21

4.7K 227 30
                                    

Inara sudah sadarkan diri dan dia juga sudah di pindahkan ke rumah sakit yang ada di Jakarta. Seharusnya kondisi Inara jauh lebih baik karena sudah melewati masa kristisnya. Tapi ini semakin hari semakin buruk, nafsu makan Inara menurun drastis bahkan dia juga lebih banyak menangis dan menatap kosong. Inara masih tidak percaya bahwa dia baru saja kehilangan calon buah hatinya yang tidak dia sadari. Inara lebih banyak menyalahkan dirinya sendiri andaikan dia lebih tau keberadaan calon anaknya mungkin dia akan menjaganya dengan sangat hati hati dan kejadian seperti ini mungkin tidak akan terjadi.

Jika Davin tau laki laki itu pasti akan marah padanya?

"Morning..kesayangannya ibu Nisa" Ibu Nisa memasang wajah sebaik dan seramah mungkin berusaha menghibur anaknya itu. Padahal sebelum masuk tadi ibu Nisa sempat mengusap air mata sedih melihat kondisi anaknya sekarang.

"Makan dulu yukk hari ini bukan bubur rumah sakit ko. Ini ibu sendiri yang buat kan kamu tau sendiri masakan ibu enaknya  kaya apa hehe"

"Aaaa" Ibu Nisa menyuruh Inara membuka mulut.

"Maaf" Ini adalah kata pertama yang keluar dari mulut Inara setelah beberapa hari ini Inara membisu.

"Maapin aku bu"

"Ak--akuu--"

"Ssttt udah ibu sama ayah yang harusnya minta maaf"

"Sekarang ara makan dulu yaa" Tangan ibu mengusap pipi Inara pelan.

Bujukan ibu Nisa ternyata berhasil, Inara mau memakan bubur yang ibu buat meski hanya tiga suap. Ibu keluar dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan.

"Gimana?" Kali ini yang bertanya adalah mamih Melda. Selama Inara di rumah sakit keluarganya dan keluarga Mamih Melda bergantian menjenguk bahkan omah pun datang setiap hari.

"Cuman tiga suap yang masuk" Mendengar itu semua orang menghela nafas.

"Cukup ibu nggak tega lihat Inara seperti itu terus, mending kalian cari Davin sekarang"

"Ibuu" Mamih Melda tidak terima dengan ucapan ibu mertuanya itu.

"Apa kalian masih mau egois? Kalian nggak sadar Inara seperti itu akibat keegoisan kalian? Apa salahnya Inara sama Davin? Cuman karena perbedaan umur? Kalian tau sendiri hubungan mereka sudah terlalu jauh begitu juga perasaan mereka. Coba kali ngerti posisi mereka bisa?"

"Tapi bu nikah beda umur cukup jauh itu biasanya kemungkinan cerainya tinggi bu"

"Nggak semua Melda! Kamu itu terlalu banyak nonton gosip. Banyak juga dari mereka yang berhasil malah rumah tangganya juga sangat harmonis"

"Emang kamu pikir pernikahan tanpa cinta bisa berhasil apa? Inara nggak cinta Arka begitu pun kebalikannya. Sudah jelas Inara cinta Davin sedangkan Arka hanya menurut dan berbakti ke kalian aja" Lanjut omah yang membuat semua orang terdiam.

Tidak ada yang berani melawan omongan omah lagi. Semua orang di sana sibuk dengan pemikiran mereka sendiri.

**

Jika semua orang pagi ini disibukan dengan Inara berbeda dengan Arka. Pagi tadi dia di hubungi Friska, perempuan itu ingin bertemu dengannya. Maka siang ini mereka bertemu di salah satu caffe favorit keduanya.

"Jadi ada apa?" Tanya Arka to the point. Arka masih kesal dengan Friska. Ini adalah pertemuan pertamanya lagi setelah Friska memutuskan pertunangan mereka.

"Emm--Mas beneran mau nikah sama Inara?" Tanya Friska sempat ragu tapi akhirnya Friska berhasil mengucapkannya.

"Iya kenapa kamu nyesel udah ninggalin aku?"

One Night Change ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang