09. RIBUT

1.9K 190 31
                                    

Liam menatap dingin Bastian yang masih asik mengobrol dengan Agnes.

Liam menghembuskan napasnya. "Balik. Gue enek sama cowok brengsek." ujar Liam membuat semua orang yang di meja menatap ke arah dirinya.

"Maksud lo apa Li?" tanya Fano bingung.

Liam tak menjawab. Dia melirik adiknya dari ujung mata. "Balik, atau gue tarik paksa?" Rafael menatap Liam. Dia menghela napas kemudian mengangguk.

Rafael dan Liam mengambil tas nya kemudian berdiri.

"Lo berdua mau pergi?" tanya Delvin.

Tanpa di jawab pun seharusnya mereka sudah tahu.

"Gue lagi males duduk sama cowok brengsek modelan Bastian." sindir nya.

"Dah ah, males ngomongin cowok tolol." sambung Liam sarkas. Dia berjalan lebih dulu di ikuti Rafael sambil meneteng tas nya di bahu kanan.

"Vin! Entar ijinin gue!" teriak Liam setelah agak jauh dari mereka.

Meski bingung, Delvin tetap mengangguk. Kemudian matanya menatap Bastian dan Agnes yang tertawa.

Delvin menghela napas. "Gak habis pikir gue sama lo, Bas. Padahal pernikahan lo belum 1 minggu, tapi lo udah buat perempuan yang gue anggap adek sakit hati." gumamnya kecil.

***

Aluna menutup matanya menggunakan tangan kanan nya. Saat ini dia sedang di rooftop. Sedang merenungkan semuanya. Masalah dengan Bastian, dan masalah tadi pagi soal sosok misterius.

Aluna membuang napasnya sejenak. "Cape banget sampe pala puyeng. Mau curhat tapi ke siapa? Ke Jessica sama Felicya gak mungkin. Mereka belum tau status yang gue sembunyiin. Mau curhat ke Mama tapi takut Mama sedih. Aku harus apa ya Tuhan?"

Aluna menatap pemandangan kota dari atas rooftop. Terik matahari sedikit menyilaukan mata tapi tak urung dia sedikit suka.

"Pengen banget jedotin pala Kak Bastian di sini. Gemes banget sama sikap dia." ujar Aluna pelan. Dia kembali membuang napasnya.

Drtt Drtt

Bunyi ponsel berdering membuat Aluna mengalihkan tatapan.

Kak Delvin. Ya, nama itu lah yang tertera di layar ponselnya.

Tak berpikir lama, dia langsung mengangkat nya.

"Halo?"

"Halo, Al. Apa kabar?" tanya Delvin dari seberang sana.

"Baik. Kalau lo apa kabar Kak?" tanya Aluna balik.

Delvin tersenyum dari seberang sana. "Gue baik. Baik banget malah."

Aluna mengangguk-angguk dan ber-oh saja. Kemudian keduanya melanjutkan obrolannya sampai bel masuk berbunyi.

"Kak, gue matiin dulu ya?"

"Oke. Belajar yang pinter cantik."

Aluna tersenyum tipis dan mengangguk meski Delvin tak akan melihat.

BASTIAN [REPUBLISH]Where stories live. Discover now