Chapter 3

1K 127 0
                                    

(Name) selalu belajar dan diajarkan banyak hal oleh Koyou dan Yuki. Ia sanggat mengagumi Chuuya dan selalu mengobrol dengan pria bersurai senja itu, terkadang Chuuya juga mengajarkan gadis kecil itu cara menjadi wanita yg tangguh.

Namun karena sejak bayi ia selalu terbiasa meminum obat tidur yg diberi papanya, gadis kecil itu jadi menerima efek samping dari obat itu, ia jadi sering sakit kepala, kurang konsentrasi, sering mimpi buruk dan selalu mengantuk.

Efek buruk yg dirasakan oleh (Name) tak hanya dirasakan saat di rumah saja, gadis kecil itu selalu terlelap saat pelajaran di sekolah.
Ia selalu dapat teguran bahkan sampai ke telinga Koyou, mereka tahu bahwa semua ini akibat dari obat tidur dn mereka memutuskan untuk tidak memberi tahu Dazai soal ini.

"(Name) Chan, bangun kita harus ke sekolah." Ucap Yuki sembari menggoyang goyangkan tubuh mungilnya.

Penolakan selalu (Name) lakukan, dari mulai menggeram kesal, menutup wajahnya dengan selimut atau menepis tangan Yuki. Gadis kecil itu juga sedikit marah saat Yuki menarik selimutnya.

"Jika tdk bangun kau akan tdr di jalan mulai hari ini."

Suara dengan nada dingin dan bermakna kejam, sukses membuat (Name) diam dan mulai bangkit dari tidurnya. Matanya mulai sedikit mengeluarkan air mata, tak mau ia menangis Yuki segera merengkuh tubuh mungil itu dan berbisik

"Tidak apa apa, tidak perlu menangis. Kau akan baik baik saja." Yuki mengusap punggungnya dan membawa gadis kecil itu ke kamar mandi.

Kata kata Dazai selalu bisa membuat gadis kecil itu menangis. Mungkin ikatan yg membuatnya mudah tersakiti.

••••

"Ku dengar kau tidur di kelas. Apakah itu benar?"

Mata yg lebih gelap dari kegelapan menatap tajam ke arah gadis kecil yg berdiri ketakutan di depannya.

"Bicara!" Dazai mencengkram wajahnya memaksa sosok gadis kecil itu untuk bicara.

"Ma-maaf papa huwaaaaaaa!"

Plak!

"Menangis, hanya akan menambah masalah."

Entah apa yg ada di dalam pikiran Dazai, pria yg berstatus bos mafia itu menyeret (Name) menuju sebuah ruangan yg ada di samping mejanya.

Sepertinya ruangan itu adalah tempat yg paling ditakuti oleh (Name). Terlihat dari rontaan gadis kecil itu.

"Tidak! Tidak mau! Hiks... Hiks...."

Dazai tak peduli, ia mengurung (Name) di dalam kamar gelap itu. Membuatkannya menangis berjam jam tanpa peduli.

"Katakan apa alasan mu tidur di kelas!" Tegasnya.

"A-ak mengantuk pah." Jawab (Name)

Pria itu membuka pintu dan menampar (Name) begitu kuat hingga gadis kecil itu jatuh tersungkur.

"Memalukan!"

Saat Dazai hendak memukul gadis kecil itu, tangannya sudah ditahan oleh seseorang.

"Jangan datang hanya untuk ikut campur, Chuuya!"

Chuuya melenpar tangan Dazai dari genggamannya. Pria itu mengusir Dazai menjauh dan membiarkan (Name) memeluk kakinya.

"Bukan seperti itu cara memberitahu anak ke-"

"Kau tahu apa, kau hanyalah anjing mafia."

Hampir saja emosi Chuuya meledak saat itu juga, jika saja (Name) tdk mengeratkan pelukannya pada kaki si jingga.

Merasa keadaan akan membuat (Name) tertekan, Chuuya segera membimbing gadis kecil itu pergi dari ruangan Dazai.

Tentu Dazai tak memusingkan itu semua, ia kembali duduk dan larut dalam pikiranya.

"Kau mungkin akan marah tp ak sudah tak peduli." Gumamnya.

.




.




.
TBC

One's Hope | Dazai X Child ReaderWhere stories live. Discover now