1

2.8K 188 1
                                    

Semua di mulai sejak Jeno memasuki bangku SMA, setelah akhirnya melewati masa SMP yang sedikit rumit, dia akhirnya merasa lega, kata orang masa SMA adalah masanya menjadi remaja yang bahagia dan menyenangkan, Jeno juga berharap bahwa masa SMA nya akan sesuai dengan apa yang dia harapkan.

Namun, sudah hampir dua bulan dia berada di bangku SMA, yang dapat dia rasakan masihlah sama seperti dulu, sepi, di abaikan dan tersudutkan, dirinya sadar bahwa semua juga adalah salah sifatnya yang sangat sulit untuk bersosialisasi, padahal saat itu dia sudah berjanji akan menjadi sedikit lebih terbuka, tapi tetap saja sulit.

Bukannya dia tidak mau terbuka, hanya saja dia sedikit lebih sensitif dan peka, tatapan orang lain, cara bicara mereka, tingkah mereka, dia dapat memahaminya secara diam diam. Dirinya juga sangat tidak suka cara berteman yang penuh tipuan seperti itu, itu sedikit memuakkan untuknya, karna itu dia tidak mau.

Jeno menatap handphone di tangannya dengan kosong, seminggu yang lalu dia bertemu dengan seseorang dari sekolah tetangga, dan dia meminta kontaknya, lalu malamnya entah apa yang terjadi Jeno asal mengiyakan ajakan pacaran dari Kakak kelas sekolah tetangga tersebut, hingga akhirnya mereka berdua menjadi sepasang kekasih.

Awalnya Jeno hanya asal mengiyakan saja, itu juga akibat rasa kesepiannya dan perasaan baru karna di tembak seseorang secara tiba tiba. Namun lama kelamaan dirinya mulai merasa nyaman, walau jarang bertemu dan hanya lewat virtual, dirinya masih sangat senang, rasanya dunia yang tadinya suram mulai memiliki warnanya. Namun setelah seminggu, dia mulai merasakan sedikit perbedaan yang ada.

Kakak kelas itu, yang bernama Mark, mulai acuh tak acuh dan jarang merespon pesannya, Jeno akui dia sedikit lebih manja dengan Mark dan sangat ceria karna tidak ingin kehilangan sosok Mark, namun sepertinya Mark mulai bosan merasakan kepeduliannya setiap hari.

"Sayang!"

Jeno yang sejak tadi melamun akhirnya tersadar dari lamunannya, dia mendongak menatap ke arah sumber suara dengan penasaran. Hingga akhirnya tubuhnya menjadi kaku ketika melihat sosok yang sejak tadi di fikiriannya berdiri tak jauh darinya.

"M-Makeu...?" Lirih Jeno berdiri dari duduknya.

"Hei Babe! I miss you!" Mark berlari memeluk tubuh Jeno dengan erat, sedangkan Jeno yang tiba tiba saja di dekap sedikit membulatkan matanya, dia dapat mencium aroma segar dari tubuh Pemuda yang tengah memeluknya tersebut. Tangannya dengan ragu sedikit terulur, namun sebelum dia dapat memeluk balik, Mark sudah melepaskan pelukannya, membuat tangannya dengan cepat dia turunkan kembali.

"Ngapain di sini?" Mark menatap mata Jeno dengan bingung.

"Jalan jalan aja hehe" Jawab Jeno tersenyum manis. "Makeu sendiri ngapain di sini? Biasanya gak pernah liat loh??" Lanjutnya menatap Mark dengan rasa penasarannya.

"Dari Mars mampir ke sini sebentar, eh kebetulan liat kamu, jadi Aku sapa" canda Mark dengan wajah tenangnya. Jeno memukul pelan bahu Mark mendengar jawaban asal dari kekasihnya tersebut, tidak di chat, tidak di real, kenapa saat di tanya selalu saja di jawab dengan bercanda??

"Aku serius tau!" Seru Jeno mempoutkan bibir tipisnya.Mark hanya menghendikkan bahunya tak menanggapi.

"Makeu, jalan yuk! Aku mau es krim!" Jeno tak memperdulikan keacuhan Mark dan langsung menarik tangannya menuju penjual es krim yang tidak jauh dari mereka.

"Gak usah lari lari, ntar kalo jatoh kasian bajunya kotor" ucapan Mark mengundang decakan lidah Jeno yang kembali mempoutkan bibirnya.

"Terus akunya gimana?" Nada Sewot Jeno membuat Mark menaikkan sebelah alisnya.

"Ya tinggal berdiri lah" jawabnya santai.

"Ish kamu mah!"

"Es krim dua ya pak!"

My Life Is Hurt ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora