Pagi ini aku diantar calon suami ke kantor. Ah baru mengatakan dalam hati "calon suami" saja sudah bikin hatiku berbunga-bunga. Sepertinya sepanjang hari ini akan terasa menyenangkan.
Kami sampai di parkiran gedung tempatku bekerja. Kim tidak mematikan mesin mobil karena dia hanya bisa mengantarku sampai sini. Dia bahkan terlihat menyesal karena tidak bisa menemui papa di dalam.
" Maaf karena engga bisa bukain pintu. Aku takut tertangkap kamera." Ucapnya terlihat sedih.
" Haha iya iya santai aja." Jawabku menenangkannya.
" Nanti aku engga bisa jemput kamu ya karena kayaknya syutingnya bakalan sampai sore. Nanti biar aku suruh Aidan jemput kamu."
" Loh kok Aidan lagi? Aku bisa pulang sendiri kok." Protesku. Karena kupikir untuk apa aku harus merepotkan Aidan, padahal aku bisa pulang sendiri dengan memesan taksi atau bisa juga nebeng papa.
" Aku pengen kamu lihat apartemenku sekalian kita ketemu. Aku udah minta ijin om William kok." Jelasnya.
Hah? Kenapa dia mengajakku ke apartemennya? Dan kenapa juga harus Aidan yang menjemputku ke apartemennya?
" Kenapa aku harus lihat apartemenmu?" Tanyaku.
" Itu kan nantinya jadi tempat tinggal kita." Jawabnya dengan bercanda.
" Hahaha, apaan sih kamu jadi beda banget, kelihatan jadi bucin gitu "
" Lah aku kan emang bucin sama kamu."
" Kayaknya kebalik deh, aku kan yang bucin sama kamu."
" Ya udah kalau gitu kita jadian aja oke?"
Pertanyaan terakhir Kim seharusnya menjadi pertanyaan yang pasti akan aku iyakan tanpa harus berpikir lagi tapi entah kenapa saat ini aku justru malah jadi sering merasa harus menimbang-nimbang lagi keputusanku, banyak keraguan di dalam hati untuk melanjutkan hubungan kami.
" Mmmm.. Sesuai perjanjian aja deh, setelah dua kali kencan lagi aku bakal kasih jawaban." Jawabku.
" Jawabannya jangan yang bikin aku sedih ya?" Katanya sambil memasang wajah yang sangat menggemaskan.
" Mmmm... Gimana yaaa?" Aku malah jadi meledeknya.
Kudengar ponsel Kim terus menerus berdering dan kulihat beberapa kali Kim menolak panggilan itu.
" Itu di angkat Kim panggilannya jangan di reject terus."
" Ini Manager Lee paling tentang pekerjaan." Jawabnya kelihatan malas.
" Jangan bikin susah orang dong. Aku engga mau kamu melalaikan kerjaan demi aku. Cukup aku aja yang rela ninggalin kerjaan demi ngejar-ngejar kamu hahahaha." Candaku padanya. Aku sudah mulai terbiasa bercanda dengan Kim. Dan dia pun membalas candaanku
" Dasar. Kamu kalau cantik udah sih cantik aja jangan sekalian sama humoris nanti seharian ini aku keingetan kamu terus loh."
" Lah kenapa jadi gombal-gombalan gini sih? Udah ah aku masuk kantor dulu ya? Bye." Aku langsung membuka pintu mobil dan melambaikan tangan pada Kim. Kulihat Kim terus memandangiku dari kaca depan mobil.
YOU ARE READING
Menikah Dengan Idola
Teen FictionJessica Evelyna William seorang masternim fansite Jonathan Kim yang kerjaannya cuma cari-cari berita tentang idolanya, kesana kesini ngikutin kemana aja oppa J nya pergi. Suatu hari papanya yang mulai kesal dengan kelakuan putrinya yang sering menin...