🍉Dokter Lee🌰

1.6K 77 2
                                    

Mempunyai riwayat penyakit yang mematikan tentu saja tidak di inginkan oleh semua orang.

Namun mau bagaimana lagi, Lucas harus terima dengan takdir nya yang di beri penyakit mematikan itu.

Awalnya memang sulit bagi Lucas, dan tak jarang di benak pria cantik itu untuk menyudahi hidupnya dengan cara bunuh diri dan semacamnya. Namun jika dipikir-pikir itu hal bodoh yang hanya orang bodoh lakukan.

Dirinya di nyatakan bisa sembuh dari penyakitnya itu, namun dengan syarat Lucas harus sering-sering check up terapi. Dokter Lee bilang minimal ia harus dua hari sekali untuk memeriksa kesehatan nya itu. Lucas awalnya menolak tidak setuju, bagaimanpun ia hidup sendiri. Jadi di pikiran nya untuk apa ia sembuh dan terus hidup.

Lucas benar-benar hidup sendiri, tidak ada sang suami yang menemani. Hanya sekedar pemeriksaan pun sang suami enggan untuk mengantarnya. Yang membuat Lucas harus mandiri. Sebenernya Lucas punya suami, namun ia ditalak semenjak sang suami tau dirinya mempunyai penyakit mematikan itu.

Hingga perjuangan Dokter Lee yang mengatakan ia telah sembuh, membuat nya entah harus berekspresi seperti apa. Jujur Lucas senang, namun ia juga sedih entah mengapa.

"Selamat Lucas Wong anda di nyatakan telah 99% sembuh." Dokter Lee dengan senyuman secerah matahari menjabat tangan Lucas.

"Anda serius dok?" namun tatapan dan suara Lucas berbeda, entahlah. Lucas rasa ia akan kehilangan sesuatu hal lain.

"Tentu saja Lucas, anda benar-benar telah sembuh!" Yang sepontan membuat Lucas langsung memeluk dokter muda itu.

Mark Lee, sudah beberapa tahun terakhir ini telah menjadi dokter perawat Lucas. Dokter muda itu tidak pernah mengeluh sedikitpun untuk penyembuhannya. Hingga akhirnya Lucas sembuh seperti sekarang ini.

Jujur dokter muda itu sangat senang sekaligus sedih. Senang karna pasien nya telah sembuh total, dan sedih karna mungkin mereka tidak akan pernah bertemu lagi?

Memang Mark akui, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali melihat pria cantik itu. Saat memasuki ruangannya untuk memeriksakan diri, dengan wajah yang pucat pasti. Namun di mata dokter muda itu masih terlihat cantik.

"Kalau begitu saya permisi, dokter. Terimakasih atas perjuangan anda."

"Tidak Lucas, kau sendiri yang ingin sembuh. Aku hanya membantu."

"Tetap saja aku tidak akan bisa sembuh karnamu." yang hanya mendapatkan senyuman manis dari dokter Lee.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi, dokter Lee." ujar Lucas dan melangkah pergi setelah sang dokter menganggukkan kepalanya.

Hal yang paling di takuti dokter muda itu beberapa detik lalu. Pasiennya pergi dan tidak akan pernah kembali lagi, tidak-tidak! Seharusnya ia senang karna pasien nya telah sembuh. Namun hatinya tidak bisa berbohong, kalau dirinya begitu sedih.

* *

Sudah satu bulan Mark menjalani profesi nya sebagai dokter tanpa pasien yang sangat di cintai nya itu. Dokter muda itu nampak sedih saat sendiri, karna dengan itu dia selalu teringat oleh Lucas.

Saat ini waktu baginya untuk beristirahat, banyak teman-teman dokter nya mengajak untuk makan di luar ataupun di kantin rumah sakit. Namun Mark, si dokter muda itu menolak nya dengan halus.

Dokter Lee lebih suka menyendiri, semenjak Lucas dinyatakan telah sembuh. Ada rasa rindu yang tak pernah bisa di jelaskan, dan Mark tidak tahu ada apa dengannya ini.

Tok tok tok!

Ketukan pintu membuatnya tersadar, Mark berdehem dan langsung menyuruh masuk. Ia heran bukankah ini jam waktu istirahat, mengapa ada yang ingin berkontrol dengannya.

"Masuk."

Tak lama setelah itu pintu ruangannya terbuka, menampakkan sosok pria manis yang tengah berdiri disana. Pria yang belakang ini tidak pernah dilihatnya, benar itu adalah Lucas pria yang belakang ini mengganggu pikirannya.

"Selamat siang dokter Lee."

"Selamat siang Lucas, silahkan duduk."

Lucas berjalan mendekat lalu duduk di kursi depan dokter Lee, dirinya membawa beberapa bingkisan kecil dan satu lembar kertas. Dapat dokter Lee lihat itu seperti kertas undangan pernikahan ataupun semacamnya.

"Maaf sebelumnya, dokter sedang tidak sibuk kan?"

"Tidak santai saja Lucas."

"Aaahh baiklah, saya ke sini ingin menyampaikan sesuatu tapi sebelumnya saya bawa bingkisan untuk dokter, atas ucapan tanda terimakasih karena dokter saya menjadi kuat seperti sekarang ini."

"Tidak apa-apa, itu sudah menjadi tugas saya. Saya senang bisa melihat kamu sehat seperti ini."

"Oh iya saya kesini juga ingin mengasih sesuatu, tolong datang ya dok." Lucas memberikan surat undangan itu kepada dokter Lee.

Dokter Lee menerimanya, butuh beberapa detik untuk otaknya mencerna. Hingga akhirnya ucapan Lucas membuatnya sadar dan hatinya seakan tersengat listrik.

"Saya akan menikah minggu depan, jadi dokter tolong datang ya." Setelah mengucapkan hal itu Lucas kembali berdiri.

"Saya pamit, masih ada janji dengan calon suami saya." Lucas menunduk sekilas, senyumannya begitu manis namun menghilang saat pintu ruangan ditutup dan Lucas pun pergi.

Sakit, namun Mark bisa apa?

Selain mendoakan yang terbaik untuk Lucas kan, lagipula dari awal Lucas tidak pernah tahu jika dia mencintainya. Bagaimanapun cinta sepihak tidak akan pernah berakhir bahagia, entah itu dalam konteks apapun.

Jadi pilihannya ada dua, nyatakan perasaanmu atau pendam dan kau akan kehilangan orang itu. Ya, Mark terlalu pengecut, hingga akhirnya kehilangan orang yang sangat dicintainya.

..

Udah lah ngak tau kayak apa ini, bawaannya lagi pengen ngesad awokawok:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lucas × All [SuperM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang