#06

15.5K 538 26
                                    

Tingg tonggg

Inara yang sedang tiduran langsung berdiri saat bel unitnya terus saja terdengat tanpa henti. Dia bingung siapa yang mengganggunya di pagi buta seperti ini, tidak mungkin itu Thea kan? masalahnya dirinya sudah mengabari Thea tentang keadaannya hari ini. Walaupun sedikit berat beranjak akhirnya Inara berhasil berdiri dan pergi ke arah pintu. Sebelum ia benar benar membukakannya Inara mengeceknya terlebih dahulu melalui layar. Dia mendengus kesal, dengan malas ia buka pintu tersebut.

"Mau apa sih lo masih pagi juga dah buat ganggu" Yang diomeli malah tersenyum lebar

"Stress lo" Melipat kedua tangannya.

"Gue mau jemput lo"

"Jemput kemana?" Tanya Inara bingung.

"Ya kerja lah Inara, gue sengaja kesini jauh jauh buat berangkat kerja bareng lo" Davin menjelaskan, tapi memang iya rumah Davin dan Inara saling berjauhan seperti dari ujung ke ujung

"Siapa yang suruh, gue juga nggak nyuruh lo buat kesini"

"Emang dasar gue nya aja yang mau, sana cepet ganti baju masa iya lo ngantor pake baju gini" Melihat Inara dari atas kebawah yang masih menggunakan baju modelan daster.

"Ck.gue nggak kerja"

"Kenapa? Lo sakit?" Davin buru buru memegang dahi Inara mengecek keadaannya.

"Gue nggak demam, cuman lambung aja sedang tidak bersahabat"

"Pasti lupa makan?" Tebak Davin benar langsungnya di jawab anggukan oleh Inara pelan

"Heran deh sama orang orang yang punya masalah sama lambungnya udah tau lambungnya tuh lemah susah banget disuruh makan" Omel Davin sambil mendorong Inara pelan agar dia bisa masuk ke dalam rumah Inara

"Sekarang gue tanya udah sarapan belum?" Inara kembali menggelengkan kepalanya

"Kapan mau sembuh dong kalo terus terusan nggak makan" Yang kena omel malah mengerucutkan bibirnya.

"Nggak nafsu vin, udah terlanjur kelewat makan jadi sekalinya makan malah tambah mual"

"Iya di paksain dong sayang" Inara terdiam saat mendengar kata terakhir yang di ucapkan Davin, entahlah perasaannya sedikit berbeda.

"Gue beli bubur ya?"

"Nggak us--" Belum juga Inara menyelesaikan perkataannya Davin sudah terlanjur pergi meninggalkan tas kantornya yang memang sengaja ia tinggalkan.

Tidak lama laki laki ini kembalikan lagi dengan satu bungkus bubur. Tanpa bertanya pada Inara Davin langsung mencari mangkuk dan memindahkan buburnya ke dalam mangkuk.

"Ayo di makan" Mendorong mangkuk bubur ke arah Inara

"Nggak mau vin mual"

"Di coba dulu, perut lo belum makan apa apa dari kemarin kan?"

"Lo mana tau sih sakit magh kaya gimana rasanya"

"Satu suap aja Inara" Tapi sayang Inara tetep tidak mau menyentuh buburnya.

"Gue suapin deh sini, coba buka mulutnya" Karena Davin terus memaksa akhirnya Inara mau mencoba memakan buburnya. Awalnya satu suap dua suap eh tidak kerasa buburnya sudah hampir habis lagi.

"Bilang aja dari tadi tuh pengen gue suapin" Ledek Davin sambil kembali meyuapi Inara.

"Udah ah kenyang"

"Dikit lagi kali ra, ayo Aaaa nggak usah merajuk kaya gitu"

"Siapa yang merajuk emang beneran udah kenyang"

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang