8. Hello Baby [end]

37 12 5
                                    

"Bunda! Faye dimana?!"

Alvaro lari terbirit-birit dari kamar menuju ruang keluarga saat tersadar bangun dari tidurnya tidak menampakan Faye di sampingnya.

"Payo, kenapa teriak-teriak? Faye disamping bunda kok."

Masih dengan muka bantalnya, Alvaro langsung menghampiri bunda dan Faye yang ada di sampingnya sedang di rangkul. Alvaro langsung terduduk lemas di karpet dan menumpu kepalanya di kaki Faye.

"Payo kaget, bangun tidur nggak ada Faye di samping Payo. Mana aku nggak dibangunin."

"Aku kasihan sama kamu pulang malam kemarin, makannya nggak tega aku bangunin kamu."

Alvaro bersila di lantai, menatap bunda dan Faye bergantian dan langsung bangkit duduk di samping Faye. Bersandar di bahu Faye sambil memainkan perut buncit Faye yang tambah hari bertambah besar.

Faye sedang mengandung, usia kandungannya delapan bulan. Tinggal menunggu beberapa minggu lagi lahir.

"Payo, ingat, kamu udah mau jadi ayah. Masa sifatnya sebelas duabelas sama anak kecil. Nggak malu sama anak kamu nanti pas lahir." Ujar Bunda.

Posisinya sekarang, bunda memeluk Faye dan Alvaro dalam satu tangan. Dua-duanya bersandar pada bunda.

"Manja-manja dulu bun, sebelum dede lahir, hehehe."

Saat menertawakan tingkah Alvaro, bunda teringat akan masakannya di dapur yang belum selesai.

"Bunda tinggal dulu, kamu jagain Faye ya nak?"

"Oke bunda!"

Ditinggalkannya Alvaro bersama Faye berdua di ruang keluarga. Rasanya sudah lama tidak berduaan lagi setelah Alvaro bekerja di perusahaan yang sama dengan Juan. Kafe masih jalan, tetapi dengan karyawan, hanya sesekali dalam seminggu Alvaro berkunjung ke kafe untuk melihat keadaan disana.

Alvaro merangkul istri cantiknya dan membawa Faye bersandar di bahunya.

"Lucu banget, pipinya tambah gede." Mengelus pipi istrinya dan juga mencubit gemas, entahlah, rasanya begitu lucu saat Faye sedang mengandung.

Saat awal-awal hamil tapi belum ketahuan karena Faye belum sadar dengan masa datang bulannya yang ternyata telat banyak. Alvaro selalu merasa mual di pagi hari dan ingin minta hal yang aneh-aneh di malam hari.

"Mau pop mie pakai bengbeng."

"Ada ayam geprek coklat nggak di sekitar sini."

"Aku mau asinan pakai sambal kacang."

Dan masih banyak hal aneh lainnya. Saat Faye tersadar ada yang tidak beres dari Alvaro, Faye langsung menanyakan kepada Alvira apa yang terjadi dengan suaminya itu.

"Payo ngidam itu, kamu udah isi?"

"Belum cek kak, aku baru sadar kalau telat datang bulan."

"Kamu cek besok kedokter. Soalnya, Payo nggak pernah gitu sebelumnya. Gejala Payo sama kayak mas Juan pas aku lagi hamil Raga."

Dan benar, saat pemeriksaan pertama kali. Faye telah mengandung tiga minggu. Reaksi Alvaro pertama kali adalah menangis, tentu saja.

"Nanti dedenya mau dinamain apa? Aku punya nama yang bagus. Nanti kita gabungin nama pemberian aku dan nama pemberian kamu."

Faye mengangguk, lalu menarik tekuk sang suami, mendekatkan telinga Alvaro ke bibirnya. Membisikan sesuatu membuat Alvaro terkejut.

"Kok sama?! Aku juga mau namain itu."

"Masa sih? Aku kepikiran nama itu karena lucu. Terus juga gabungan dari nama kita."

"Emang jodoh kita ya sayang, satu selera terus."

HIDDEN GEMWhere stories live. Discover now