9. celaka

93 15 1
                                    

Fenly dan Zweitson telah bangun sebenarnya sudah dari jam 4 tadi karna mereka masih memikirkan Yoridios yang ada di rumah mereka. Mereka berpikir pikir sejenak.

Lalu mereka berdua memutuskan untuk menggunakan kekuatan mereka untuk menjaga diri kecuali Fenly yang tak punya indra ke-7. Cuman Zweitson yang mengeluarkan indra ke-6 akhir.

Zweitson yang memimpin, Fenly menjaga dari belakang "aman?"

"Yuk jalan!"

"sunyi banget!" Gumam Fenly

Mereka sampai di ujung tangga... Mereka mengendap endap. Zweitson dan Fenly telepati lewat kontak mata. Mereka saling mengangguk lalu keluar "aaaa-" pekik kedua nya tapi terhenti karna tak ada satupun di sana

"Tidak ada siapa siapa... Tapi kita harus tetap waspada... Kita nggak boleh le- aaakhh" ucapan Fenly terhenti saat mama dan papa nya datang dari pintu depan. Zweitson langsung menutup mulut Fenly untuk tidak membuat kerusuhan lagi.

"Halo sayang sayang mama..." Ucap mama membukakan pintu

"Papa pulang" sapa papa

Zweitson memeluk erat mama nya. Mama membalas pelukan itu "takut...." lirihnya

"Kenapa takut kan ada bangFen..." Ujar Fenly "tadi malam Zweitson nangis di kamarnya karna ketakutan jadi bangFen nyuruh Zweitson buat tidur bareng abang aja..." bohong Fenly sebenarnya mereka sedang di ngganggu oleh Yoridios di rumah dan mungkin sedang berkeliaran...

Papanya tau kalau Fenly berbohong tapi papa mencoba untuk tak ingin membahasnya di depan sang istri "dah kalo gitu kita masak bareng bareng aja... Yuk!" Ajak papa lalu semuanya pergi ke dapur

Kini nemu makanan adalah sayur jamur di tambah kentang dan wortel. Semua makan dengan lahap. Yang memasak adalah Fenly dan Zweitson. mama dan papa hanya duduk manis di meja sambil bercerita.

"Enak banget masakan anak mama!"

"Iya dong siapa dulu mama nya..." Saut Zweitson. semua tertawa. Warna rumah yang tadi malam meredup kini kembali lagi seperti semula hangat dan cinta kasih sayang telah kembali.

🌿...🌹

Fajri telah melewati masa kritisnya, ia sudah siuman sekarang. Farhan masih setia menunggu kehadiran Fajri. Farhan belum bangun sejak tadi dan ia tak mau jauh jauh dari adik sepupunya. Fajri mengusap usap Surai kriting Farhan. Ia sangat beruntung mendapatkan kaka seperti Farhan walau dia overprotektif dengan nya tapi sudah menjadi biasa untuk Fajri

Farhan merasa ternganggu. Ia bangun dari tidur nya dan langsung membuka matanya lebar lebar. Ia langsung memeluk tubuh Fajri pelan rasa rindu dan khawatir ada di dirinya "maafin gua belum jadi kakak yang lo harapkan Ji! Gua minta maaf karna udah tinggalin lo di rumah sendiri!"

"Iya... Nggak papa kok bang... Ini juga bukan salah banghan kok... Maafin Aji karna udah repotin banghan ngejagain Aji..." Fajri meresakan sesak tapi bukan karna pelukan Farhan terlalu erat tapi ada sesuatu yang ia sembunyikan

"Lo kenapa bisa begini sih ji...?"Tanya Farhan

"Tika datang ke rumah bang," Farhan mengertukan dahinya. B-bukan nya tika sudah meninggal 4 tahun yang lalu akibat pemerkosaan dan penganiayaan?

"T-tika?!" Farhan takut salah mendengar. Fajri mengangguk senang

"Dia bukan nya udah meninggal 4 tahun yang lalu ya Ji?"

"Hah?!"

"Iya dia meninggal karna pemerkosaan dan penganiayaan di sekolah waktu ekskul musik. Gua baca beritanya..." Fajri tak pernah mendengar berita itu sedikit pun mendengarkan ghosipan dari seseorang saja tak pernah. Semakin di buat bingung oleh Fajri

Our Happines 2 : Pembunuhan YoridiosWhere stories live. Discover now