・──・──

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Chapter 17: "Stalker"
──・──・・✧ ・・──・──

Taksi yang ditumpangi Iseul dan Ayeon sampai di stadion tempat Sunghoon biasa latihan. Mereka mengetahui lokasinya karena Ayeon meminta alamatnya dari Jaeyun. Keduanya turun, lalu menunggu di pintu masuk.

Hampir setengah jam menunggu, akhirnya orang yang ditunggu keluar. Iseul dan Ayeon langsung mencegat Sunghoon. Raut wajah Sunghoon tampak dingin, seolah mengatakan untuk minggir dari hadapannya.

"Ada yang perlu kita bicarain." ujar Iseul.

Sunghoon berjalan mendahului mereka. Sebelum semakin jauh, Ayeon menyaringkan suaranya. "Ini tentang stalker. Lo pasti tau 'kan Mira punya stalker?"

Sunghoon berbalik, lalu membalas. "Gue gak peduli sama sekali."

"Walaupun dia yang pernah nabrak lo?" gertak Iseul.

Kalimat itu sukses membuat tubuh Sunghoon terdiam mematung. Memori saat ia ditabrak mencuat dari pikirannya. Sungguh, Sunghoon masih memiliki dendam dengan orang yang menabraknya. Dan ia penasaran cecunguk mana yang menjadi pelakunya.

"Tadi kita ketemu sama Jay, dan ternyata dia yang jadi stalker-nya." jelas Ayeon.

"Terserah habis ini lo mau ngapain. Pokoknya kita cuma ngasi tau. Ayo balik, Yeon." Iseul menarik tangan Ayeon untuk pulang.

Di sana, Sunghoon mengepalkan tangannya erat. Jika Jay yang dimaksud adalah cowok yang merupakan teman les Mira, maka adu tinju tampaknya tak bisa dihindari. Minimal Jay harus merasakan apa yang dirasakannya dulu.

———

"Mira!" panggilnya.

Perasaan dingin menjalar di punggung Mira, membuat bulu kuduknya meremang. Jantungnya nyaris berhenti berdetak. Ia kenal betul orang yang ada di hadapannya.

“Kitae?”

Sang mantan tersenyum. Ia mengenakan kemeja merah yang melapisi kaos hitamnya. Warna celana senada dengan kaos hitamnya. Poni menutup dahinya, matanya agak sipit dan alisnya tipis. Senyumnya menawan dan terlihat membanggakan rupanya.

Kitae memiliki aura seperti idola yang gadis-gadis sukai. Ia berjalan lurus ke arah Mira.

“Loh? Bukannya kamu ada di Singapura?” tanya Mira. Suaranya bergetar kebingungan.

“Aku udah pulang.” 

Kitae menarik Mira ke dalam pelukannya. Tangan kanan Kitae membelai rambut Mira, sedangkan tangan kirinya melingkar di pinggangnya.

“Mira, ayo kita balikan.”

Mira memproses apa yang sedang terjadi. Ia terkejut bahwa mantan yang seharusnya masih di Singapura kini sudah pulang dan memeluknya. Aroma parfum musk terhirup seolah memperingatkannya kalau lelaki yang di hadapannya ini nyata. Aroma yang membangkitkan kenangan semasa berpacaran dulu.

Stalker ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora