⚫Bab 4

25.4K 942 38
                                    


Happy Reading!

Amah menatap wajah polos putrinya yang kini sedang tidur setelah mandi dengan bunga tujuh rupa. Tebakannya bahwa ada bangsa jin yang meniduri Bella ternyata benar. Tanda hitam yang setiap pagi muncul di tubuh Bella hilang begitu ia menyiramkan air yang mengandung bunga tujuh rupa, persis seperti perkataan orang tuanya dulu. Orang zaman dulu menyakini bahwa jika tanda hitam yang muncul di tubuh manusia adalah perbuatan bangsa jin maka tanda itu akan hilang setelah mandi dengan bunga tujuh rupa.

"Ibu tidak akan membiarkan jin itu menganggumu lagi, nak."Gumam Amah pelan lalu segera bangkit untuk mengemas semua pakaian yang mereka miliki. Agar nanti begitu suaminya kembali mereka bisa langsung pergi.

Tok tok

"Buk__"

Amah segera berlari dan membuka pintu saat mendengar suara suaminya.

Ceklek

"Apa Bella sudah pulang, buk?" Tanya Bairon lemah, pasalnya ia sudah menyusuri seluruh kebun namun tidak menemukan putrinya yang hilang entah kemana saat mereka bangun.

Amah mengangguk pelan membuat Bairon tersenyum lega. Namun ekspresi wajah sang istri yang terlihat ketakutan membuat Bairon menjadi bingung.

"Ada apa buk? Apa Bella baik-baik saja?"Tanya Bairon yang segera masuk ke dalam gudang untuk memastikan keadaan putrinya. Namun saat masuk ia malah melihat Bella yang sedang tidur dan barang-barang mereka yang sudah dikemas dengan rapi.

Amah menyentuh lengan suaminya lalu berujar pelan. "Pak_ tanda hitam yang setiap pagi muncul di tubuh Bella, bukan karena serangga tapi__" Amah tidak melanjutkan perkataannya melainkan menunjuk ke tempat di mana ia memandikan Bella tadi. Tempat itu masih dipenuhi oleh bunga-bunga yang berserakan.

Bairon terdiam dengan wajah pucat dan tubuh yang gemetar. Tanpa diberitahupun ia sudah mengerti apa makna dari bunga tujuh rupa.

"Ibu sudah memastikannya, pak. Tanda itu hilang setelah Bella mandi." Ucap Amah membuat tubuh Bairon meluruh ke lantai.

"Bagaimana ini buk? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Bairon frustasi namun Amah dengan cepat menenangkan suaminya itu.

"Dengar pak_ mungkin jika kita pindah dari tempat ini, jin itu juga akan berhenti menganggu Bella." Ucap Amah membuat Bairon menatap istrinya itu lalu menggeleng.

"Pindah kemana buk? Ini adalah satu-satunya tempat yang bisa kita tinggali saat ini." Tanya Bairon. Ia tidak punya uang dan tidak mungkin pergi tanpa tujuan. Warga desa ini juga tidak akan ada yang mau membantu mereka.

Amah diam namun matanya menyiratkan kerisauan yang jelas."Ibu takut jika kita tidak pergi hari ini, maka selamanya kita tidak akan bisa pergi pak." Ucap Amah lalu bergerak mendekati Bella.

Amah mengusap pelan kepala Bella."Tempat ini_ ibu baru menyadarinya hari ini pak. Dengan kebun seluas itu, tuan Adam sama sekali tidak punya pekerja. Buah yang matang terlihat disetiap pohon tapi meskipun satu minggu berlalu tidak ada satupun buah yang jatuh dan membusuk." ucap Amah membuat Bairon menatap istrinya kemudian ingatannya kembali pada dua hari yang lalu saat ia memetik semua tomat namun keesokan harinya pohon tomat itu kembali berbuah lebat.

"Tempat ini_ seperti tidak terlihat oleh orang lain."Ucap Amah membuat Bairon segera berdiri. Istrinya benar, meskipun harus berjalan sejauh apapun atau harus tidur dijalanan mereka harus pergi dari tempat ini. Ia sudah sering mengalami kejadian aneh namun keadaan memaksanya untuk abai. Namun jika Bella yang menjadi sasarannya maka mereka tidak boleh mengabaikannya.

"Bangunkan Bella! Kita har__"

Jedeerrrrr..

Petir terdengar sangat keras disusul dengan jutaan air yang jatuh membasahi bumi. Kilat dan guntur datang seolah mengelilingi gudang tua yang mereka tempati.

Bairon dan Amah hanya bisa saling pandang seolah mengatakan.

'Kita sudah tidak bisa pergi'

-Bersambung-

ALKAISARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang