Part 11: Date? Again?

11.2K 779 46
                                    

Part 11

Date? Again?

*****

"Ayashi, berjanjilah kalau kita akan bersama walaupun kita terpisah sekali pun."

"Un! Aku janji!"

"Kalung ini akan menjadi kenang-kenangan kita."

"Hehehe... Aku cinta padamu!"

"Aku juga."

Ayashi mengusap mata beberapa kali, memandang langit-langit kamar sejenak, mengumpulkan tenaga untuk hari ini. Dia perlahan bagun kemudian berbendah diri. Ingin rasanya bayang-bayang mimpi itu segera hilang dari kepalanya. Sungguh membingunkan. Kenapa dia bisa bermimpi seperti itu? Dan, siapa orang-orang yang sedang bicara itu? Ah... Kepalanya berdenyut-denyut setiap memikirkannya.

Seusai sarapan, Ayashi berpamitan untuk pergi belajar tambahan di rumah gurunya. Sudah dua kali pertemuan pada setiap hari Minggu Ayashi ke rumah Raven. Dan setiap Raven mengantar pulang, Shizuka selalu menatap laki-laki itu curiga. Tentu saja Raven mengatakan dia hanya membantu Ayashi dalam belajarnya dan Shizuka perlahan-lahan mulai menerima laki-laki tersebut.

Sebenarnya tak hanya Ayashi yang belajar di rumah Raven, Josei Twins juga ikut serta. Tapi karena hari Minggu biasanya mereka gathering bersama anggota Anime Lovers di kota, mereka lebih baik membolos daripada mendengar Raven berkoar-koar tak jelas dengan tulisan alien dihadapan mereka. Reika biasanya selalu ada di rumah, tapi karena ada keperluan dia harus meninggalkan Raven bersama Ayashi.

Ayashi menunggu. Dahinya sedikit berkerut memikirkan beberapa soal yang dijawabnya tadi sedangkan Raven mengoreksi jawabanya. Raven lagi-lagi berdecak dan tanda silang menggunakan tinta merah lagi-lagi tercoret di kertas jawaban itu. Dia mendesah kemudian meletakkan kertas tersebut kembali di atas meja.

"Well, cara yang kau buat sudah benar, namun hasilnya salah. Sekarang kerjakan soal ini," ujar Raven menyerahkan selembar kertas soal lagi yang tertulis 5 soal di dalamnya.

"Baik," jawab Ayashi sebelum menarik kertas itu dekat kepadanya dan mulai mengerjakan soal lagi.

Ayashi sedang mengerjakan soal dan berhenti karena risih dipandangi Raven sedari tadi. Perasaannya saja atau memang laki-laki itu tak henti-henti menatapnya? Bukan ke pekerjaannya, melainkan wajahnya. Siapa saja pasti akan terganggu, kan? Selain tidak bisa konsentrasi, Ayashi sedikit merasa malu diperhatikan seperti itu.

"Kenapa berhenti?" Raven manaikkan sebelah alis tanpa mengalihkan pandangannya.

"T--Tidak apa-apa. Tapi, kalau Anda tidak keberatan, tolong jangan pandangi saya seperti ini," Ayashi menunduk. Tifak dipungkiri lagi kalau wajahnya sedikit merona.

Raven terkekeh, "Maaf. Dan kalau kau tidak keberatan, jangan panggil aku 'Anda'. Santai saja, Ayashi."

"Baiklah... Raven," kata Ayashi kembali mengerjakan soalnya.

Satu setengah jam Ayashi sudah selesai dengan lesnya dan dengan baik hati Raven mengantarnya pulang. Setidaknya begitulah yang dipikirkannya sebelum Raven memutar stir ke pusat perbelanjaan di kota.

"Kau tidak keberatan menemaniku belanja?" tanya Raven sembari membuka sabuk pengaman.

Ayashi mengangguk dan tersenyum kaku. Mau tidak mau dia harus menemani Raven. Toh laki-laki itu sudah terlanjur di parkiran. Rugi juga rasanya kalau hanya sekedar memarkirkan mobil tanpa berkeliling, kan?

Raven turun kemudian diikuti Ayashi. Hari Minggu memang hari yang tepat untuk berbelanja. Mall ini hampir dipenuhi pengunjung. Beberapa anak kecil berlarian sambil tertawa, ada juga segerombolan remaja yang menikmati liburan mereka, bahkan tak sedikit pula pasangan kekasih yang mengumbar kemesraan mereka dengan saling bergandengan tangan atau memeluk pinggang.

Everlasting LoveWhere stories live. Discover now