18

21.4K 1.9K 42
                                    

Aksa tak henti-henti tersenyum saat mengingat kejadian semalam, bahkan saat guru menerangkan pun Aksa kurang fokus.

"Lo kenapa, kerasukan kunti?" tanya Disa ia menyikut tangan Aksa.

Aksa menggeleng cepat, dan memberikan cengiran nya.

"Aksa Bagaskara." panggil Pak Anang, Aksa sontak mendongak, dan mengacungkan tangannya.

"Coba jelaskan apa itu rekonsiliasi bank?" titah Pak Anang.

Aksa diam untuk beberapa detik, ia merangkai kata untuk menjawab.

"Rekonsiliasi bank adalah suatu proses pencocokan dan penyesuaian atas informasi catatan transaksi atau saldo kas antara catatan menurut nasabah dan bank. Rekonsiliasi bank juga berperan penting untuk mencegah terjadinya penyelewengan dana pada kedua belah pihak." tutur Aksa lancar. "Singkatnya, rekonsiliasi adalah suatu proses Pak." lanjutnya.

Pak Anang mengangguk lalu melanjutkan, bertanya pada siswa yang lainnya membuat jantung berdetak dengan kencang saja, bukan, ini bukan getaran cinta melainkan ketakutan tak bisa menjawab.

Setelah panik di gempur pertanyaan akhirnya bel istirahat berbunyi, sungguh bagaikan suara bidadari yang indah.

"Lo mau ngantin apa di sini?" tanya Disa.

"Gue bawa bekel." jawab Aksa, dan mengeluarkan kotak biru. Disa mengangguk.

"Gue duluan."

Setelah kepergian Disa, Aksa langsung makan dengan lahap sengaja ia bawa bekal supaya menghemat ia juga menyiapkan untuk Reza tadi dan kekasihnya itu membawa bekal juga.

Sedikit lagi Aksa yakin ia akan bisa memilik Reza, bukankah Leni sudah bilang ia pelakor? Bukankah tak enak dituduh tapi kita tak melakukannya, jadi lebih baik Aksa lakukan apa yang dikatakan Leni.

Aksa mungkin tak berani melawan Reza, namun ia berani melawan siapapun yang mengganggunya karena pada dasarnya, Aksa tak suka direndahkan.

"Aksa." ucap Deo ia duduk dihadapan Aksa.

"Makan De." tawar Aksa. Deo menggeleng.

"Gimana kabar lo?" tanya Deo seakan mereka tak bertemu lama.

"Baik, walaupun kemarin sempet sakit, tapi lo ijinin kan di agenda sekertaris?" tanya Aksa.

"Iya Kak Reza bilang lo ijin." ucap Deo.

Aksa mengangguk, karena memang Reza sudah memberi tahunya bahwa ia dijinkan.

Deo menatap Aksa, lelaki yang sama sekali tak bisa ia genggam jangankan sekarang dulu saja saat Aksa tak memiliki kekasih, sangat sulit untuk mendekatinya, apalagi sekarang. Bahkan Aksa berhenti bekerja pada Mama nya, Reza benar-benar posesif mungkin jika Deo di posisi Reza ia juga akan se posesif itu.

"Gue tahu gue ganteng, jadi jangan lihatin sampe segitunya." sindir Aksa. Deo langsung tersadar dari lamunannya.

"Lo cantik Sa, manis lagi." tutur Deo yang langsung mendapat pukulan ringan di bahunya.

"Gue ganteng pokoknya." ucap Aksa, Deo mengangguk meng iyakan ia tak mau kena amukan Aksa yang seperti gadis PMS.

______

Aksa sudah terbiasa pulang sendiri, ia selalu pulang lebih awal karena takut tak ada angkutan umum lagi.

Ia memasak menunggu Reza pulang, Aksa sungguh bertekad bulat akan membuat Reza menyukainya.

Suara pintu terbuka dan terlihat Reza yang baru saja datang, Aksa tahu mengapa lelaki itu telat pulang pasti ia mengantar Leni terlebih dahulu.

"Kak, mau makan dulu atau mandi?" tanya Aksa, pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pemeran perempuan di film-film.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang