✭7 warna pelangi✭

675 70 0
                                    

               —7 warna pelangi—

Sean merebahkan dirinya di atas kasurnya yang empuk sambil menatap langit-langit kamarnya.

Sean masih membayangkan betapa cantiknya sosok ibundanya yang berada di foto tadi, itu membuat hatinya senang, tetapi Sean juga sedih karna ia telah menjatuhkan bingkai foto itu, ia masih merasa bersalah.

                              ***

Disisi lain Mahesa tengah mengobati pipi Juna, pipi Juna terlihat sangat merah dan sedikit membiru akibat tamparan yang cukup keras dari sang ayah.

"Maafin gue, Jun." Ucap Mahesa tiba-tiba.

Sontak Juna langsung menoleh kearah sumber suara dengan tatapan yang datar dan sedikit lelah.

"Lo gak salah kak, ngapain minta maaf?" Tanya Juna kepada Mahesa.

"Gue gak bisa jagain lo." Jawab Mahesa.

"Pikirin diri lo sendiri, lo sendiri masih banyak luka yang membekas." Ucap Juna.

"Gue tau itu pasti sakit kak, tapi lo sembunyiin dari kita, lo udah kerja keras buat kita." Lanjut Juna.

Dalam lubuk hati Mahesa yang terdalam ada sedikit rasa terharu akibat perkataan Juna, Mahesa merasa bahwa ia sudah berhasil menjaga keenam adiknya, meski sulit tapi ia yakin ia bisa melewatinya.

"Makasih kak.." Ucap Juna lagi yang berterima kasih kepada Mahesa, Juna sangat bersyukur mempunyai kakak seperti Mahesa dan yang lainnya, ia merasa terlindungi.

Mahesa hanya mengangguk sebagai jawaban, dan tanpa Mahesa sadari sebutir air bening berhasil terjun bebas dari matanya.

"Makasih juga karna kamu udah bertahan Juna, gue bakal cari jalan keluar untuk kita mendapatkan kebebasan." Ucap Mahesa dengan nada yang bergetar.

Juna tau jika Mahesa sedang menahan tangisannya, Juna tau apa yang sedang Mahesa rasakan, itu tergambar lewat mata Mahesa yang indah.

Setelah itu Mahesa pergi dari kamar Juna dan pergi kembali ke kamarnya, sesampainya Mahesa di kamar, ia langsung menumpahkan seluruh air matanya, ia sudah tidak kuat menahan air matanya itu.

                              ***

Sedangkan Rajaska masih terlihat kesal dengan Joshua, ia selalu saja mempunyai dendam yang tertanam di hatinya kepada Joshua ayahnya.

Raja merebahkan tubuhnya di kasur dan melihat langit-langit kamarnya.

Tiba-tiba saja, Raja berada di tempat yang sangat indah padahal sepertinya tadi ia sedang merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.

Raja merasa ia seperti berada di sebuah taman yang cantik.

Raja berjalan perlahan untuk meneliti taman yang cantik dan indah itu, terdapat sebuah jembatan di taman itu, Raja pun memilih untuk menaiki jembatan itu dan melihat sisi-sisi taman lewat jembatan yang ia naiki.

Tetapi pada saat Raja tengah menikmati udara yang berhembusan dan pemandangan taman yang sangat indah, ia melihat ada sesosok wanita paruh baya yang berdiri disamping jembatan itu.

Raja penasaran siapa wanita itu, dan pada saat Raja mendekati wanita itu, wanita itu langsung menoleh dan memberikan senyum yang hangat kepada Raja.

Pada saat yang bersamaan Raja merasakan ada rasa kasih sayang terhadap wanita paruh baya yang berada tidak jauh dari tempat Raja berdiri, dan ia kembali mengingat jika wajah itu terlihat sangat mirip oleh ibunya.

Dengan pakaian yang anggun dan memakai topi yang sangat cantik, itu membuat sang ibu terlihat begitu menawan.

Tiba-tiba saja topi itu terbang terbawa angin, sontak wanita itu berusaha mendapatkan topinya kembali, tapi ada saat itu, wanita itu tergelincir di pagar jembatan itu.

7 Warna Pelangi | Enhypen[END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora