Jurnal Terakhir

25 8 12
                                    

Buat setidaknya satu jurnal entry minimal 1500 kata (tidak ada batasan maksimal) yang menceritakan:

Pemikiran karakter kalian untuk terakhir kalinya. Bisa menuangkan harapan, bisa kilas balik, apa pun untuk menutup perjalanan kalian sejauh ini.

Waktu Pengerjaan
13-15 Mei 2022 jam 23.59

Diposting di
Wattpad di work yang sudah disediakan

--------------------------

Aku merasa nyeri di kakiku berangsur membaik. Ah, bukan membaik. Ini seperti … kehilangan indra perasa. Tubuhku tak lagi bisa menuruti keinginanku. Sekadar membuka mata pun aku tak mampu. Rasanya begitu lelah, begitu menyesakkan.

Apa ini akhir dari hidupku? Lalu siapa yang akan merawat jamur dan kaktus di laboratorium? Apa mereka akan mati dan layu dengan mengenaskan?

Ah … apa aku akan bertemu Ibu sebentar lagi? Padahal aku belum menikah apalagi bisa memberikan cucu. Bagaimana kalau Ibu menanyakan tentang itu ketika kami bertemu? Apa yang harus kujawab?

Oh, omong-omong soal calon istri, aku teringat pada wanita jamur yang cantik luar biasa itu. Kulit berbercak ungu, cantik sekali. Aku ingin membelainya dengan penuh kasih sayang. Ah! Sayang menikah rasanya impian yang terlalu jauh.

Soalnya kalau jauh, seperti ketika dulu aku berjalan bersama Ibu sekadar untuk mencari makan, jamur, atau kaktus di balik reruntuhan bangunan. Ibu selalu andal meneliti kelembaban suhu, arah angin, juga kepadatan tanah.

Aku masih ingat betul bagaimana Ibu bisa menebak ke mana arah pergerakan spora hingga bisa menebak di mana jamur berikutnya akan tumbuh, kapan berhibernasi, dan masih banyak lagi.

Kalau dipikir, gara-gara kemampuan itu, kami tidak perlu ke pasar membeli bahan makanan hingga bisa nenghemat. Bisa dikatakan, kami dapat makan dengan gratis.

Oh iya, di Liberte, semua bisa didapatkan dengan gratis. Namun, ternyata kanselir punya agenda rahasia.

Dulu, kupikir, dengan meneliti jamur dan kaktus yang tahan banting, aku bisa sedikit membantu dunia dengan menyediakan bahan pangan paling reliable. Agar tidak ada lagi orang-orang seperti Ibu yang harus terluka dan tewas saat mencari makan.

Harapanku untuk menyelamatkan dunia ternyata terlalu muluk.

Gadis Jamur itu benar. Aku tak seharusnya berpikir macam-macam. Aku suka caranya berpikir dan bertindak.

Begitu berani.
Begitu jujur.
Begitu penuh semangat.

Seandainya saja aku punya cara untuk menyelamatkannya agar tetap hidup.

Nasib hidupku tampaknya tak sebagus itu. Kami harus terkulai tak berdaya di sini. Lemah, dengan napas putus-putus.

Aku bahkan tak bisa merasakan diriku sedang ada di mana. Pikiranku rasanya melayang, tapi tubuhku belum juga terbang.

Setidaknya, aku bisa menyelamatkan wanita itu dari peluru. Namun, aku ternyata tidak sekuat perkiraanku. Keracunan karbon mono oksida saja membuatku kolaps tanpa daya.

Ibu dulu pernah juga pingsan mendadak. Ternyata, kakinya terkena tetanus, tapi dia menyembunyikannya dariku. Tiba-tiba Ibu demam tinggi, kejang, lalu mati.

Aku ingin menangis, tapi dulu, aku tidak tahu caranya. Ibu selalu menjagaku, melindungiku, mengisi hari-hariku dengan rasa aman dan gembira.

Ibu selalu berkata, aku istimewa. Meski orang-orang selaku menganggapku bodoh karena mereka tak bisa mengerti apa yang kuucapkan.

Ah, Gadis Jamur itu tidak menganggapku bodoh, bukan? Tuan Wartawan pun begitu berbaik hati berusaha menolongku ketika tertembak.

Aku merasa bersyukur bisa bertemu keduanya, meski ternyata aku hanyalah sebuah beban bagi mereka.

Noli Desperare - NPC2301 TerraWalker Series Role Play EventWhere stories live. Discover now