-SA: Chapter 2-First Mission-

5 2 0
                                    

          Esok hari, Ventura mengerjapkan kedua kelopak mata perlahan, sinar matahari menganggu indera penglihatannya. Setelah selesai menyesuaikan cahaya yang masuk, ia menyadari bahwa ini bukan ruangan pribadinya. Seketika Ventura pun menoleh ke arah samping saat salah satu suara menginterupsi. "Sudah sadar?" Ventura yang merasa seluruh tubuh terasa sakit hanya bisa diam tak berkutik.

          "Siapa kau?" Pria yang sedang menyesap rokoknya itu terhenti, menatap ke arah Ventura. "Lupa akan suaraku, heh? Aku pikir kau cukup pintar," kata pria tersebut. Dia beranjak dan menggeser dinding secara horizontal, setelah itu tampilan yang awalnya hanya dinding berubah menjadi layar dengan hologram. Menampilkan berbagai macam informasi tentang Ventura setelah pria tersebut berucap, "Klux, periksa."

          Data mengenai identitas Ventura sudah terungkap dengan jelas di layar. Membuat Ventura kehabisan kata-kata dan hanya bisa menatap layar yang menampilkan dirinya yang sedang berlibur bersama keluarga di salah satu kota di Utara pada masa silam. "Ventura Burnley atau Ventura Zordan?" ucap pria tersebut seraya menatap Ventura dengan sebelah alis terangkat juga senyuman aneh terpatri diwajahnya.

***

          Zhedan memegang erat tabletnya. Pakaian yang dipakai oleh Ventura sudah dibuang dan diganti oleh pria bertopeng itu, sehingga kamera yang berada dipakaian tersebut ikut terbuang. Tak bisa mengetahui keberadaan Ventura sekarang. Saat ini, Selyon sedang memerintahkan beberapa anggota untuk pergi ke kota Timur. Mencari keberadaan Ventura yang menghilang seperti ditelan bumi.

          Sementara, Hez sedang melakukan persiapan untuk bergegas ikut pergi ke kota Timur lagi. Menyelamatkan Ventura dari musuh karena kecerobohan Hez sendiri. Jika saja, Hez tidak sembrono, mungkin ia tidak akan menyesal sampai saat ini.

          Zhedan keluar dari ruang utama setelah mendengar perintah Selyon untuk berkumpul. Tetapi, sebelum Zhedan sempat meninggalkan ruang utama, salah satu orang memanggil namanya. "Zhe ... Ve meninggalkan ini untukmu sebelumnya. Dia menyuruhku memberikan kepadamu setelahnya," ucap Maguire-anggota dari tim keempat, seraya mengulurkan sebuah benda ke Zhedan.

          "Mag? Untukku? .... Terimakasih." Zhedan memeluk erat Maguire setelah menerima benda yang dititipkan Ventura kepada Maguire. Maguire mengusap punggung Zhedan lembut sembari berkata, "Aku bisa menjadi teman mengobrolmu saat Ve tidak ada, Zhe." Zhedan mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya ke bahu Maguire dengan sedikit terisak.

          "Aku yakin Ve baik-baik saja, Zhe." Zhedan mengangguk pelan sebelum menarik diri dari dekapan Maguire. "Aku harap juga begitu."

          Sudah beberapa Minggu, Ventura tidak bisa diselidiki. Bahkan, anggota yang diperintahkan Selyon untuk menjemput Ventura kembali masih tidak menemukan hasil apa-apa. Disaat itu pula, Zhedan menjadi lebih dekat dengan Maguire.

          Maguire yang berusia sedikit lebih tua dari Zhedan harus menjalankan misi pertama kalinya pada Minggu ke-100 setelah hilangnya Ventura. Yang berarti, sekarang ini Zhedan telah berusia 17 tahun. Sedangkan, Maguire telah berusia 18 tahun. Perubahan pada karakter Zhedan juga berubah, begitupula dengan Maguire. Zhedan saat ini berbeda dengan yang dulu.

          Rambut lurus yang telah panjang itu, ia gerai dengan sekenanya. Menatap ke arah Selyon yang sedang memberikan tugas kepada anggota lain. Ketukan pada pintu masuk membuat Zhedan juga beberapa orang di sana mengamati dengan jelas saat salah satu anggota masuk dengan membawa sebuah kabar. Samar-samar Zhedan mendengar bahwa Ventura diduga telah berkhianat. Zhedan bangkit dari kursi dan menghampiri Selyon juga anggota yang menyampaikan kabar tadi.

          "Ada apa ini, Sir?" tanya Zhedan seraya menatap orang yang berada di depannya. "Kau, pergilah," titah Selyon kepada anggota tadi. Selyon memandang Zhedan dengan pandangan sendu, takut menyinggung Zhedan yang merupakan teman baik Ventura.

          "Zhe percaya bahwa Ve berkhianat? Apa tanggapan, Zhe?" Zhedan menatap erat ke arah Selyon. "Jika dia berkhianat, bukankah penghianat harus dimusnahkan? Sir," ucap Zhedan dengan sedikit ragu. Selyon menutup matanya sebentar, menghela nafas dan mengangguk membenarkan. Ia mengusap puncak kepala Zhedan lembut.

          Selyon meninggalkan Zhedan dan berjalan ke arah depan layar, memutar tubuh menatap ke arah semua anggota yang berada di sana. "Perhatikan! Saya menerima sebuah informasi mengejutkan mengenai anggota kita yang hilang beberapa waktu lalu. Salah satu anggota yang saya perintahkan membawanya kembali malah mengatakan hal yang membuat kita mungkin akan membencinya. Ve dipercaya berkhianat dengan musuh! Foto-foto dilayar dibelakang saya ini adalah bukti yang sangat kuat."

          Zhedan membungkam mulutnya tak percaya, badannya seakan lemas tak berdaya. Ventura, teman baiknya yang ia kira tak akan berkhianat. Ternyata hanya ilusi. Dilayar, salah satu foto menampilkan Ventura yang sedang tertawa bersama seorang anak laki-laki di sebuah taman bermain. Foto berikutnya menampilkan salah seorang pengawal berpakaian hitam yang menghampiri Ventura yang sedang bersama anak laki-laki tadi. Pengawal tersebut menggendong anak laki-laki yang berada disisi Ventura tadi dan seperti berkata sesuatu sebelum meninggalkan taman bermain.

          Ventura mengubah raut wajah yang tadinya bahagia menjadi muram setelah pengawal tadi berkata sesuatu padanya. Arah potret yang sangat baik membuat foto tersebut terlihat kentara. Dan raut wajah Ventura yang berubah juga sangat jelas. Zhedan yakin ada yang tidak beres dengan keadaan Ventura.

          Setelah informasi itu diumumkan oleh Selyon, misi saat ini lebih penting untuk dijalankan. Sehingga Selyon tetap menyuruh anggota untuk mengerjakan tugas masing-masing. Maguire yang berada di kota Barat Laut segera berbicara kepada Selyon dengan menggunakan telepon jarak jauh.

          Setelah mendengar aba-aba dari Selyon untuk menyerang, Maguire dengan tim keempat langsung bergerak menuju target. Maguire menaikkan masker yang menutupi sebagian wajahnya dengan sekali tarik. Menyuruh kedua anggota lain untuk maju terlebih dahulu, sementara ia akan mencari jalan keluar lain yang memungkinkan target untuk melarikan diri.

          Setelah agak lama melumpuhkan lawan, tak berapa lama, target pun terkepung. "Tu ... tunggu, siapa kalian?" ucap target dengan nada sedikit takut.

          Zhedan, Selyon, dan anggota QSA yang berada di ruang utama melihat ke layar, target tidak bisa lari kemana-mana. Setelah itu, mereka melihat dengan jelas Dandelion-wakil ketua tim keempat, dengan sekali pukul bisa langsung melumpuhkan juga membuat target kehilangan kesadaran. Anggota yang berada di ruang utama QSA pun bersorak kegirangan, adu tos dengan yang lain juga. Selanjutnya, Selyon meminta mereka untuk membawa target ke markas.

***

          Maguire menghampiri Zhedan yang sedang menyeduh kopi di dapur. "Pekan depan, kau mulai bertugas, bukan? Zhe." Maguire berucap seraya menyangga tubuhnya di pantry. Zhedan mengaduk kopi seraya menjawab pertanyaan Maguire. "Iya, entah ditugaskan dimana. It will be my first mission."

          Sementara itu, pekan depan yang sudah ditentukan oleh Selyon kepada tim kedua sudah datang. Zhedan sedang bersiap bersama anggota timnya yang lain, tak terkecuali ketua tim, Piqué. Selyon meminta tim kedua bersiap untuk berangkat, sebelum itu, mereka diminta untuk berkumpul di lapangan landas. "Kau siap, Zhe?" tanya Selyon seraya menunduk ke arah Zhedan karena tinggi Zhedan hanya sebatas bahunya. Zhedan mengangguk dengan pasti. "Saya siap, Sir."

          "Targetmu sekarang ini adalah seorang penyelundup narkoba, saat ini mereka akan pergi menjual. Kalian harus menghentikannya, sebelum mereka mencapai kota di Selatan," ucap Selyon di seberang. Zhedan mendengarkan dengan sesama melalui earphone tanpa kabel, satu persatu kata yang dilontarkan Selyon secara rinci itu membuat Zhedan lebih fokus ke misi. "Baik, saya mengerti, Sir."

          "Kita harus mendarat ke lapangan landas yang berada dekat dengan tujuan target. Kak Pi, kita akan menggunakan mobil nanti. Biarkan aku yang menyetir, Val kau telpon tim yang berada di sana untuk mengantar mobilnya," kata Zhedan. Piqué mengacak gemas rambut Zhedan. "Baiklah."

          Vallen hanya menatap mereka berdua malas, membuang muka dan menatap ke arah jendela. Sedangkan, Hag hanya memfokuskan pandangan ke depan karena dia yang mengendalikan helikopter tersebut.

SPY AGENCYWhere stories live. Discover now