Tak Ditakdirkan

2 1 0
                                    

Ada sepasang sahabat karib, Zubair dan Maryanti yang lagi belajar tentang agama islam bersama. Karena, Zubair seorang mualaf dan Zubair meminta Maryanti untuk mengajarinya dalam memperdalam ilmu agama.

Zubair telah lama menaruh hati pada Maryanti.

Zubair mulai bertanya. "Q.S. An-Nur ayat 26, artinya apa?"

Maryanti menjawab, "Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula."

"Kalau Q.S. Al-Baqarah ayat 216?" tanya Zubair kembali.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui," jawab Maryanti.
"Ada yang mau ditanya lagi?" tanya Maryanti.

"Eumm ... Kayaknya udah ngga ada."

Maryanti mendengar balasan Zubair pun mengakgukkan kepalanya. Akan tetapi, Maryanti merasa aneh dengan tatapan Zubair yang mengintimidasi.

Dia berniat bertanya, tapi seakan Maryanti terlalu malas dan membiarkan Zubair.

"Allah SWT berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَـنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَـرْثِ ۗ  ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۚ  وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."

Dan aku mencintai makhluk Allah yang bernama Siti Maryanti. Aku menyukainya, aku mencintainya, aku menyayanginya, seorang wanita. Siti Maryanti," ucap tiba-tiba Zubair dengan lantangnya menyatakan perasaannya.

Maryanti terdiam, pikirannya seakan buntu. Suasana yang ceria berubah menjadi hening.

"Apakah kau pun sama?" tanya Zubair mencairkan suasana.

"Maryanti!" panggil seorang tetangga.

"Iya?"

"Kamu dipanggil Ibu mu."

"Nanti saya datang Bu." Ibu tetangga pun mengakguk dan berlalu melanjutkan perjalanan.

Maryanti menatap Zubair lalu memalingkan wajahnya, "Saya pulang dulu Bair, sampai jumpa dilain waktu." Maryanti pamit dan melenggang pergi.

"Jawaban mu bagaimana?" tanya Zubair.
"InsyaAllah lain waktu saya akan menjawabnya dan memberitahukan kebenarannya," sahut Maryanti.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam Warahmatullah."

🍁🍁🍁

Waktu berjalan begitu singkat, terhitung sudah 8 hari semenjak Zubair menyatakan perasaannya. Maryanti tidak muncul sama sekali, bahkan Zubair menghubunginya pun tak ada balasan.

"Aku lelah menunggu, kau bilang dilain waktu akan menjawab. Tapi kapankah itu, sedangkan diriku telah terpuruk oleh keadaan yang memaksa," keluh Zubair.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen Imajinasi Sendiri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang