Kematian Tak Terelakkan

241 24 2
                                    

Yahoooooo Minna!!
Di sini, watashi minta maaf karena telah membuat kalian semua jadi janda🙏🏻

Udah itu aja, dadah ◡ ω ◡

***
Pembunuh

Gadis dengan rambut ungu itu menatap indah rembulan dari jendela ruang yang hanya terdapat kasur itu.

Bagaimana kau tetap hidup dengan tangan penuh darah itu?

Terus saja bermunculan, suara yang mengganggunya.

Kau membunuh pria yang kau cintai

Biasanya, di saat suara seperti ini menghampiri benaknya, dia akan menutup telinganya rapat-rapat sembari menangis. Lalu, tubuh yang hangat akan memeluknya lembut.

Kau akan kehilangan segalanya, sama seperti kau melenyapkan kami.

Suara-suara itu semakin bertambah, terus mengisi kepalanya yang kosong. Apa yang gadis itu rasakan sekarang? Dia sendiri tidak bisa menggambarkannya. Dia yakin sekarang, mentalnya tidak berada dalam kendalinya.

Dia mati

"Dia tidak mati.. Law tidak mati"

Senyum aneh-nya naik perlahan. Lalu, dia tertawa. Semakin banyak suara-suara yang ia dengar, semakin kuat tawanya. Tangannya naik menarik-narik rambutnya sendiri dengan kuat, bahkan beberapa helai berhasil tercabut.

"Dia akan datang lalu memelukku kembali"

Kedua tangannya turun. Tangan kanannya meraih pisau di sebelahnya.

SRET SRET

Kemudian, ia goreskan lengan tempat nadinya berada dengan pisau tajam itu. Senyumnya semakin naik saat melihat darah kental miliknya mengalir deras.

Ya. Ini adalah rencana dari sekian banyak rencana. Melihat perlakuan buruknya pada dirinya sendiri, tentu saja Law akan memarahinya. Tapi, tak apa baginya. Karena satu-satunya yang dia inginkan adalah mendengar suara Law. Satu-satunya suara yang dapat mengusir suara-suara yang menghantuinya.

Ah. Sekuat apapun otak kanannya membuat harapan dari semua yang ada. Gadis itu tidaklah beruntung. Karena, dia terlahir dengan kecerdasan tinggi. Jauh sebelum dia menyayat nadinya sendiri, otak kirinya sudah tahu bahwa pria yang dicintainya itu tidak akan bernafas lagi.

Orang yang mati, tidak akan bisa kembali lagi.

Aku tahu, aku tahu itu. Hanya saja, jika aku menghancurkan otak kiri-ku, aku tidak akan se-menderita ini.

Alesha mengigit bibir, air matanya berjatuhan.

Meski hanya di dalam imajinasi-ku saja, aku ingin bertemu denganmu lagi, Law.

Dia tersiksa. Dadanya begitu sesak. Setelah semua yang ia jalani, ia pikir kali ini, tuhan telah benar-benar mengizinkannya untuk bahagia. Dia berharap bisa bahagia untuk kedepannya. Tetapi, dia yang merupakan seorang pembunuh itu malah hidup tanpa tahu diri.

Dia mengangkat pisau itu menuju dada kirinya. Benar. Dia tersiksa karena telah berharap pada hidupnya sendiri. Sejak awal, dia memang tidak boleh tersenyum, dengan tangan penuh darah itu. Semua yang di sayanginya akan mati. Baik itu Ibunya, Keluarga pamannya, Taiga, Mayu, Sento, Haru, semua warga desa dan Law. Semua mati karena dekat dengannya.

PURUPURUPURU

Di atas meja, den-den mushi berwarna ungu miliknya bergetar, mengagalkan upaya bunuh dirinya. Ah, paling juga klien. Butuh jeda baginya mengangkat panggilan itu. Sampai akhirnya, lemah tangannya menurunkan siput itu lalu meraih gagangnya.

Demon Detective Pirate ( Trafalgar Law x Alesha )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang