Epilog

79 9 0
                                    

Happy reading and sorry for typo
_______

Kini dua tahun tepat setelah kematian Tian. Dan Jihan kini berdiri disamping makam sang pemuda. Menaruh sebuah buket baby brath diatas gundukan tanah yang dihias oleh rumput hijau yang terpangkas rapi.

"Halo Tian, aku datang lagi." Jihan mengeluarkan sebuah novel berwarna pastel itu dari tasnya setelah menyapa. Ditaruhnya buku itu disamping buket bunga nya.

"Itu novel pertama aku, ah... Rasanya aneh kalau tiba-tiba gaya bicaraku berubah ya..." gadis itu terkekeh kecil sebelum berjongkok disamping makam sang pemuda.

"Lo tahu Tian, wishlist gue udah terwujud. Semuanya. Dan itu berkat Lo. Makasih udah bikin gue sembuh. Dan sebagai ucapan terima kasih gue, kisah Lo gue novelin. Ah, sebenarnya ini kisah pertemuan singkat kita. Gue harap Lo bisa baca, tapi kayaknya itu gak mungkin. Tapi gak masalah. Gue taro disini aja, walau mungkin nanti basah karena hujan.
Gue pamit dulu ya Tian, gue sibuk. Pasti Lo ketawa liat gue yang mager ini tiba-tiba jadi orang sibuk. Semoga bahagia selalu disana Tian, gue tahu Lo baik. Sampai ketemu lusa."

Jihan kemudian berjalan meninggalkan pusara sang pemuda. Dengan langkah yang kini ringan. Setelah dua tahun kepergian Tian, Jihan artinya bisa membuang semua penyesalan dan rasa bersalahnya. Hingga ia bisa menapaki alur hidupnya dengan tenang.

_____

Jihan kini sedang berada di sebuah mall besar guna menghadiri acara festival literasi. Sebagai penulis yang sedang naik daun, ia diundang sebagai salah satu pembicara.

Sejujurnya Jihan memang menghindari berada diantara kumpulan manusia ini. Tapi untuk kali ini Jihan malah merasa senang, karena ia pikir berarti sosok Tian begitu dicintai oleh banyak orang.

Setelah selesai dengan sesi pendeknya, kini giliran sesi tanya jawab.

"Apa motivasi mbak Jihan nulis novel ini?"

Jihan mengulas senyum tipis sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Dari sang tokoh utama, saya menulis itu karena sang tokoh utama."

Para audiens sudah ingin bertanya kembali namun sayang, sesi Jihan telah selesai. Kini, giliran penulis lain yang menjadi pembicara.

Penulis itu laki-laki, sempat bertukar senyum sebelum Jihan turun ke belakang panggung.

Sedangkan Jihan dibuat tercengang.

Jihan tak mungkin berkhayal, kan? Masalahnya wajah pria tadi begitu mirip dengan Tian!!!

"Gue kayaknya kurang tidur deh." Gumamnya sebelum pergi meninggalkan mall itu.

Tapi sepanjang perjalanan keluar mall, Jihan tak henti-hentinya memikirkan pria tadi. Apalagi dirinya sepat melirik kembali sang pria saat ia sedang berbicara.

Menolak stres, Jihan kembali melangkahkan kakinya. Enggan dipusingkan.





_______

Namanya juga epilog ya pendek ya gesss.... Tengkyu udah mau ngikutin 13 bab dari cerita 24/7 ini.... apalagi yang udah vote dan komen... 😘😘😘

Enaknya dibikin seri keduanya ga?

Pokoknya sampe ketemu di lapak taesoo gue yang lain... Habis ini gue harus kerja rodi garap Lensera and prince.... Dadahhh

With love
~Jnawa

24/7 [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang