Side Story

609 86 6
                                    

#1 Mantan tapi bukan mantan

Tak berhenti melirik undangan yang ada di atas meja kerjanya, Park Jimin merasa gusar. Entah apa yang mengganggu pikirannya. Apakah karena pernikahan Sohyun dengan Taehyung? Atau karena Sohyun tak memberitahunya terlebih dahulu kalau dia akan menikah?

Memangnya apa hubungan kami?

Park Jimin sadar akan itu. Mereka mungkin pernah dekat, tetapi bagi Jimin, Kim Sohyun saat itu hanyalah seorang teman yang membantunya melakukan pendekatan. Kim Sohyun yang ahli dalam banyak hal, termasuk memilihkan hadiah bermerek dan berkualitas tinggi, menyita perhatian Jimin.

Pria itu pun hanya membolak-balikkan kertas undangan. Haruskah ia datang? Jimin malu. Ia tidak punya muka untuk berdiri di pernikahan Sohyun. Ia tidak menyangka bahwa pasangan wanita itu adalah modelnya sendiri. Selama di Seoul, Jimin sempat mengetahui skandal hubungan asmara keduanya. Jika dibandingkan dengan tipe pria idaman Sohyun, sungguh Taehyung adalah orang yang berkebalikan. Memang tipe ideal itu bukan segalanya. Yang penting ada cinta, maka pernikahan bisa terlaksana.

"Sayang? Eh, kau juga dapat undangan?"

Jimin yang tengah bersantai dan melamun di ruang kerjanya, didatangi oleh sang istri. Boreum sering datang di jam makan siang untuk mengajak Jimin makan bersama.

"Kau juga?"

"Iya. Nih, lihat. Aku baru saja mau memintamu untuk menemaniku ke sana. Baguslah kalau ternyata Sohyun mengundangmu juga."

Harus datang rupanya.

Tepat di hari pernikahan Sohyun, Jimin dan Boreum hadir. Boreum berjalan lebih dulu menghampiri Sohyun dan menyerahkan hadiahnya. Sementara, Jimin berdiri kaku di belakang istrinya. Melihat Sohyun yang tersenyum lebar seakan tanpa beban, sudut hatinya seperti ada yang terluka. Dulu Jimin pernah melihat senyum itu, bahkan ia yakin, Sohyun sempat bahagia saat bersamanya. Tetapi apa yang telah Jimin lakukan? Ia menodai perasaan Sohyun yang tulus padanya meskipun ia tahu sejak awal Sohyun menyukainya.

Sekarang Sohyun cantik, kariernya bertambah sukses, dan ia memiliki seorang suami pewaris Geumtae Group, konglomerat generasi ketiga.

Jimin tertawa dalam hati. Sohyun mendapatkan orang yang jauh lebih baik.  Lalu, apakah ia menyesal?

Ya. Aku menyesal. Tapi aku dan Sohyun tidaklah berjodoh. Jadi, aku tetap bahagia melihatnya juga bahagia.

----------

#2 Apa kabar Popo?

Woof! Woof!

Suara gonggongan itu berkali-kali terdengar dan mengganggu tidur Sohyun. Ia pun terpaksa bangun di jam tiga pagi. Popo, anjingnya yang ia titipkan pada Hyanggi selama ia masih di London, kini sudah bertambah besar dan semakin lucu.

"Kenapa, Popo? Kau takut karena bertemu orang baru? Jangan takut, itu kakekmu. Dia ayahku. Ya ... meskipun aku ragu menyebutnya begitu," kata Sohyun dengan mengerahkan imajinasinya.

Sohyun sudah seperti orang gila. Berbicara dengan anjing saat dini hari, ketika normalnya orang-orang telah tertidur lelap di atas kasur.

"Kau besar sekali, ya! Sepertinya Hyanggi memberimu makan dengan baik." Sohyun bangga dan mengelus-elus rambut Popo yang halus.

"Kau tahu, kau akan punya Papa baru. Papa Taehyung haha. Besok, dia mengajakku bertemu ayahnya. Menurutmu, apa aku akan sanggup menghadapi calon mertuaku?"

Sohyun tenggelam dalam pikiran, untuk sejenak ia melamunkan kekhawatirannya. Seperti apa sosok ayah Taehyung dan kira-kira, apakah ia akan diterima dengan mudah?

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang