Bagian 21

9 2 0
                                    

Katanya aku tuannya.

"Kamu nggak ngerasa gimana nggak sih ngeliat Aldo?" Tiara mulai bersuara ketika kedua remaja tersebut berjalan menuju lapangan basket.

Dara melirik sebentar lalu mengatakan, "maksud kamu gimana?" tanya gadis itu dengan raut wajah yang bingung.

Tiara menghentikan langkahnya begitu juga dengan Dara. Kedua gadis itu saling berhadapan. Dara seakan meminta penjelasan atas apa yang diucapkan oleh sahabatnya tadi.

"Aku ngerasa kayak Aldo beda aja gitu."

"Iyaa beda gimana maksud kamu? Yang jelas dong, Ra," ujar Dara dengan nada yang kesal.

"Eum, nggak deh. Kayaknya itu cuma feeling aku aja," balas Tiara.

Dara memutar bola matanya jengah melihat Tiara yang tidak mau melanjutkan ucapannya.

"Kebiasaan banget nggak mau ngasih tau," sindir Dara.

Tiara hanya terkekeh saja. Sebenarnya gadis itu merasa kurang sreg dengan Aldo. Namun, semoga saja apa pun yang ada dipikirannya itu tidak benar adanya. Jika sampai pikiran gadis itu nyata, maka ia tidak akan memaafkan Aldo.

"Dar, ih tungguin dong!" teriak Tiara ketika melihat Dara yang sudah melangkah duluan. Gadis itu lalu berjalan menyusaikan langkah sahabatnya.

"Ohiya, Ra. Kamu nggak laper? Ke kantin dulu yuk baru ke lapangan, gimana?" tanya Dara.

"Yuk, plis aku dari tadi laper banget, sih," balas Tiara. Ketika mendapat persetujuan dari Tiara, Keduanya lalu berbelok arah menuju kantin.

Mengisi perut adalah hal utama sebelum melalukan kegiatan apa pun-itu adalah prinsip kedua sahabat tersebut.

Sampai di depan pintu kantin. Keduanya langsung melangkah masuk, seperti biasa layaknya surga dunia, tempat ini sudah lumayan ramai.

"Kita duduk di sana aja," ujar Dara sembari menunjukkan tempat duduk yang kosong tak jauh dari jarak keduanya.

Sampai di tempat itu, Tiara langsung mengajukan dirinya untuk pergi memesan makanan. Sehabis Tiara pergi, Dara mengeluarkan ponselnya dan melihat notif dari siapa saja yang masuk.

Layaknya seperti remaja biasa. Yang muncul hanyalan notif WhatsApp dari grup saja. Tidaj ada pesan spesial di sana, tetapi ada satu nama yang telah ia sematkan pesannya membuat gadis itu ingin membuka room chat mereka. Di sana terdapat satu pesan yang belum sempat ia baca. Gadis itu lalu membuka dan kemudian membacanya dalam hati.

Ada dua chat dari cowok itu, pertama ia mengirimkan foto dan sebuah pesan yang berisikan, Liat deh, muka kamu manis banget kalo lagi serius.

Senyum di wajah gadis itu mengembang ketika membaca pesan Aldo dalam hati. Ia mengklik foto yang tadi cowok itu kirimkan kepadanya. Di sana, Dara tengah serius menjelaskan kepada anggota OSIS lain sebelum perlombaan tadi di mulai.

Aldo memfotonya diam-diam?

"Seperti mendapatkan pengagum rahasia saja," pinta gadis itu.

Lalu ia mengetik balasan untuk sang pemilik hati. Entah apa isinya, yang pasti kalian para pembaca tidak boleh mengetahui hal tersebut. Karena kata Dara begini, "kasihan jika para jomblo membaca pesanku. Nanti mereka nangis."

LANGIT YANG TERSELIP (END)Where stories live. Discover now