Part 41

56 4 0
                                    

Fedora, Harry dan Ron menuntun tawanan mereka (Profesor Lockhart) menuju toilet sekolah. Harry mengusulkan untuk menanyai Moaning Mrytle bagaimana ia meninggal. Tentu saja semuanya setuju kecuali professor Lockhart yang terus-terusan berusaha kabur.

Setelah melewati koridor yang panjang mereka pada akhirnya sampai di toilet sekolah. Di sana terdapat Moaning Mrytle yang tengah melayang di atas dekat langit-langit ruangan sambal bergumam tak jelas. Moaning Mrytle pada akhirnya menyadari kedatangan mereka. Ia memandang Harry dengan tatapan yang sedikit... Genit?

"Halo, Harry? Apa yang kau inginkan kali ini?" tanyanya dengan wajar yang berseri-seri. Fedora menahan ekspresi wajahnya menjadi sedatar karena sebenarnya ia merasa geli dengan tingkah Mrytle kali ini.

"Kami ingin bertanya, bagaimana kau mati" seketika ekspresi Mrytle berubah menjadi muram.

"Itu sangat menyedihkan" katanya dengan suara merendah. Kemudian ia melayang menuju sebuah toilet dan melayang di atasnya.

"Dan itu terjadi di sini" katanya sambil menunjuk toilet itu.

"Aku sedang bersembunyi di toilet karena Olive Hornby mengejek kacamataku. Aku menangis saat itu, lalu seseorang datang dan berdiri di depan pintu toilet"

"Siapa dia?" Tanya Harry penasaran.

"Aku tidak tahu! Aku marah padanya karena menganggu tangisanku. Aku menyuruhnya untuk pergi dari depan pintu toilet"

"Tapi ada yang aneh. Dia berbicara bahasa asing yang tidak aku ketahui. Dari suaranya aku menyadari bahwa ia adalah anak laki-laki"

"Aku pun membukakan pintu dengan maksud mengusirnya. Dan, aku pun mati" kata Mrytle dengan raut wajah yang sedih melayang menghampiri mereka.

"Hanya itu? Bagaimana bisa?" Tanya Fedora heran.

"Aku hanya ingat aku melihat sepasang mata kuning yang besar. Tiba-tiba saja aku merasa tubuhku seperti macet dan rohku pun melayang sampai sekarang" jelasnya.

"Di mana tepatnya kau melihatnya?" Tanya Fedora lagi.

"Di dekat wastafel itu" Mrytle menunjuk salah satuwastafel di ruangan itu, tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Fedora dan yang lain pun menghampiri watafel itu. Sementara Fedora dan Ron menjaga Profesor Lockhart agar tidak kabur, Harry memeriksa wastafel itu, apakah ada sesuatu atau semacamnya. Hingga akhirnya Harry tertegun sambal memegangi kerannya.

"Fedora, Ron. Ini dia pintu menuju ruang rahasia itu" Fedora dan Ron saling berpandangan tak percaya.

"Lihat ini. Simbol ular" kata Harry menunjukkan sesuatu di badan keran dan mengusap-usap keran itu (membersihkan debu-debu yang banyak menempel) agar terlihat jelas oleh mereka. Dan tampaklah di sana sebuah ukiran timbul bergambar ular.

"Bagaimana cara kita melewatinya?" Tanya Fedora.

"Oh! Harry! Bicara lah menggunakan bahasa ular!" semuanya memandang Ron.

"Salazar Slytherin itu kan berlidah parsel. Dan hanya kau yang berlidah parse di sini. Mana tahu bila kau berbahasa ular ruangan itu terbuka" kata Ron berlogika. Harry mengangguk.

'Buka' perintah Harry yang tentu saja terdengar ia tengah berbahasa ular oleh Ron dan Profesor Lockhart. Tetapi tidak dengan pendengaran Fedora. Ia mendengar Harry memerintahkan 'Buka' tepat di depan wastafel.

Seketika wastafel-wastafel mulai bergerak ke atas dan menghilang, menyisakan pipa raksasa yang menganga seperti sebuah terowongan, sangat besar bahkan untuk orang dewasa yang gemuk sekalipun. Mereka semua takjub melihat pemandangan itu bahkan Mrytle mulai melayang ke sana kemari karena kegirangan melihat Harry berhasil membuka ruangan itu.

"Bagus sekali, Potter. Kalau begitu aku pasti tidak akan diperlukan lagi-" Baru saja professor akan kabur, Fedora dan Ron menahannya dengan menarik jubahnya agar tidak kabur.

"Kau tidak boleh pergi" kata Harry memojokkannya hingga professor berada dipinggir lobang pipa, sedikit saja ia mundur, maka ia akan terjatuh ke dalam.

"Kau yang akan masuk duluan" Ron ikut-ikutan menodongkan tongkat sihirnya ke depan professor.

"Kau yang akan masuk duluan" Ron ikut-ikutan menodongkan tongkat sihirnya ke depan professor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wowow, tenang anak-anak. Apa untungnya kalian mengancam seperti ini?" Tanya profesor yang semakin terpojokkan.

"Lebih baik kau maju duluan daripada kami" kata Ron.

"Baiklah, baiklah. Mari kita mulai dengan perlahan" Profesor berbalik menghadap pipa yang gelap itu. Kakinya bergetar dan tangannya memegang kedua wastafel yang berada di sisi kiri dan kanannya . Ron yang tak sabarpun mendorong professor hingga terjatuh.

"AAAAAAAAAAAAA!!!!!" teriakan professor menggema dari dalam pipa hingga terdengar suara gedebuk yang menandakan ia telah terbentur ke Tanah.

"Ron, jangan kasar begitu!" tegur Fedora.

"Dia sendiri yang salah, mengapa lama sekali" kata Ron membela diri.

"Ewhh.. Kotor sekali di bawah sini" suara professor kembali menggema.

"Baik, ayo kita masuk ke dalam" ajak Harry dibalas anggukan oleh Fedora dan Ron.

"Hei, Harry" panggil Mrytle. Mereka bertiga menoleh.

"Bila kau mati, aku mau berbagi toilet denganmu" katanya sambil cekikikan kegirangan.

"Bila kau mati, aku mau berbagi toilet denganmu" katanya sambil cekikikan kegirangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Uh.. Terima kasih, Mrytle" kata Harry canggung. Ron menaikkan sebelah alisnya heran, sementara Fedora berusaha menahan agar gelak tawanya tidak meledak.

Mereka pun masuk satu persatu ke dalam pipa. Dimulai dari Harry yang masuk, kemudian Ron dan yang terakhir Fedora.

"AAAAAAAA!!!" mereka jatuh dan merosot ke dalam sambil berteriak.

Brukk.

Tubuh mereka menimpa tumpukan kerangka tengkorak hewan, entah hewan apakah itu.

"Akhh punggungkuu.." keluh Ron memegang pinggangnya dan berusaha bangkit.

"kerangka apa ini?" Tanya Fedora merinding.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

hai hai hai :3

CHANGE (Fedora Rodriguez, Draco Malfoy)Where stories live. Discover now