1. False Promises

60 16 1
                                    

"Pah. Kenapa harus new york? Dan, kenapa aku harus ikut?"

"Karena pekerjaan. Om Randy butuh papa disana. Dua tahun waktu yang sebentar, sayang."

Faye tidak habis pikir dengan sang papa. Ia sering sekali ditinggal sebab perjalanan bisnis kedua orang tua, sampai mulai terbiasa sendiri. Tapi, untuk kali ini, ia tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya di jakarta hanya untuk ikut orang tua bekerja disana. Karena, teman-teman Faye yang selalu ada disisinya saat senang maupun duka. Banyak kenangan bersama mereka, melebihi kenangan dirinya dengan orang tua.

Dua tahun, menurut Faye. Itu adalah waktu yang sangat lama. Sebab, ia akan sendirian juga disana nantinya dan kedua orang tuanya sibuk dengan urusan masing-masing.

Sang papa tidak memberi iming-iming akan berlibur jika sudah di new york, sebab itu tidak akan terjadi. Menurut kedua orang tuanya, pekerjaan lebih penting.

Harta berlimpah, tapi tidak ada kenangan bersama dengan keluarga. Buat apa?

"Sayang, menurut ya sama papa. Kita bakalan sama-sama terus disana, mama dan papa berjanji." Ujar sang Mama pelan sambil mengelus pucuk kepala Faye.

Tak lama sehabis sang mama berujar, Faye langsung berdiri dari duduknya dan menjauh dari sang mama.

"Mama sama papa jangan kebiasaan janji terus, hitung semua sudah berapa kali mama dan papa janji sama aku tentang hal yang sama. Ah, ya... Percuma juga, nggak akan ingat juga. Toh, papa sama mama cuma pikirin pekerjaan aja. Mana ingat sama aku yang selalu sendirian di rumah."

"Faye—" 

"Aku takut kelepasan, habis ini aku mau nenangin diri dulu sebentar. Maaf soal tadi, kalau benar kenyataanya. Faye pamit."

Faye langsung keluar dari rumah dengan perasaan lega, akhirnya kata-kata yang terpendam sejak kecil sudah diutarakan. Yang ada di rumah hanya menghela nafas dan dengan perlahan menyadari perbuatannya sampai-sampai sang anak berbicara seperti itu.

[06.05.2022]

HIDDEN GEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang