LMAP - 11

31 7 2
                                    

"Bun bun, Yechan lapar."

Tepat di sore hari, Kevin dengan Yechan masih berada di rumah Jaehan hingga selesai makan malam.

"Kamu ambil saja jajan di tas bunda ada."

"Terimakasih bun, Yechan ambil nih."

"Iya nak, makan saja."

"Kevin sudah beres beres untuk nanti malam?"

"Oh, sudah kok pa."

"Mau kemana memangnya nanti malam?"

Yechan tidak sengaja mendengar pembicaraan antara Jaehan dengan Kevin yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka.

"Mau lihat drama, kamu pasti suka."

"Papa jangan begitu."

"Eum? Drama apa?"

"Drama rumah tangga, kita bereskan itu nanti malam di rumah ayahmu."

"Yechan boleh ikutan?"

"Gausah nak, Yechan diam saja."

"Yechan bakal bantu bun bun kalau mereka mulai mengobrak-abrik fakta."

Sekarang sudah tepat jam tujuh malam, mobil berjalan menuju ke pusat kota alias ke rumah Xen. Disana sudah ada keluarga Xen, juga bersama keluarga Jisun. Ada satu pria yang tampak memasang wajah sedikit kesal, marah, kecewa. Kevin pernah melihat ia sebelumnya, tapi tidak tahu dimana. Jam makan malam pun tiba, obrolan mulai terbuka.

"Bagaimana masakan bibi? Enak tidak? Yechan, kamu sudah besar sekarang ya? Apa benar kamu berhenti sekolah?"

"Enak, iya Yechan lebih memilih berhenti sekolah dan homeschooling."

"Kevin, menantu ku. Bagaimana keadaan mu sekarang? Apa baik baik saja?"

"Aku tidak apa Tante."

Kepala keluarga Xen berdiri dari tempat duduk, menunjuk ke arah Jisun yang bersama Xen.

"Hei jalang, berapa lama kau dekat dengan anakku?"

"Berapa lama? Hanya 17 tahun."

BRAK, Tuan Lee menggebrak meja dengan kasar. Membuat semua orang disana takut, terkecuali Jaehan. Kevin memeluk tubuh Yechan agar anaknya tenang.

"HANYA?! ORANG TUAMU MENDIDIK DENGAN BAIK, PERLAKUAN MU SANGAT SENONOH. KAU TIDAK TAHU? KEVIN SUDAH MENIKAH DAHULU DENGAN XEN!"

"Oh iya? Maaf ya Kevin, tapi Xen kagak sayang sama lo."

Kevin masih bersabar setelah mendengar perkataan Jisun, sedangkan semua orang disana sudah emosi. Terkecuali Jisun sendiri.

"Jaga mulutmu, Kevin terlalu sabar dalam masalah ini. Sedangkan kau? Seenaknya merebut suami orang. Bahkan es kiko lebih mahal darimu."

"Idih idih, masalah buat lo? Udah tua lagian, nanti di invite Tuhan kalau suka marah marah."

Kesabaran Kevin mulai habis, beraninya berkata tidak baik kepada ayahnya sendiri. Kevin berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke arah Jisun lalu menampar pipi halus Jisun. Semua orang yang melihat terkejut, bahkan Xen yang melihat tidak percaya jika itu jiwa dari Kevin sendiri.

"Lo boleh ngatain gue, TAPI JANGAN KELUARGA GUE."

Jisun tidak kaget melihat Kevin seperti itu, ia berdiri lalu mendorong tubuh Kevin ke belakang.

"Lo laki tapi lemah, mending jauh dari Xen."

"Oh? Keep your words."

Kevin sengaja melebarkan salah satu kakinya agar Jisun tersandung.

"AW, SAKIT."

"Perempuan seharusnya jangan di kasarin, oke memang benar. Tapi kelakuan mu, harus diberikan pelajaran."

"Bantu aku mami, papi"

"Kau sudah membuat keluarga kita malu. Kami tidak akan membantumu lagi."

"Xen sayang?"

"Saya tidak bisa membela mu."

"Bagaimana nona? Tuan Lee, anda memiliki laptop atau komputer?"

"Tentu ada."

"Tolong bawakan kemari dan nyalakan laptopnya."

love me again please - 2jinwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang