pasar malem

7.2K 754 105
                                    

Seperti yang direncanakan, Bian Ndaru cuma muter muter doang sampe pantat Bian panas.

" Nda.. berenti kek dimana, pantat gue sakit nih" ucap Bian.

Bian meletakkan dagunya di pundak Ndaru, tanganya melingkar manis di pinggang remaja itu.

" Punya gue yang lebih sakit, ngga ngomong apa apa gue"

" Makannya itu, berenti dulu kek dimana"

" Hmm"

Ndaru menghentikan motornya di lampu merah dan melirik jam tanganya.

Pukul 9.31

Ngajak Bian jalan itu rewelnya minta ampun, soalanya anaknya ngga bisa duduk diem terlalu lama.

Ndaru menyenderkan punggungnya ke belakang, tanganya menepuk lutut Bian yang memeluk pinggangnya erat.

" Kepasar malem aja gimana?" Usul Ndaru.

" Emang ada?"

" Ya ada, tapi ngga terlalu rame, paling cuman jajanan sama wahana dikit"

" Serah deh"

Ndaru berbelok ke kiri memilih jalan satu arah, dipinggiir pinggir jalan banyak toko toko berjajar rapi dengan kursi kursi taman.

Bian menoleh ke kiri jalan dan menumpukan pipinya.

Udara benar benar dingin, apalagi Bian cuman pakek kaos dan celana pendek selutut.

Ndaru menghentikan motornya lagi di lampu merah dan menyandarkan punggungnya lagi kearah Bian.

Mereka noleh ke mbak mbak yang lagi bisik bisik tentang mereka, ngga bisa dibilang bisik bisik sih soalnya mereka ngomong sambil treak.

" Mba, minta Ig nya dong"

Ndaru melirik ke spion saat mendengar ucapan Bian.

Mba mba itu buru buru mencari hp nya, Ndaru menenggakkan punggunya lagi.

Saat mba mba itu menunjukkan akun ignya, Ndaru buru buru menjalankan motornya.

Bian terkekeh dan melambaikan tanganya kearah mbak mbak itu.

" Marah?" Tanya Bian.

Emang hobi banget nyari perkara, ntar nanges..

" Cuman bercanda yang" bujuk Bian, tapi Ndaru seperti enggan bergeming.

" Yaampun ayangnya Bian marah"

Bian mengusak rambut Ndaru, dan mengeratkan pelukannya dengan gemas.

" Paling lucu seduniaaa"

Ndaru menghentikan motornya setelah sampai di alun alun kota, dan turun tanpa mengucapkan apa apa Sama Bian.

Bian tersenyum dan berlari kecil mengikuti Ndaru.

Lenganya menyenggol lengan Ndaru dengan cengiran khasnya.

Ndaru mendorong wajah Bian agar menjauh.

Mata Bian menangkap nenek nenek yang lagi berdiri di pinggir jalan.

Mau cari muka ah ke Ndaru, kata itu tercetak jelas di wajah Bian.

Bian berlari kearah nenek nenek itu, Ndaru menaikan sebelah alisnya mengamati pergerakan Bian.

Jantungnya berdetak kencang, kakinya hampir melangkah menyusul Bian yang hampir tertabrak motor itu.

Ndaru menghela nafasnya kesal melihat remaja kebanyakan gula itu.

Wajahnya yang mengeras terlihat mulai tenang lagi saat melihat Bian yang menggandeng orang tua itu untuk menyebrang.

Ndaru tersenyum dan berjalan hendak menghampiri Bian.

REBUTAN JADI SEME⛔ (TAMAT MEKS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang