Pertemuan

301 58 6
                                    

Selamat malam 😊
.
Up Aliqa lagi setelah lama tertidur😊
.
Semoga suka
.
Jangan lupa Votement'a
Agar author tahu kalian semua suka ceritanya atau nggak
Nggak sulit kok cuman tekan ☆ doang
Kalau sudi comment  juga boleh, biar author makin semangat 😊
.
Happy reading 😘
.
.
.
.

"Latihan hari ini cukup ya mbak, jam 10 ayah harus hadir di Universitas, buat peresmian gedung baru." Kata ayah saat kami sedang duduk diatas rumput setelah latihan, aku mengangguk. Ayah Alvand memang tak hanya sibuk di kesatuan, tapi juga sibuk mengurus Universitas menggantikan Opa Dhika, meski Opa juga masih sering meninjau, tapi untuk keseluruhan memang ayah yang mengurusnya.

"Siap yah, bunda ikut juga yah?"

Ayah mengangguk, "Pasti, ibu negara kalau nggak diajak bahaya mbak." Aku tersenyum mendengar jawaban ayah, memang ya para pria member family D2R itu nggak pernah bisa jauh dari para istri, aku sering iri melihat betapa romantisnya mereka, betapa sayangnya mereka pada istri, semoga saja aku bernasib sama seperti para wanita member family D2R.

"Mbak mau ikut?"

Aku langsung menggeleng dengan cepat, "Nggak yah, mager." Kataku sambil nyengir, ayah tersenyum dan mengangguk.

"Yasudah ayo kita pulang." Ajak ayah, aku hanya mengangguk saja, berdiri mengikuti ayah untuk kembali ke rumah.

Sampai rumah, kami di sambut bunda yang sudah berhias dengan sangat cantiknya dan si tampan Zivand yang sedang memakan sosis bakar buatan bunda, dari aromanya saja sudah pasti itu enak, karena bunda selalu membuat makanan yang enak - enak, meski sederhana tapi rasanya benar - benar juara.

"Sudah pulang? Buruan mandi terus sarapan yang kesiangan." Kata bunda membuat aku dan ayah terkekeh.

"Harusnya bunda duluan, sudah tau ayah sama mbak latihan." Kata ayah yang berjalan mendekati bunda, tak lupa mencium kening bunda dengan sayangnya.

Tuhan, aku selalu iri melihat keharmonisan rumah tangga family D2R, bisakah aku mendapat suami seperti mereka yang bucin akut pada istrinya? Semoga saja, nasibku dalam berumah tangga nanti seberuntung para wanita member family D2R.

"Makan paling enak ya rame - rame yah, buruan gih mandi, kita harus hadir tepat waktu di Universitas." Kata bunda, ayah hanya mengangguk saja menuruti titah ibu negara.

"Mbak ke kamar dulu ya bun." Pamitku pada bunda yang dijawab dengan anggukan dan juga senyum manis beliau.

Masuk ke kamar, merebahkan tubuh sejenak di atas kasur kesayangan sebelum mandi, rasanya benar - benar nyaman, memang tubuhku berkeringat, tapi merebahkan tubuh jadi pilihan utamaku sambil menunggu ayah selesai mandi dan juga keringat di tubuhku tak lagi bercucuran.

Efek lelah setelah latihan, membuat kedua mataku tak bisa diajak kerja sama untuk tetap terbuka, dinginnya AC juga semakin memberiku kenyamanan memejamkan mata.

"Mbak ko tidur, mandi dulu sayang, terus sarapan." Usapan pelan di puncak kepalaku dan suara bunda terdengar, membuatku menggeliat, tapi masih enggan membuka mata.

"Siap bunda." Jawabku masih dengan memejamkan mata.

"Bunda, ayah dan Zivand berangkat dulu ya, buruan mandi."

"Siap bunda cantik." Jawabku lagi, tak lama terdengar suara pintu kamar yang di tutup kembali, pertanda bunda sudah keluar dari kamarku. Sebenarnya ingin sekali aku mandi, tapi rasa kantuk yang semakin mendera membuatku kembali mengurungkan niat untuk mandi, aku justru kembali menarik selimut, menutup seluruh tubuhku dengan selimut.

Cita Setinggi AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang