The Beginning

1.6K 162 26
                                    

The Flower Ocean Hill

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

The Flower Ocean Hill

Alternatif : Mystery of The Flower Ocean Hill
Genre : Fanfiction
Sub-genre : Mystery | Adventure | Fantasy | Action | Historical
Story tagged : Alternatif Universe | Slice of Life | Bromance

From The Lost Tomb universe presented by Zora Lin untuk menyemarakkan Kontes Musim Semi 2022 bertajuk "Spring Chronicles" yang diselenggarakan oleh WattpadFanficID.

----------------

PROMPT

Semua tanaman yang hidup akan menjadi debu saat kamu menyentuhnya, karena itulah keluargamu mengurungmu di tempat yang tinggi dan jauh dari daratan. Hingga seseorang berhasil menemukanmu.

----------------Please enjoy and happy reading ....

Gemericik air, aroma tanah basah, kicauan burung, selaras menyambangi indra pendengaran kala kedua kelopak mata terpejam. Semilir embusan angin terasa membelai permukaan kulit, lembut dan menenangkan pikiran.

Itu suasana yang Wu Xie banyangkan tentang tempat tujuannya kali ini.

Mobil jip berwarna hitam bergerak dari halaman luas rumah bergaya tradisional. Wu Xie masih terlihat sedang memikirkan sesuatu selagi jari-jari tangan kirinya mengusap dagu sementara tangan kanan mengendalikan setir. Sesekali ekor matanya menoleh pada spion samping dan bagian dalam, memastikan tidak ada satu orang pun yang membuntutinya.

Setelah cukup jauh, dia berhenti di persimpangan, menepikan mobil lalu mengotak-atik maps di layar LCD pada dashboard mobil. Dengan lincah jari telunjuknya mencari lokasi yang akan menjadi tujuan kali ini, Kerajaan Mistis Shambala. Konon katanya, kerajaan ini berada di antara gurun Gobi dan wilayah pegunungan Himalaya. Wu Xie memilih jalur ke timur menuju Pegunungan Da Hinggan (Greater Khingan) yang terletak di bagian timur laut Daerah Otonomi Mongolia Dalam, Cina timur laut. Menurutnya itu rute yang paling mudah di antara yang lain.

Kemudian dia melanjutkan perjalanan panjang, dan tepat pukul 12 malam mobil mulai memasuki kawasan hutan. Kegelapan yang menyelimuti semakin menjadi-jadi. Kiri-kanan pepohonan dengan semak belukar, tetapi mobil terus berjalan sampai tiba di sebuah jalan setapak. Sejenak Wu Xie terdiam membiarkan mobilnya berhenti dalam kondisi mesin masih menyala sambil melihat sekitar bermodalkan penerangan dari sorot lampu mobil bagian depan.

"Benar ini rutenya, 'kan?" gumamnya sambil memperhatikan maps.

Merasa yakin Wu Xie kembali menjalankan mobil di atas jalan setapak yang ditumbuhi rerumputan liar. Terus menerabas memaksa masuk menembus sela pepohonan, seakan mencari jalan di tengah gelapnya hutan yang dipenuhi kabut di sepanjang jalan. Setelah jauh masuk ke dalam hutan, mobil berhenti di sebuah semak yang tidak lagi bisa di lalui mobil. Ada satu pohon yang tidak terlalu besar, tumbang menghalangi jalan. Memakai lampu kepala, Wu Xie keluar menyingkirkan pohon tumbang itu, lalu kembali melanjutkan perjalanan.

Sekian lama melewati jalan yang naik turun, akhirnya Wu Xie keluar dari hutan lebat dan menghentikan mobil di depan pondok peristirahatan pendaki. Ada sekitar 8 orang di sana, di luar bangunan mengelilingi api unggun.

Wu Xie segera keluar dan disambut oleh salah satunya yang dikenali Wu Xie sebagai seorang pendaki profesional---keduanya pernah bekerja sama di masa lalu.

"Wow! Bos Muda Wu, kau benar-benar menerobos hutan menggunakan mobil."

"Tidak kusangka kita akan bertemu di sini, Ming Lan. Apa kabar?"

"Baik. Kebetulan aku sedang ada kegiatan dengan anak-anak. Bagaimana denganmu?" Lelaki paruh baya itu menggiring Wu Xie bergabung bersama yang lain.

Wu Xie mendudukkan diri di sebuah kursi lipat, di depan api unggun. "Aku sedang mencari Shambala."

Beberapa orang terkejut mendengar pernyataan Wu Xie. Ming Lan menatap sekeliling sesaat lalu beralih pada Wu Xie dan berkata, "Apa kau yakin, Bos? Aku dengar rutenya tidaklah mudah."

"Hei! Kau meragukan pengalamanku?" Wu Xie sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"Bukan begitu, hanya saja ... aku mendengar kabar angin kalau orang-orang yang mencari Shambala tidak ada yang pernah kembali hidup-hidup."

Bak diajak bernostalgia dan deja vu, kalimat Ming Lan mengingatkan Wu Xie akan perkataan paman ketiga, Wu Sanxing beberapa tahun yang lalu ketika mencari Istana Ratu Barat.

Wu Xie terkekeh-kekeh lalu menatap Ming Lan. "Aku tahu. Aku akan berhati-hati," ujarnya kemudian berbaur dengan yang lain.

Pagi itu, sekitar pondok, kabut tebal menutupi seluk beluk hutan, membuat pandangan mata terbatas. Sejak fajar menyingsing Wu Xie sudah menyiapkan tas dan peralatan yang akan dibawa untuk mendaki. Dia menghampiri orang-orang yang berkumpul di depan pondok, lalu menyerahkan kertas yang dilipat menjadi kecil ke tangan Ming Lan.

"Berikan itu pada Pangzi saat kau kembali nanti."

Setelah berpamitan, Wu Xie pergi lebih dulu meninggalkan mobilnya di pondok tersebut setelah menitipkan pesan pada Ming Lan. Dia mulai mendaki rute yang diarahkan oleh maps dan peta manual di tangannya. Titik utama lokasi tersebut berada di sebuah bukit jika dilihat dari struktur warna yang ditampilkan oleh maps.

Wu Xie tidak tahu apa yang ada di sana, tetapi dia yakin bahwa tempat itu adalah gerbang utama menuju Kerajaan Mistis Shambala.

Angin tiba-tiba berembus, membelai perpotongan leher Wu Xie dan membuatnya bergidik. Entah mengapa dia mendengar lirih suara bisikan di telinga.

-----------

'Bunga mati, lenyap tanpa sisa di tangannya.'

The Flower Ocean Hill [✓]Место, где живут истории. Откройте их для себя