18. Bebaskan!

324 80 22
                                    

Akhirnya sudah mau tamat. Sila baca sebelum dihapus. 

=====

"Sudah saatnya tunangan kamu tahu, Zan," cetus Troy. Ia berjalan ke arah pintu meninggalkan Zanna yang masih merapikan pakaiannya.

Zanna dengan setengah berlari berusaha menghentikan langkah Troy. "Troy, tunggu! Biarkan aku yang bicara kepada Radit."

"Aku tidak bisa membiarkan kamu berbicara kepadanya sendirian."

"Troy, aku mohon biarkan aku menyelesaikan semua ini dengan caraku."

Troy mendengkus. Ia menguburkan kedua tangan ke dalam saku celana. Ketegangan tampak jelas menghiasi wajah dengan rahangnya yang kian mengetat lantaran menahan geram. Segenggam rasa tidak percaya mewarnai pancaran matanya yang menggelap.

"Kita akan berbicara kepadanya." Troy mengabaikan permohonan Zanna dan sontak membuat wanita itu meradang. Troy kemudian membuka pintu dan berjalan menyusuri koridor. Dari puncak tangga, Troy bisa melihat pesaingnya sudah menantikan kehadirannya dan juga Zanna di ruang tamu.

Radit berdiri sambil berkacak pinggang di depan sofa. Seakan bisa merasakan kehadiran Troy dan Zanna dengan instingnya, Radit mengarahkan pandangan ke puncak tangga. Sorot matanya mengancam dan mendeklarasikan peperangan.

"Troy ...." Nada memperingatkan terdengar dari panggilan pelan Zanna.

Alih-alih menahan sikapnya karena sudah diperingatkan oleh Zanna, Troy justru memilih membalas tantangan Radit. Ia menuruni anak tangga dengan menunjukkan sikap santai dan penuh kemenangan, meskipun kemenangan itu belum jelas miliknya. Troy cukup percaya diri dengan hal tersebut.

"Kita pulang, Zan," cetus Radit sambil memandang Zanna yang berjalan menuruni anak tangga di samping Troy.

"Saya dan Anda perlu bicara," sambar Troy sesaat setelah menjejakkan kaki di lantai ruang tamu.

Pandangan Radit semakin berapi-api melihat Troy berlagak cool menghadapinya. "Saya rasa tidak perlu. Kita tidak punya kepentingan apa pun untuk dibicarakan."

"Saya harus menjelaskan sesuatu kepada Anda," desak Troy.

"Tentang apa?" Radit mengangkat kedua alisnya bersikap menantang. "Tentang video Anda dengan tunangan saya yang terjadi di kantor Anda?" lanjutnya membuat kejutan.

Zanna tersentak tidak menyangka Radit sudah mengetahui hal itu, begitupun dengan Troy. Namun, Troy hanya menanggapi dengan ekspresi dingin. "Bukan hanya itu," cetus Troy kemudian.

"Troy." Zanna memberi peringatan dengan menggeleng. Ada kekhawatiran yang menggunung terlihat di matanya. Ia tidak ingin Troy menyulut pertengkeran dengan Radit.

Lain halnya dengan Troy, ia punya cara sendiri untuk mengungkap apa yang ia inginkan. "Saya tidak ingin menjadi duri dalam hubungan kalian, tapi apa yang terjadi di antara saya dan Zanna, itu sudah dimulai sejak lama."

Radit tersenyum sinis seolah-olah mencemooh ucapan Troy. "Oh, iya? Sejak lama?"

"Dit, aku bisa jelaskan." Zanna berjalan mendekati Radit dengan penuh antisipasi. Radit yang ia kenal keras kepala dan tidak akan mengalah pada apa pun termasuk kepadanya.

Di luar dugaan Zanna, sikap Radit tampak lunak kepadanya. Pria itu terkesan menyambut Zanna dengan sangat "welcome" tanpa ada rasa marah yang biasa seorang pria tunjukkan saat tunangannya ketahuan selingkuh.

"Kamu tidak harus menjelaskan apa pun, Zan. Aku tahu dan aku mengerti," tutur Radit.

"Tapi, Dit ...."

CEO MeresahkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang