pipi 05

2K 142 5
                                    

ccelamat membaca nee ^°^

Pinea Dan Opinio berjalan bersama menuju kamar Opinio, karena Opinio ingin menunjukkan mainan mainannya kepada Pinea. Setelah menaiki tangga, akhirnya mereka kedua sampai di lantai dua. Kamar Opinio berada dilantai dua, dengan pintu berwarna putih. Opinio pun langsung membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Pinea untuk masuk.


Pinea dibuat kagum dengan kamar Opinio, kamar itu terlihat rapi meskipun ada beberapa kardus yang belum dibereskan. Ada beberapa poster yang tertempel di dinding. Salah satunya adalah poster kartun Naruto, dan ada beberapa miniatur super hero.


"woah kamalna Opi kelen banget"puji Pinea denga mata berbinar, Opini yang dipuji pun merasa senang.

"maacih pipi" kata Opinio dengan malu malu, padahal mah yang desain kamarnya orang tuanya Opinio hanya menentukan warnanya.

"ayyo ccekalang kita main"

"ayyo, tapi kita mau main apwa pipi"

"kita main tembak tembakan ccaja bagaimana?" kata Pinea

"boyeh, tapi kita mau main dimana? kan nda mungkin kita main dikamal athu"

"umm bagaimana thalau kita main di belakang lumah thamu ccaja"

"let's go, kita main tembak tembakan" kata Opinio dengan semangat, mereka berdua menggambil beberapa tembak tembakan dan juga rompi mainan anti peluru. Setelah itu mereka pergi menuju belakang rumah Opinio untuk bermain, dibelakang rumah Opinio terdapat kolam renang dan juga sebuah lapangan basket. Makanya Pinea mengajak untuk bermain disana, selain karena tempat itu yang luas. Mereka juga bisa mengisi peluru dengan mudah, karena tembakan yang mereka gunakan untuk bermain adalah tembakan air.


Akhirnya mereka berdua bermain tembak tembakan air, hingga baju keduanya basah. Tak hanya itu, mereka berdua juga menembaki orang yang sedang bekerja disana. Orang itu adalah pekerja yang ditugaskan untuk membersihkan dan menata taman disana. Mereka hanya bisa pasrah dengan kelakuan majikannya, namun mereka juga senang karena bisa melihat Opinio seperti anak seusianya. Tertawa bebas, dan bermain bersama temannya.

Setelah mereka lelah bermain, Pinea kembali kerumah bersama bunanya. Tentu saja Buna nya itu mengomel karena perbuatannya, bagaimana jika nanti dia sakit karena terlalu lama bermain air,  apakah itu perbuatan yang bagus untuk menembaki orang lain seperti itu, dan masih banyak lagi. Pinea hanya diam mendengarkan apa yang diucapkan oleh Buna nya, tapi sebenarnya dia hanya berpura pura merasa bersalah saja.


itu tadi sangat menyenangkan, besok akan aku lakukan lagi, aku akan mengajak Opinio bermain hal yang lainnya. Tapi apa yang harus kita mainkan terlebih dahulu, batin Pinea.


janan lupa vote, comment ccama follow yya (≧▽≦)
maacih ccudah baca celita nna pipi◕ᴗ◕✿

21 juli 2022

PINEAWhere stories live. Discover now